Friday, June 30, 2006

Rantai Perjalanan Rohani

Rabu, Abu-abu
Dingin malam udara pegunungan tidak mengurangi kebiasaanku melakukan qiyamul lail, bergegas berwudhu pada dinginnya dinihari pukul 03 di kota wisata C, menumpahkan doa, mohon kedamaian hati dan berbisik pada suara kasih sayangMu. Hati ini abu-abu, hati ini merasa seperti debu, hati ini merasa seperti berada pada ruang hampa, hati ini kelabu manakala sampai pada pusat persimpangan keinginan. Dan padaMu jua aku berserah diri mohon "perdamaian pada hati", mohon "kedamaian pada ruang rasa".
Sekolah rohani di kota C semakin memperdalam aqidah istiqomah dan aku bertekad memberikan yang terbaik sebagai wakil untuk kegiatan religi next month in Y. Kegiatan outbond bersama rekan lain sungguh menyenangkan, tertawa bersama, silaturrahmi dipererat, semuanya serba religi dan inilah yang semakin menggiatkan aku untuk tampil maksimal sebagai duta yang mewakili.
******
Kamis, menjelajah Ibukota
After Zuhur, pamitan lebih awal because tomorrow mengikuti exam (mestinya sekolah rohani ditutup Jumat Subuh) dan diijinkan. Maka bersama rekan panitia menelusuri jalur wisata menuju ibukota, mengikuti irama tol, irama kesibukan, irama kesesakan, irama kemacetan, irama khas ibukota. Aku menikmatinya, aku memeluk ibukota selama 3 jam, berputar, berkeliling layaknya turis yang ingin memanjakan pandangan mata. Ada rasa puas, ada rasa senang, ada rasa lega walaupun harus menelan letih.
Menjelang senja, kembali dengan Argo Muria bersama rasa lelah sekujur diri. Di kursi sebelah (kok tiba-tiba aja) sudah ada sosok gadis semampai berwajah (cantik luar biasa). Tapi aku lagi gak mood ngomong, hanya sekali melirik, sekedar basa basi, baca Gatra, denger musik dari HP, disajikan makan malam, sedikit batuk, lalu pulas sampai menjelang tiba. Kali ini aku lagi gak mood walaupun di sebelah persis ada teman perjalanan yang benar-benar menggairahkan dan rela untuk diajak ngomong.
Emang lagi gak mood
Jadi gak bisa dipaksa apalagi maksa-maksa
Hati memang lagi gak mood
Hati ini lagi ingin konsentrasi
Hati ini tidak ingin diganggu
Karena hatiku lagi ada dipersimpangan
Karena hatiku lagi ada di traffic light
Apakah aku akan terus menyirami bungaku .................
*****

Monday, June 26, 2006

Lebih Setahun Aku......

Apakah aku masih keki dengan sekuntum bunga sedap malam, itulah satu pertanyaan yang mengiringi langkahku hari ini. Jawabannya masih, kenapa, ya karena dia tidak pernah mau memahami betapa sesungguhnya aku menyukai aura wewangiannya, warnanya dan sinar warnanya.
Lebih setahun aku berupaya menyirami taman bungaku, lebih setahun aku berupaya merawatnya dengan sentuhan kasih sayang, lebih setahun aku berupaya mengistimewakan dirinya dari berbagai rangkaian bunga yang lain. Kutempatkan dia di sweet room kamar hati, kupuja dia sepanjang renungan, kuangankan dia sebagai primadona karena hanya dia yang mampu memberikan sinar beutiful eyes di ruang hati.
Kalimat insyaAllah itu selalu mengiang di sudut telinga ketika aku menanti sentuhan auranya, dan dia tidak pernah memberikan aura wewangiannya untukku, dan dia tidak pernah memberikan sinar warnanya tuk menerangi kamar hatiku, dan dia tidak pernah merapat di pelabuhan hatiku.
Seandainya engkau tahu isi hatiku, bunga
Adalah sebuah keniscayaan yang menjadi renungan hati
Seandainya engkau mau mengerti, bunga
Adalah perjalanan malam yang akan menghantar mimpi indah bersama aura
Seandainya engkau mau memahami, bunga
Adalah penggalian rasa terdalam yang akan menemukan sebuah nama, namamu
(Thanks to A dan N yang selalu menemani kekosongan suasana hati, manakala semua terasa hambar tanpa garam, tanpa gula. Kadang aku butuh teman yang mau memahami rasa sebagai penyedap ruang hati untuk mengharumkan kamar hati yang hambar).
(Perjalanan malam dengan bus menuju C sedikit memberikan rasa nyaman, menikmati jalan, menikmati suasana, menikmati keletihan dan hiruk pikuk jalur pantura).
Selamat malam bunga, selamat malam beautiful eyes
Lebih setahun aku berupaya menyirami bungaku
Lebih setahun aku berupaya menyimpan wangi bunga sedap malamku
Karena aku menyayangimu
Karena aku mencintaimu
AKU TELAH SAMPAI DI PERSIMPANGAN
AKU TELAH SAMPAI DI KELETIHAN
AKU TELAH SAMPAI DI SUDUT RUANG
HARUSKAH AKU MELANGKAH TERUS ...........
*****

Sunday, June 25, 2006

Capek, Kurang Fit

Sabtu, as usual, to Campus menekuni modul, hanya saja kondisi kurang fit dan bete, tapi agak terhibur juga dengan guyonan menggoda dari teman-teman dekat via hape. Kadang aku suka berlebihan kalau bercanda, untung saja si teman-teman pada memahami gaya canda aku, karena memang begitulah adanya, vivere pericoloso.
Ahad, kondisi makin kurang fit dan terpaksa istirahat total, gak usah mikirin exam, gak usah mikirin mdq, gak usah mikirin planning, gak usah mikirin yang susah-susah, gak usah mikirin orasi. Mendingan tiduran sambil baca yang ringan-ringan. Yah moga-moga aja sembuh sebab esok harus berangkat lagi yang mestinya kondisi harus fit.

Friday, June 23, 2006

Refren Lagu Itu

Kembali ke my city dengan berbagai jabat tangan erat setelah dua hari berdiskusi, bercengkerama, bercerita dan membagi kegembiraan di kesejukan udara yang menyegarkan itu. Sepanjang jalan masih juga "berbagi suara" bersama rekan se mobil untuk menyenangkan suasana, menyenangkan hati, menyenangkan irama (sebenarnya capek banget sih).
Refren lagu Irwansyah menemani perjalanan hati, menemani perjalanan nurani :
Aku memang pencinta wanita
Namun ku bukan buaya
Yang setia pada seribu gadis
Ku hanya mencintai dia
Aku memang pencinta wanita
Yang lembut seperti dia
Ini saat ku akhiri semua
Pencarian dalam hidup
Dan Cintaku ternyata
Yang ku mau hanyalah dia
(Thanks to Y dan D yang setia memberikan rasa berbagi, selama aku menghirup udara pegunungan nan sejuk yang menyegarkan. Semoga di lain waktu kita akan sua kembali)
****

Thursday, June 22, 2006

Demi Waktu, Sun Pipi, Keki

Sengaja kupilih lagu Ungu "Demi Waktu" ketika giliranku tiba pada Dinner Together With Song, malam kebersamaan di koridor terbuka hotel megah bintang TR di kota T yang sejuk berbukit. Aku benar-benar meresapi lagu itu yang diiringi electone dan hadirin memberikan applaus cukup semarak . Bagiku itu sebuah surprise yang menyenangkan.
Tetapi yang lebih surprise justru ketika aku mendapat souvenir yang diserahkan rekanita Y yang supel dan menarik itu. Sambil berjabat tangan erat dan mendapat "hadiah" sun pipi kiri kanan diiringi tepukan dan canda hadirin yang lain, dia membisikkan sesuatu di telingaku dengan lembut:
" Lagu itu pengalaman pribadi abang ya".
Aku hanya tersenyum sembari memandang wajahnya yang berbinar itu. Langit malam penuh dengan bintang dan bintang.
(Maka hilanglah keletihan seharian melakukan "persamaan data" bersama rekan lain. Maka sirnalah kepenatan tubuh seharian duduk menghadapi laptop mengisi data. Tapi rasa keki dengan RE SMS nya yang "selalu insyaAllah itu" tetap saja mengusik suasana arteri hati).
Dan biarkan keki itu menjadi catatan hati
Dan biarkan surprise itu menjadi catatan hati
Dan biarkan lagu itu menjadi catatan hati
Dan biarkan suasana itu menjadi catatan hati
AKU INGIN MENIKMATI SEMUA CATATAN ITU DENGAN BERBAGAI RASA

Wednesday, June 21, 2006

Catatan Perjalanan

Menelusuri jalan raya menuju Timur pulau seperti hari ini, atau apapun tujuannya selalu membawa suasana "menikmati". Aku memang paling suka traveling. Beberapa tahun silam juga aku pernah nekad menjelajah lintas Sumatera, menelusuri pinggang pulau, menikmati pergantian kultur, menjelajah perbedaan etnik dan mengapresiasikan semua itu pada pencarian makna kebesaran penciptaanNya. Pada saat lain menjelajah lintas Kalimantan Timur, Selatan dan Tengah dengan tantangan alam yang luar biasa, tapi sekali lagi aku menikmatinya.
Hari ini menuju Timur pulau menikmati kecepatan, menikmati pertukaran suasana dan menggantinya dengan membaca selimut bumi hijau mengantar kesegaran mata (Cuma hati rada keki, katanya insyaAllah akan RE, tapi di wait terus gak nongol REnya, sampai hati kamu mengabaikannya, padahal pada saat seperti ini aku butuh "kehadiranmu").
(Di tempat tujuan, benar saja, begitu tiba disambut dengan sapaan ramah penuh smile oleh rekan Y. Dan kita jadi cepat akrab. Jarang-jarang aku dapat rekan seakrab Y, supel, ramah, menarik, terbuka dan gaul serta ceria pada everyone. "Apa kabar Bang", sapanya lembut dan kita pun terlibat obrolan hangat.)

Tuesday, June 20, 2006

Met Ultah ya

Met Ultah ya
Semoga menjadi mentari pagi nan menyegarkan
Semoga menjadi rembulan melankonis
Semoga menjadi matahatinya mentari
Semoga menjadi mentarinya matahati

Monday, June 19, 2006

Si Gagah Gemulai

Si gagah gemulai itu memang lebih sering menjengkelkan. Tapi aku berpikir positif aja, soalnya memang menurut aku dia itu anomali, maksudnya ya itu, gak ngikutin sunatullah atau manhaj rabbani. Di dunia ini kan semua berpasangan, karena itu sunatullah, ada pagi ada sore, ada siang ada malam, ada pria ada wanita. Dan si gagah gemulai itu asyik dengan dirinya sendiri alias masih sendiri bak bujang lapuk kata orang minang, jomblo berkepanjangan kata bahasa gaul.
Tapi itu mah urusan dia, cuma kata psikolog, model orang seperti itu cenderung berpikiran priyayi tapi bermental abangan, ya itu tadi egois, merasa harus dilayani, merasa paling benar sendiri, merasa menjadi one man show. Puncak kejengkelanku hari ini melihat tingkahnya yang sok kemayu itu, dan daripada ngeliatin mukenye yang sok jaim itu mendingan aku melihat panorama jalan kota, cari udara segar, menjelajah Gramedia, menelusuri rak buku dan membaca berlama-lama.
Kata beberapa fren sih, berhadapan dengan si gagah gemulai itu memang selalu dianggap "kita ini selalu salah dalam pandangannya" dan hanya dia yang benar dan mesti benar. Tapi bagiku menghadapi orang model beginian gak usah direken, lugas dan tegas, lagian dulu juga kagak kenal kok. Memang harus begitu menghadapi orang anomali.

Sunday, June 18, 2006

Menikmati Ahad

Menikmati pagi dengan "berkunjung" ke Sp Lima, walking with keceriaan hati, menghirup udara pagi mengantar jalan-jalan santai seperti kebiasaanku setiap minggu, kalau gak jalan kaki ya bersepeda santai. Hitung-hitung ada lebih satu jam pulang pergi walking and sekali memutar Sp lima, capek tapi ada kesegaran di sekujur badan.
Menikmati Ahad dengan reading and reading, sesuatu yang memang jadi kegemaranku, sembari mempersiapkan examination and musabaqah. Suasana di rumah hening tanpa hiruk pikuk voice anggota keluarga because they are persami in their school. Ya, jadi tambah khusyuk aja membaca dan mengolah tatanan naskah dan materi exam.

Saturday, June 17, 2006

Surprise with Flower

Ada warna surprise yang menyenangkan Jumat ini ketika tanpa sengaja A menerima my call, dan tiba-tiba saja semuanya mengalir seperti air, mencairkan "hubungan diplomatik" yang membeku. Iya deh, kita saling memaafkan, saling memahami dengan ketulusan, begitu yang kamu katakan direct and via sms. Aku senang banget dengan sapaannya dan baris katanya lewat sms, ya moga-moga aja ke depan kita akan tetap saling smile, saling mengerti without prasangka, dan persepsi. Thanks ya A, I feel that today the sun set with your smile. Aku pernah katakan wajahmu seperti rembulan namun kali ini aku ingin katakan senyummu seperti bulan empat belas hari, purnama indah. Okey, semoga pertemanan kita menjadi lebih smooth, smarth dan cerdas.
*****
Seperti biasa selepas maghrib aku menuju kampus bunga yang penuh dengan semarak bunga dan "bunga". Yang menarik dari kampus ini adalah suasana yang dibangun mirip model perkuliahan di LN seperti di Sydney Australia. Ketika beberapa tahun lalu sempat mengikuti training di UTS Sydney selama 1 bulan, aku merasakan ada kesamaan pola dan sistem yang dianut, semuanya serba komplit, eksistensi mahasiswa benar-benar dilayani dengan semangat science yang full orientation.
Ini yang buat aku jadi betah, membangun komunikasi dengan sesama rekan mahasiswa sekalian memandangi keindahan "bunga-bunga yang berjalan". Kadang-kadang memandang pemandangan seperti ini terasa lebih indah daripada mengajaknya ngobrol. Apalagi ketika aku memandang si bunga ternyata ada bunga yang balas memandang, jadi lupa tuh ama materi
kuliah.
Lebih baik deh memandangnya saja karena bunga-bunga itu memang layak pandang, layak lihat tapi tidak layak untuk pandang dan petik, bisa repot urusannya, ntar dimarahi ama tukang kebunnya. Cukuplah bagiku menyimpan sekuntum bunga, sekuntum kembang yang memiliki keindahan beautiful eyes, yang mampu membawa nyanyian hati.
Duh bunga,
kabarkanlah pada angin
untuk menyampaikan salam auramu nan mempesona itu.........................
****

Thursday, June 15, 2006

Care Banget

Ketika aku akan menuju parkir mobil, ada seseorang wanita ngajak ngomong sebuah produk finance, sebenarnya aku gak begitu interest tapi dari gaya bicaranya yang marketer banget gak salah juga kalo ngikutin caranya bermarketing komunikasi itu, sekalian mengobservasi bagaimana seseorang mampu menjadi dekat secara informal. Oke dan kita tukar kartu nama sedang dia serahkan proposal utk aku pelajari, tapi sejatinya aku gak minat kok cuma sekedar mengimbangi portofolio komunikasi yang dia mulai. Ini marketer sales ditambahi imbuhan banget.
Di sebuah service station mobil ternama, sesuai booking aku service kan mobil, dan lagi-lagi marketing komunikasi disebarkan oleh Customer Service pria, dengan berupaya memperbaharui data dan catatan tentang service kemudian mempersilakan aku ke ruang tunggu, dengan janji setengah jam selesai. Ini Customer banget deh, dan aku segera menuju ruang tunggu ber AC, ada bahan bacaan, ada kulkas, ada minuman, ada snack dan segera aku hendak mencicipi snack (untung saja aku tersadar bahwa aku sedang puasa, ya gak jadi dikunyah).
So, dunia marketing and customer sebenarnya gak repot-repot amat ya, asal mampu memberikan sinar komunikasi dengan lapis legit yang bernama senyum dan olah bahasa yang sedikit menjual. Sebisanya aku memahami itu dan mencoba menjadikannya sebagai bahan untuk penceritaan sebuah tulisan, dan aku sedang menuju kesana, sedang mempersiapkannya.

Wednesday, June 14, 2006

Deal Itu

Ada dua deal yang menjadi kewajibanku hari ini, yang satu permintaan tiba-tiba untuk buat naskah MDQ jilid kedua, yang satu lagi deal arisan lunch with my group. Repotnya rekan kerja juga punya lunch together, tapi aku tetap pilih deal wajib itu karena this month lagi kebagian jatah mentraktir. Maka suasanapun jadi ramai lancar, makan siang bersama di sebuah tempat dengan rekan "setali tiga uang".
Tentang penyelesaian naskah itu, aku jadi lintang pukang juga mempersiapkannya, setidaknya harus selesai malam ini minimal 10 halaman, mana naskah religi lagi yang harus berhati-hati mengambil dalil naqlinya. Akhirnya aku berjibaku, buka lemari pustaka, pontang panting menyelesaikannya dan alhamdulillah selesai juga.
*****
( Thanks to N yang katanya bikin keki si A. Biarin aja ya N, yang penting kita jaga tali silaturrahmi diantara kita, tanpa negative thinking, tanpa su'uzon. Kayaknya si A makin gondok aja sama aku, gitu kan N tapi gak papa, semakin dia keki semakin ketahuan pribadi yang sebenarnya. Cuek aja lagi.)
(Nilai sebuah pertemanan adalah bagaimana merasionalkan komunikasi dari point of view yang positif tanpa menaruh rasa didalamnya, biasa aja lagi. Rasa itu adalah wilayah rumah hati yang bermain di koridor rasa suka, rasa kasih, rasa sayang. Kamar hatiku yang menyimpan wangi bunga pada sekuntum bunga sedap malam adalah bagian dari suasana hati untuk seseorang saja, bukan untuk setiap orang. For someone, not everyone because it is feeling region yang menjelajah rumah hati, gitu loh N. Dan kita tidak bermain di wilayah itu kan ?)

Tuesday, June 13, 2006

Gado-Gado Ucapan

  • Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, selamat jalan UDA, semoga Allah Azza wa Jalla menyambut kedatanganmu dengan senyum dan perpisahan dua alam ini seniscayanya adalah perpisahan jasad untuk kembali ke alam roh dan menutup pertanggungjawaban life in earth. Selamat jalan UDA......
  • Untuk yang lagi liburan di NAD, Selamat menikmati jalan-jalan di bumi Aceh, kirim salam pada Masjid Baiturrahman dan resapilah keperkasaan alam yang meluluhlantakkan bumi Serambi Mekkah itu.
  • Untuk yang mau datang, please aku sangat senang menanti kedatangannya sekalian ketemu wajah dan menikmati bumi Mahesa Jenar. I waiting you until you arrive.
  • Untuk yang mau kumpul-kumpul dari luar kota dan bersilaturrahmi, selamat datang, aku senang rumah kedatangan the big family sekalian ngisi waktu liburan. Sekalian arisan keluarga, untel-untelan di rumah, biar rame, biar hiruk pikuk, biar semrawut, biar acakadut, biar aja, asal mendatangkan rahmat dan manfaat.

Monday, June 12, 2006

Menyisir Kesendirian

Lagi pengen sendiri, begitu kira-kira jawaban ruang hati, maka menjelang siang pamit dari ruang kerja, hanya sekedar menikmati kesendirian menyisir jalan-jalan utama kota sambil menikmati suasana puasa.
Aku memang lagi butuh kesendirian, dan hanya ditemani lagu Agnes dan Samsons, menelusuri jalan-jalan siang-tergantung moodnya- terus ya terus, belok ya belok sampai akhirnya tiba di perempatan tol Krapyak, masuk tol dan kembali menikmati kesendirian itu sembari menikmati keindahan panorama kota yang berbukit hijau itu.
Terus dan terus tapi tidak kuupayakan memacu kendaraan, dan dalam suasana seperti ini bathinku lebih banyak mengedepankan "kacamata diri", mencoba memahami suasana bathin dengan penceritaan dialog rasa dan rasio. Ya , dengan begitu aku semakin memahami hakekat dan makna, mampu menemukenali suasana diri, bagaimana mengelola rasa hati, bagaimana menyimpan rasa sayang pada sekuntum bunga sedap malam, bagaimana mengadoni aneka rasa dan rasio yang bertemu pada setiap persimpangan asa.
Menyisir kesendirian, menikmati suasana hijau kota nan berbukit ini, tak terasa perjalanan telah menelusuri arteri pelabuhan, masih terus dan terus sampai menjelang lingkaran Bandara untuk kemudian membasuh wajah dengan air wudhu dan melaksanakan kewajiban Zuhur. Ada ketenangan, ada kedamaian dan kebeningan menyirami cahaya mata dan cahaya hati. Aku tertidur, ya benar-benar tertidur sesaat, siang ini, pada sebuah pelabuhan keteduhan.

Sunday, June 11, 2006

Pernik-Pernik Akhir Pekan

Rasanya kok, Jumatan kali ini ingin tampil lebih prima. Maka pamitan agak lebih awal dan mampir sesaat ke poliklinik untuk cari obat batuk, seterusnya ya berbenah untuk ibadah sholat Jumat. Setelah mandi, memilih pakaian yang terbaik kemudian menuju Masjid Agung, sebuah mesjid terbesar yang ada di kota ini dan juga yang terbesar di provinsi ini.
Sembari menunggu saat khatib naik mimbar, aku mencoba mengapresiasikan semua perangkat yang ada di dalam Masjid, mulai dari bedug raksasa, Mushaf terbesar dan kaligrafi interior yang memukau dan takjub. Sesaat menggeser pandangan ke serambi Masjid yang luas yang nantinya akan memakai model kubah payung elektrik buka tutup mirip seperti Masjid Nabawi. Subhanallah, begitu indah dan megahnya masjid ini dan semakin menambah "nilai syiar" ibadah Jumat kali ini.
Jumat malam dan sepanjang all of day Saturday menukar warna kantor dengan warna kampus, menyimak dan membuka kembali catatan ilmu dan membandingkannya dengan yang telah kuterima dan kucerna. Beda-beda tipis aja karena kesukaan aku membaca membantu mengembalikan "catatan-catatan itu " ke media pencernaan olah pikir. Hanya saja letih mengejar sekujur fisik namun itu mampu dicairkan dengan guyonan sesama rekan angkatan yang ternyata banyak yang berbakat jadi pelawak.
Sepanjang Ahad melakukan aktivitas yang sudah sering kulakukan, "mengelus-elus mobil" supaya tetap kinclong, membenahi taman bunga sambil menyanyikan "bunga taman hati" bersama hati yang penuh dengan pernik. Siang lunch with my family in RM Timlo Ungaran yang memberikan suasana penuh taman bunga juga, penuh pernik warna warni dan pulangnya beli 3 pot bunga pilihan.
Ahad sore together cuci mata di Ada Setiabudi ngeliatin cara berbahasa marketing komunikasi Mandom bersama bintangnya Tommy Kurniawan. Tidak ada yang istimewa dalam cara pemasaran itu, biasa-biasa saja dan cenderung konvensional. Bedanya ya karena bisa melihat pandangan yang lain, untuk mengisi pernik-pernik sinar mata. Ya memang penuh dengan pernik-pernik yang mengisi ruang waktu, ruang baca, ruang pandang dan ruang hati.

Thursday, June 08, 2006

Selamat Ulang Tahun, Sahabat

Berinteraksi dengan rekan kerja sesungguhnya memberikan suasana sosialisasi tata gaul pada tema cerita "saling memahami dan toleransi dalam sinergi kerja". Dalam pandanganku, kamu termasuk yang memiliki nilai kesepahaman dan toleransi dalam sinergi dan kerjasama dan selalu easy going, no problem dalam menyelesaikan pekerjaan dengan motto sama seperti visinya perum pegadaian : Mengatasi masalah tanpa masalah.
Hari ini kamu berulang tahun dan semua rekan mengucapkan selamat berhari jadi termasuk hadiah tumpeng hijau sebagai tanda syukur. Namun yang lebih penting adalah, sebuah ulang tahun adalah sebuah halte dimana kita bisa berhenti sejenak, mengambil nafas, memeluk hati sanubari, introspeksi dan kembali meneruskan langkah perjalanan yang kita tidak tahu dibatas mana cakrawala itu berakhir.
Selamat ulang tahun, sahabat
Ucapan salam yang ingin kusampaikan padamu adalah : keegaliteranmu itu yang aku suka, easy going dan tidak selalu membawa jarak pandang dalam interaksi kerja, tidak besikap priyayi yang mengedepankan egosentris.
Once again, selamat berhari jadi yang ke 43.
*****

