Tuesday, November 25, 2008

Nur Imaji

Melukis tentang kamu adalah kegairahan tanpa awal yang (inginnya) mengalir seperti bening embun di lembah Merbabu. Sebab keniscayaan yang terpampang adalah keinginan untuk menjanjikan pita merah jambu pada sebuah gaun malam yang disemayamkan, pada raut wajah yang absurd, ketidaknyataan yang diaduk dengan ketidakpastian pada adonan tema yang dikumadangkan di bibir hati.

Yang kutahu adalah tentang keanggunan, tentang kearifan yang dibungkus dengan selendang keindahan berkerudung hijau muda, segar, seperti dedaunan pohon bukit asri yang meminta cahaya matahari pagi. Juga tentang kesederhanaan dan keberpihakan pada definisi obyektif tentang persepsi yang dikalimatkan dengan santunnya sejumlah kata yang dilayarkan di kaca monitor. Hanya itu, selain itu adalah silhoute yang tak ingin kunyatakan dengan sketsa karena bisa saja tidak sebanding dengan aroma yang kau sebarkan.

Maka engkau bisa ( sangat ) nikmati hari-harimu dengan khusyuk
Maka engkau bisa ( jadi ) menerbitkan kalimat replay untuk menyegarkan suasana
maka engkau bisa ( wajib) menerjunkan argumenmu yang cerdas nilai

Dan
Nikmati hari-hari cerdasmu dengan keyakinan
Nikmati harimu dengan bintang
Nikmati perjalananmu dengan hati-hati
Nikmati suasana ruangmu dengan hati

Semoga kelak menjadi bintang
Semoga kelak menjadi aura
Semoga kelak menjadi cahaya
Semoga kelak menjadi nur yang menghangatkan
Semoga

No comments: