Monday, July 31, 2006

Monday Again

Good morning Monday,
Kembali ke rutinitas
Kembali ke lay out everyday
Kembali ke habitat keseharian
Tidak banyak yang tercatat
Tidak banyak yang terucap
Tidak banyak yang tercurah
Tidak banyak yang tercetus
(Dan sesungguhnya catatan-catatan yang tergores
adalah bagian dari penegasan terhadap penceritaan
yang memerlukan "ukiran dan garis tebal" penanda
adanya daya tarik hati yang mencatatnya sebagai diary)
(Catatan-catatan yang tersimpan ini adalah ungkapan rasa
ketika pilihan pada kisah-kisah yang menampar hati
ketika pilihan pada kisah-kisah yang mendera hati
ketika pilihan pada kisah-kisah yang menawan hati
ketika pilihan pada kisah-kisah yang menarik hati
ketika pilihan pada kisah-kisah yang mencuri hati)
*******

Sunday, July 30, 2006

Catatan Akhir Pekan

Wonosobo ironi (catatan Jumat)

Ada yang jadi kuli
Ada yang sok jadi priyayi
Ada yang anomali
Ada yang banci
Ada juga yang jaga gengsi
Ada yang berlagak jadi kerani

(Maka aku tumpahkan segelas air keruh tuk semua ini
Dan kukatakan dalam sanubari
Mestinya aku tidak perlu ada disini)

(Thanks to An yang setia menemani, diskusi bersama, tertawa bersama dan denger lagu bersama, ketika kita tidak ditemani yang lain)

(Mengejar Jumat malam tersampaikan jua tuk ganti suasana ironi menjadi suasana bernyanyi bersama college friend di kampus bunga. Lebih baik begini menghindari ironi yang bikin hati keki)

******
Saturday morning, as usual jalan pagi alone, menghirup udara segar memilih jalur alternatif yang tidak bising. And then menghabiskan waktu di perkuliahan weekend. Kali ini ada keseriusan dan keteguhan tapi senda gurau akan selalu menyelip diantara kalimat science yang dikumandangkan.
Dan terjawab sudah sebuah pertanyaan beberapa hari lalu tentang suara di ujung telepon yang tak kudeteksi secara cermat, ternyata dari rekan college juga. Akhirnya jadi semacam pusat guyon diantara sesama rekan. Thanks ya Ng..
******
Jalan pagi to Spl , seperti sudah jadi tradisi, rute kebiasaan after that adalah to Tbl nggolek sarapan bubur ayam dan memandang "kehijauan lain". Aktivitas lain menjadi cleaning service mobil, terus berkunjung ke SR Pemuda, belanja sedikit kebutuhan, udah lama gak dikunjungi.
Lalu ke Ada Kr Ay, luar biasa, pusat perbelanjaan ini padat dikunjungi pembelanja seperti suasana stadion dan secara tidak langsung aku melihat ada yang mengutil dan berhasil kabur tanpa diketahui. Macam-macam perilaku ada disini, maksudnya perilaku konsumerisme.
Malam nonton final liga Indonesia via TV, hasilnya kemenangan untuk Kediri. Selamat ya, anda pantas mendapatkannya.
(Kadang rasa rindu itu datang menghadang, namun cepat kututup pintu rasa ini, khawatir aku mendapatkan rasa pahit lagi. Selamat malam bunga indah ku).
******

Thursday, July 27, 2006

Perjalanan Hari, Perjalanan Hati

Jujur kuakui, perjalanan hari ini menikmati lekuk gunung dan kelokan serta tanjakan turunan menuju kota sejuk W merupakan perjalanan hati, perjalanan nurani. Sepanjang jalan lebih suka memandang kehijauan dan hamparan lembah nan indah dipandang mata, menyegarkan suasana bermain dan bermandikan alam. Sepanjang jalan jua lebih banyak diam sambil menelusuri suasana kesendirian hati yang lagi pengen sendiri. (Mengapa selalu kudapatkan kisah yang mendera rasa, mendera hati padahal aku ingin selalu berada pada koridor ketulusan).
Kesibukan menyelesaikan job sampai larut malam akhirnya sanggup meletihkan sekujur fisik dan menjelang tengah malam barulah aku mampu melelapkan diri ini. Mengisi kesendirian hati dengan berupaya menyibukkan dengan aktivitas yang memang harus selesai (tapi keki juga karena aku dibiarkan sendirian menyelesaikan pekerjaan tanpa ada "bantuan" atau perhatian). Namun dengan keyakinan kuat akhirnya dapat juga diselesaikan dengan semangat "menyibukkan diri tadi".
Betapapun,
Kesendirian itu adalah ruang kendali yang memberikan rentang monolog luas
Kesendirian itu adalah aula tumpahan rasa yang memberikan kendali hasrat
Kesendirian itu adalah monolog
Kesendirian itu adalah kendali hasrat
Begitupun,
Kesendirian itu adalah menyanyikan suara hati tanpa harus didengar orang lain
Tanpa harus didengar oleh dia
Tanpa harus didengar oleh sekuntum bunga bunga beautiful eyes
Tanpa harus didengar oleh sesiapapun
Tanpa harus didengar
Sampai diri ini terlelap dalam tidur malam
Selamat malam, Bunga
********

Wednesday, July 26, 2006

Sepanjang Hari

Sepanjang hari, sepanjang jalan, sepanjang garis adalah mempertanyakan irama dan aroma. Iramanya adalah memberikan persetujuan tentang definisi yang mirip dengan syair lagu :
Kini maafkan aku, bila ku menjadi bisu kepada dirimu.
Bukan santunku terbungkam, hanya hatiku terbatas tuk mengerti kamu
Maafkanlah aku
................
Aromanya adalah lebih senang berjalan sendiri, menapaki kesendirian sembari berupaya menahan "abrasi yang menggerus dan bergelombang". Di titik ini sebuah nuansa adalah pelangi yang memberikan sinar lembut setelah hujan turun dan melingkari bumi. Mestinya demikian, namun nyatanya sinar pelangi itu bukanlah sebuah nuansa melainkan hanya sebuah imajinasi.
Begitulah warna hari ini yang kucerna, kunikmati dan kutelan sebagai bagian dari rangkaian perjalanan yang kudapat sampai di batas ini. Begitu pun sebuah ikhtiar adalah spirit yang memberikan ruang bagi masuknya setitik sinar mentari untuk mencerahkan sinar hati. Ya, matahari memang adalah titik kesetiaan itu sendiri.
******
(Thanks to R, maaf agak lama menyelesaikan tahapan final test itu, maklum banyak kesibukan dan baru petang ini semuanya dapat kuselesaikan, dan hasilnya baik kok, alhamdulillah).
******

Tuesday, July 25, 2006

Diary In Flower Campuss Tonight

Ketika harapan itu membunga, yang terjadi kemudian adalah pembenaran prasangka. Ketika harapan itu membuncah, yang terjadi kemudian adalah pembenaran persepsi. Apakah nilai ketulusan pada sebuah kamar hati harus tergerus abrasi omongan tanpa evidence ? Apakah nilai ketulusan berlabel kasih sayang harus dikotori dengan asumsi dan hipotesis berinisial kecurigaan ?
Tidaklah mungkin, bungaku. Sedalamnya rasa ini menyentuh getar nadi tuk selalu menempatkan keindahan pesonamu pada titik kedalaman rasa. Tidaklah mungkin kekasih hati, seluasnya rasa ini memagari asumsi-asumsi itu untuk tidak bermain di wilayah rasa pada kembang setaman yang lain.
Tetapi tidaklah jua aku harus paksakan argumenku. Tidaklah jua aku ingin berbantahan untuk sebuah nilai pembenaran dan kebenaran. Cukuplah aku menyatakannya dalam monolog with my heart sembari berupaya menggelontorkan goresan luka rasa. Cukuplah aku menyatakannya dalam dialog imajiner bersama ruang hati yang membuncah, membunga, mengembang dan terhempas.
Ketusnya intonasi yang kau suarakan memberikan penegasan pada titik ambivalensi yang mengedepankan keniscayaan nisbi.
Maka,
Biarkan saja prasangka itu berbalut persepsi abrasi
Biarkan saja dia berada dalam persepsi prasangka itu
Sampai waktu akan menjawab semua asumsi hipotesis berlandas omongan
Bahwa ketulusan hati tidak bisa dianulir oleh penggerusan persepsi
Bahwa ketulusan hati tidak bisa digerus oleh membran kolaborasi prasangka
(Selamat malam Bunga, belum selesai aku bercerita tentang kisah ketulusan hati, ketika ajakan itu dibayar dengan keketusan sikap)
******
(Cepat sembuh ya Bude, sakit tua itu ternyata tidak menghilangkan ingatan Bude pada siapa yang berkunjung. Tetapi perubahan fisik yang drastis itu menghibakan hatiku untuk tidak mampu menyuarakan kalimat).
******
(Sorry, agak terlambat Fren, couz harus menyelesaikan kewajiban silaturrahmi pada keluarga yang sakit. Toh kelompok kita malam ini mampu menyelesaikan Case tanpa perlu melirik historis pada cerita terdahulu. Pede aja lagi, lagian nanti di diskusi pleno kita akan bersaing ketat mengedepankan argumen tanpa harus meniru historis, dan aku akan berjuang untuk itu. Percaya deh dan selamat malam untuk Maya).
******

Monday, July 24, 2006

Good Morning Monday, Gelora Rasa

Good morning Monday,
Pagi Senin yang cerah, hati nan riang, sepanjang jalan menuju kantor tidak terlalu ramai karena aku berangkat lebih awal. Namun gigi ini terasa ngilu dan berdenyut sehingga aku perlu ke Poli in this morning. Ya, perlu kesabaran dengan antrian yang agak banyak, dan dengan mengantri kita bisa lebih memahami makna perjalanan waktu yang terus merayap itu. Waktu tidak pernah peduli dengan apapun aktivitas kita, mau bengong silakan, mau ngelamun monggo, mau cuek bebek terserah elu aja, pokoknya tugas aku hanya mengantar matahari, kata si Waktu.
(Ada rasa bahagia manakala sentuhan halus dan rangkulan sesaat pada sekuntum bunga sedap malam begitu menggelorakan rasa. Pada keharuman auramu, pada sejuta pesonamu yang menggetarkan itu, aku bisikkan tentang makna sayang itu, duhai bunga hati yang ada di taman bunga).
(Ada penceritaan tentang kesepakatan menentukan hari H pada diskusi keluarga. Ini juga bagian dari musyawarah agar pelaksanaannya mampu direncanakan dengan matang dan berjalan dengan sukses. Paling tidak ini sebagai langkah awal untuk diskusi dan musyawarah berikutnya. Moga-moga aja gak keluar dari relnya).
****

Sunday, July 23, 2006

Menikmati Ahad

Matahari pagi Ahad, seperti biasa kusambut dengan gerakan pagi, berjalan-jalan sepanjang trotoar Sriwijaya kemudian memasuki kawasan Pleburan dan menelusuri kawasan yang selalu ramai setiap Ahad Pagi, Simpang Lima. Begitulah, kebiasaan yang selalu kulalui jika tidak dalam suasana traveling. Dan seterusnya kembali untuk mengambil kendaraan dan menuju kawasan atas Tembalang untuk sarapan pagi, menikmatinya bersama pengunjung yang lain yang "rata-rata belon mandi".
Menikmati Ahad, adalah menikmati pergantian, menikmati variasi, menelusuri "tikungan dan kelokan" apresiasi dan dialog bersama koridor nurani, terlebih ketika lagi malas untuk kemana-mana. Ahad ini lebih banyak diam dirumah, membaca, dan memahami sudut pandang yang sering terlupakan : Intuisi.
After maghrib, rindu pada Java Mall yang sudah lama tak diapelin, lantas ayunan langkah menuju kesana, mengikuti irama langkah, banyak yang terlihat, banyak yang dipamerkan, banyak pemandangan, banyak yang terpandang, sampai akhirnya ada yang tersipu-sipu, padahal aku tidak berkata apa-apa. Ya sudah, namanya juga pandangan, pemandangan, ya pasti indah dipandang mata. Dan mata ini kan tuk lihat pemandangan. Sekadar memandang, lebih tidak lohh..
*****

Saturday, July 22, 2006

Pertukaran Suasana, Spirit of My Heart


Usually on Friday bagiku ada tiga pertukaran suasana yang tersimak; suasana kerja, suasana religi dan suasana study. Rutinnya adalah suasana bekerja diujung pekan kemudian diselingi dengan suasana religi jumatan dan malamnya berganti dengan suasana study.

Pergantian ini bagiku menjadi sesuatu yang penting agar diri ini tidak terjebak suasana rutin. Suasana study sangat membantu menghilangkan kejenuhan, menggantinya dengan suasana keriangan hati, olah pikir dan olah gaul.

Dan itulah yang menjadi potret hari ini
Dan itulah yang menjadi sketsa hari ini
Dan itulah yang menjadi fragmen hari ini

(happy weekend ya and keep your inner beauty, then be carefully......)

********
Walking in the morning Saturday, agak lebih awal after subuh, kali ini aku sengaja menelusuri dua pasar yang saling berdekatan, pasar ptr dan pasar sdk. Banyak hal yang kudapatkan dari denyut kehidupan pasar pagi ini. Kehidupan "marketing" itu sudah dimulai pukul 01 dinihari sampai pagi terbit.
Ada ibu tua mendorong kereta sayur, ada perempuan paruh baya menggendong bakul, ada lelaki kurus tua memikul segerobak kerupuk. Ada keriuhan, ada transaksi, ada jual ada beli, ada pertukaran, ada bau amis, ada bau bawang, ada bau tanah becek, ada riuh suara. Semua menunjukkan eksistensi dan perjuangan, semua memperlihatkan daya tahan, endurance melawan rsa kantuk dan letih. Semua sudah terbiasa dengan situasi itu. Dan semuanya menikmati suasana tradisional itu.
Satu jam aku berinteraksi
Satu jam aku berkulminasi
Satu jam aku berapresiasi
Satu jam aku berpersepsi
Kehidupan itu adalah ikhtiar
Kehidupan itu adalah muqorrabah
Kehidupan itu adalah sunatullah
(Sepanjang saturday berada di kampus bunga. Catatannya adalah guyonan dan canda dengan rekan kelas memenuhi ruang hari. Dan ini adalah hari penuh canda, saling menggoda, apalagi pengajarnya didominasi oleh wanita yang tahan uji, tahan goda, dan juga suka canda. Tidak terasa dari pagi sampai maghrib diwarnai oleh suasana kedekatan informal yang semakin menegaskan tanpa jarak antara sesama rekan dan pengajar. Ketika Maghrib menjelang, aku tidak merasa capek, sambil menuju rumah menyetir mobil dengan lantunan lagu "heart" semakin membungakan hati. Aku berada pada suasana keriangan, bersama hati yang bernyanyi, diselimuti oleh kain kehangatan yang bernama spirit of my heart).
*****

Thursday, July 20, 2006

Appreciate For Next Month

Hari ini lebih banyak berkonsentrasi dengan persiapan untuk middle August next and read softcopy about my learning on PC. Setidaknya akan ada tiga tugas yang menantang di middle August nanti, masing-masing punya nilai (paling tidak menurut aku), yaitu sebagai bagian kafilah MDQ, kemudian ditunjuk sebagai tim resensi buku yang akan melombakan bedah buku religi tingkat nasional Tlkm, and (ini yang paling kusukai) ikut tim peliputan BULKI menerbitkan jurnal MAN, sebuah job yang kusenangi lahir bathin.

Materi learning via soft copy selalu kuusahakan untuk di read setiap morning ketika akan memulai pekerjaan. Dengan waktu yang sempit kuupayakan untuk setidaknya mengikuti perjalanan step by step itu. Ya moga-moga aja tidak bego-bego amat lah, sebab aku ingin selalu mendapatkan nilai aktualisasi pada setiap nilai yang baru, mengikutinya dan mencoba pada kategori exam.

(Maka sebuah hari, atau setitik saat selalu kuupayakan untuk bernilai, sambil selalu berupaya mendekatkan diri padaNya, yang menentukan jalan dan arah kehidupanku. Maka sebuah minggu atau setitik saat selalu kuupayakan mengaktualisasikan diri untuk mendapatkan nilai yang (bagiku) lebih baik dari rangkaian perjalanan yang kudapatkan sampai di batas ini. Maka sebuah bulan yang purnama selalu kurenungkan sinar lembutnya manakala hati ini terpukau pada keindahan pesonanya).

(Puasa hari ini lebih terasa nilai letihnya, dan ketika tiba saat berbuka, rasa nikmat menghirup rasa manis semakin menegaskan hakekat nilai sebuah hati, sebuah hari, sebuah saat dan sebuah asa).
*****

Wednesday, July 19, 2006

Hari Yang Menyenangkan

Rangkaian kegiatan job hari ini boleh dikata extra padat namun menyenangkan. Meeting bersama rekan mitra bisnis adalah sesuatu yang menyenangkan, bukan dalam konteks konten meetingnya, namun nilai silaturrahminya itu, bisa canda sepuasnya, bisa saling ngeledek, dan berbagi informasi secara informal tapa batas sekat.
Suasana yang terbangun dengan perjumpaan-perjumpaan seperti ini setidaknya menambah cara pandang dalam menyerap informasi intelligent tanpa harus bertanya "multiple choice", bagaimana memahami ruang publik yang bernama customer dan berupaya menjelaskan dengan bahasa gaul yang gak perlu "jaim" segala. Bukankah cara seperti ini lebih smart dalam customer intimacy yang menyenangkan itu ?
****
(Luncuran ungkapan ruang rasa kembali kuceritakan pada kekasih hati, ada rasa yang mengalir indah menelusuri arteri sekujur diri manakala cerita-cerita yang menggaris hati kusampaikan sembari melukis suasana sebuah saat. Pada keindahan sinar matanya, pada keanggunan inner beautynya, pada kemanjaan yang dimilikinya, pada semua yang ada pada nilai pesonanya, sesungguhnya adalah wilayah rasaku yang mengadoni rasa sayang itu, yang terlukis menjadi keniscayaan pesona indah, pesona dirimu, duhai bunga sedap malam.....).

Tuesday, July 18, 2006

Finishing yang menyenangkan

Ada rasa plong manakala sebuah pekerjaan yang kuanggap berat dapat terselesaikan setidaknya dapat dijadikan acuan untuk langkah pekerjaan berikutnya. Sejak pagi ada beban yang menggelayuti diri, beberapa tugas harus finish today, apalagi semuanya bertemakan deadline. Syukur alhamdulillah, satu persatu dapat terselesaikan walaupun terasa agak over dosis dalam menyelesaikannya.

Ritme pekerjaan memang menuntut koridor cara pandang yang mengharuskan diri menentukan skala prioritas, namun ketika semuanya bernama skala prioritas yang terjadi kemudian adalah benturan waktu dan solusi. Hari ini kucatat sebagai hari yang melelahkan secara brain dan sekujur diri. Hari ini kucatat sebagai hari yang sulit dalam interaksi kerja namun finishingnya kucatat juga sebagai hal yang menyenangkan.

(Hebohnya adalah ketika menerima sebuah telepon yang gak tahu dari siapa, habis lagi gak concern ke hal yang anything else. Lucunya yang di ujung sana malah ngeledek dan ngguyoni. Makin bikin penasaran, tapi emang aku lagu gak peduli sama suara-suara another that, lagi berjibaku dengan job deadline, jadi sorry aja kalau lupa sama intonasi suara di ujung telepon sana).


Monday, July 17, 2006

Sometimes With Alone

Sometimes I more be happy to do to working with alone, kadang memang perlu sekali waktu menyelesaikan pekerjaan dengan suasana kesendirian seperti hari ini, sambil menikmati puasa, menikmati suasana hati, menikmati jalan-jalan hati, sedikit flash back mengikuti historis cerita hati dan menyimpulkannya pada baris-baris kesendirian yang tanpa keriuhan.

Apresiasi pekerjaan sekali waktu memerlukan konsentrasi dan ketekunan sehingga membutuhkan ruang sunyi, lingkungan tanpa bunyi. Pekerjaanku hari ini hanya ditemani alunan musik sayup-sayup mampu memberikan “nilai tambah” pada sebuah kesimpulan untuk next job sehingga pada titik ini aku meyakini bahwa tidak ada sebuah job yang tidak dapat disolusikan, walaupun itu membutuhkan waktu lama.

Hari ini aku membuktikannya, ketika aku merasa ada beban yang berat untuk menyelesaikannya, setidaknya aku dapat menyelesaikan satu step untuk step berikutnya next day.

********
Bercakap-cakap dengan hati
Sesungguhnya adalah memberikan penjelasan pada sebuah hakekat
Bahwa penceritaan kisah-kisah flashback akan mematangkan persepsi
Bahwa penceritaan kisah rasa sepahit apa pun akan mendewasakan attitude

Ketika aku mencoba untuk menyelami rasa
Ketika aku mencoba untuk mendalami rasa
Bercakap-cakap dengan hati adalah perjalanan yang menyentuh wilayah itu
(Seniscayanya, rasa suka, rasa sayang pada pesonanya adalah kisah yang menggaris hati)