Wednesday, June 07, 2006

Sekuntum Senyum Itu


Sekuntum senyum itu mampu menjadikan matahari dan matahati bersinar selembut rembulan, menerangi ruang rasa, menerangi kamar hati, menerobos celah nadi dan menyampaikan salam kehangatan pada rongga dada. Betapa sekuntum senyum itu mampu memberikan purnama rembulan pada perhiasan kamar hati, mampu memberikan purnama rembulan pada keindahan sinar matanya.
Sekuntum senyum itu tidak mampu membuat rangkaian kata terindah untuk melukiskan betapa berbinarnya cahaya ruang hati, mengaduk dan mengadoni berbagai rasa yang terbungkus pada pita merah jambu.
Duhai, sekuntum senyum
Tanamkanlah senantiasa cahaya rembulan pada rumah hati
Dan sinarilah dengan keindahan beautiful eyes
Bahwa sekuntum senyum itu adalah sun rise mata hati
Bahwa sekuntum senyum itu adalah purnama rembulan
********

Tuesday, June 06, 2006

Berkeringat dan Puas

Olahraga tanding memang beda dengan olahraga alone, ada emosi dan luapan rasa ketika saling berhadapan, seperti bermain Tennis malam ini bersama rekans kerja. Saling ejek, ikut-ikutan ngenyek, ikut teriak ketika lawan gak bisa kembaliin bola. Semuanya serba lepas dan ujung-ujungnya menambah keakraban seperti gak ada jarak, hampir sama dengan suasana keseharian di ruang kerja.
Kali ini agak ramai juga yang datang sehingga aku ambil inisiatif untuk main pertama setelah dirasa cukup pemanasan, dan begitulah suasananya, apalagi jika berpasangan dengan T, cukup kocak, menghibur dan ini yang penting : selalu menang, sehingga lengkap rasa kepuasan itu. Rasanya energi yang tersimpan tersalurkan menggelontorkan kolesterol.
Lebih awal pulang, karena ada pertemuan keluarga besar di rumah Saudara. Ini juga variasi yang menyenangkan, bisa ketemu dengan Mbak dan Mas serta para keponakan yang berjejer itu. Saling canda, melepaskan guyonan, ngeledekin keponakan yang kucel dan mandangin keponakan yang cantik manis serta saling bersalaman manakala kembali ke habitat masing-masing.
Ada senyum, ada sapa, ada tawa dan ada suka. Sekujur badan letih namun ada suasana kepuasan yang lain, ya itu tadi berolahraga, berkeringat penuh kegembiraan dan bersilaturrahmi dengan keluarga besar. Berkeringat dan puas begitu kira-kira adonan sajian rasa hari ini.

Monday, June 05, 2006

Petikan Dialog Itu

Saling Berbalas (W)

Selamat ya Bang atas keberhasilannya. Aku senang melihat Abang mendapatkannya, moga makin ceria dan happy gitu- Katamu.
Selamat apaan, perasaan biasa-biasa aja tuh - Kataku.
Aku Tau kok, kalau gak kasih tau gak papa, pokoknya aku ingin ngasih ucapan selamat-Katamu.
Iya deh, thanks, by the way, ntar aku kabarin if I have-Kataku.
No Problem, gak usah dipikirin yah-Katamu
Makasih juga, doakan agar aku sehat selalu-Kataku
Oh tentu selalu-Katamu sumringah.
(Dialog without lunch, because Iam fasting today)

Saling Berkabar (N)

Mungkin dia agak tersinggung sewaktu kamu ucapkan : sorry aku ingin ngomong sama yang disebelah-Katamu.
Cuek aja lagi, emang aku juga udah gak respek kok-Kataku.
Aku paham, tapi mestinya biasa-biasa ajalah-Katamu.
Aku biasa-biasa aja loh. Tadi aku lewat masih mampu melontarkan senyum walau gak ngomong-Kataku.
Salah dia sendiri yah, jadi kayak sebuah lagu : kau yang berjanji kau yang mengingkari-Katamu.
Setelah kamu katakan, aku jadi paham-Kataku.
Sebuah pelajaran untuk etika pergaulan-Katamu.
Ya, paling tidak aku bisa katakan without inner beauty di senyumnya-Kataku.
Tapi kita tetap bersahabatkan-Katamu.
Of Course, aku suka dengan kesantunan pertemanan kita yang tanpa persepsi-Kataku.
Thanks a lot-Katamu
Oh Well Come-Kataku.
(Sore menjemput, buka puasa dengan serabi bersantan, nikmat tenaan, terimakasih Tuhan).

*****

Sunday, June 04, 2006

Based On Enjoy

Aktivitas kesibukan akhir pekan ini cukup banyak juga namun karena semua based on enjoy semua aktivitas itu "terkelola" dengan ritme yang bernuansa membawa irama gembira, catatannya tidak ada traveling keluar kota seperti yang sering kulakukan.
Kuliah umum Sabtu pagi sampai siang, biasa saja ritmenya, materi dan penyaji biasa juga, tidak ada yang istimewa karena sebenarnya secara tidak langsung aku sudah sering mengikuti model presentasi seperti ini, ya di seminar, ya di workshop, ya di Divlat, hanya suasana yang jauh dari "dunia perkantoran" itulah yang membedakan warna suasana itu. Apalagi ada yang bisa "dipandang dan dinikmati".
Kegiatan sepanjang Ahad, menikmati sajian kegemaran, kali ini mendengarkan musik Broery dan Dewi Yull, sambil menjalankan kegemaran lain, bersih-bersih dan benah-benah, mulai dari lemari buku, mobil dan taman bunga. Siangnya memenuhi permintaan keluarga, sebenarnya ingin lunch di Kp Laut namun karena harus mampir di Gunung Agung, ya diseputaran itu saja makan siang bersama, Solaria tempatnya.
Seniscayanyalah, pergantian suasana seperti ini akan mampu memberikan pembekalan bagi suasana berwarna lain seperti rutinitas pekerjaan ketika aku memasuki Monday dengan semangat hijau segar. I Like Monday, kata sebuah iklan. Just Right, kataku.
*******

Thursday, June 01, 2006

Dua Nilai, Apresiasi

Ada dua nilai yang kudapat hari ini yang menjadi catatan kepuasan bathin, dan dua nilai itu hampir bersamaan kedatangan kabarnya. Begitulah, sebuah upaya dan perjuangan yang disertai doa harapan dengan ikhtiar yang maksimal tidak mustahil akan mencapai keniscayaan. Dan sesungguhnya dibalik semua nilai itu ada garis tantangan lain yang harus kita lompati, kita lewati dan kita sudahi. Aku bersyukur pada Allah Azza Wa Jalla bahwa semua keberhasilan itu tidak terlepas dari ridhoNya jua.
Menikmati hari, seperti hari ini, sepertinya agak sedikit beda karena ada beberapa kesibukan yang harus diselesaikan, yang satu tentang kelanjutan kepanitiaan, yang lainnya merampungkah sebuah naskah untuk segera dikirmkan (begitu sih instruksinya, ya..yaa kok harus cepat-cepat sih), tapi mengisi hari dengan ritme seperti itu menjadikan hari ini seperti berlomba dengan waktu, namun aku menikmatinya sambil mendendangkan lagu Agnes :
Dimana letak surga itu
Biar kugantikan tempatmu denganku
adakah tangga surga itu
Biar kutemukan untuk bersamamu
................
................
Bukankah lagu juga mencerminkan suasana hati, dan sebuah hati yang bernyanyi dengan ritme yang menjadi tema lagu Agnes itu adalah bagian dari apresiasi tentang perasaan betapa ketulusan cinta yang "terpisahkan" tidak menjadi halangan untuk menyatukan hati. Ketulusan cinta adalah milik hati yang memiliki rasa, walaupun tidak harus memiliki (Duh, kok jadi melankonis gini ya).
**********