*******

Sunday, July 16, 2006

Berbagai Cara

Sun rise on Sunday, walking in the morning to Spl, menikmati suasana pagi, ada keramaian, ada yang berkeringat, ada yang jualan, ada yang beli, ada yang berputar-putar, ada yang bengong, ada yang bete, ada yang manyun, ada yang melirik, ada yang cantik tapi belon mandi, ada yang suka mandangin aku ( aku dah mandi loh..), ada apa aja, namanya juga pasar pagi, pasti menyediakan apa saja. And then dari Spl kemudian meluncur to Tembalang tuk menikmati bubur ayam yang populer itu, lumayan bisa menikmati sambil "menikmati panorama" yang lain.
Menikmati pagi akhir pekan, adalah membaca ruang yang bernama variasi untuk membantu memulihkan sinar mata dan sinar hati yang dibatasi oleh selat aktivitas job desc. Itulah sebabnya dengan berbagai cara, aku senantiasa berupaya menikmati akhir pekan dengan berbagai olah daya, misalnya perkuliahan akhir pekan, traveling minggu atau menikmati hobby yang lain, berkaraoke, menjadi cleaing service, bersih-bersih rumah dan taman serta mobil. Atau menulis, dan jika ini lagi dalam suasana mood, tidak jarang satu tulisan lahir hanya dalam hitungan jam atau hari.
*****

Saturday, July 15, 2006

Weekend, Up Next, College

Aktivitas pekerjaan menjelang weekend terasa banget intensitasnya. Sepanjang Jumat ini hampir semua kegiatan pekerjaan kantor diluar catatan "up next" ku yang biasa kupersiapkan sehari sebelumnya. Ada teleconference, ada komplain pelanggan, ada sinergi yang melahirkan Berita Acara, ada koordinasi yang harus berlama-lama di ruang kerja orang lain. Dan itu semua menyita waktu sehingga ada keletihan yang terasa, termasuk keletihan hati.
Ya, keletihan hati untuk bisa memahami perjalanan kasih sayang
Ya, keletihan hati untuk bisa memahami perjalanan rasa sayang padanya
Ya, keletihan hati untuk bisa memahami mengapa aku suka pada dia
Ya, keletihan hati untuk bisa memahami mengapa aku sukadengan sinar mata indahnya
(Begitupun perlahan kucoba untuk tidak lagi mengatakannya)
*****
Menghabiskan Saturday di kampus bunga, menekuni materi sambil bercengkerama dengan sesama rekan mahasiswa yang punya banyak joke sehingga suasana tidak pernah sepi dari canda tawa yang menyenangkan itu. Tradisinya yang juga menyenangkan adalah luch together di koridor aula yang besar itu. Sehingga jadi lebih banyak mengenal sesama mahasiswa yang menekuni perkuliahan di kampus ini. (Luar biasa: ada kampus yang menyediakan lunch untuk mahasiswanya). Suasana seperti ini mampu melepaskan rutinitas pekerjaan, rutinitas keseharian dan rutinitas hati yang lagi letih.
(Kata orang, jika hatimu letih, nyanyikanlah senandung yang mampu membawa keletihan itu menjadi kedamaian. Maka kunyanyikanlah beberapa bait lagu bersama home theater, soundnya menggema memenuhi sudut ruang. Aduhai lagu, baitmu ada yang mewakili perasaanku, rasaku dan asaku ).
****

Thursday, July 13, 2006

Perlahan Kucoba


Perlahan kucoba mengelola ruang hati yang sering loro ati
Perlahan kucoba mengelola ruang rasa yang sering keasinan
Perlahan kucoba mengelola ruang asa yang sering menelan pahit
Perlahan kucoba

Perlahan kucoba untuk tidak lagi menanami
Perlahan kucoba untuk tidak lagi menyirami
Perlahan kucoba untuk tidak lagi memelihara
Perlahan kucoba

Perlahan kucoba memandang kembang setaman
Perlahan kucoba mewarnai dan melukiskan keindahannya
Anggrek, Edelweis, Bougenville, Mawar
Perlahan kucoba memandang dan mewarnainya saja
Perlahan kucoba untuk tidak menyiraminya

Perlahan kucoba menahan keletihanku sendiri
Perlahan kucoba

(Surprise email news for Nessa Shania, berita itu adalah bagian dari penceritaan yang menjelaskan hubungan pertemanan kita yang demikian baik sehingga kamu mau membuka ruang komunikasi untuk memberitakan rencana "kebahagiaan kamu". Aku sangat mendukung dan berupaya memberikan yang terbaik untuk rencana-rencana itu. Thanks a lot for you).
(Thanks to Wulan atas kiriman paketnya. Souvenir itu mengingatkan aku betapa nilai persahabatan adalah milik Hablumminannass yang senantiasa menjaga nilai persaudaraan yang demikian kental. Aku harus belajar banyak darimu.)

Wednesday, July 12, 2006

Mampu Menghijaukan Kembali

Benar juga kata orang, traveling mampu menghijaukan sinar mata, mampu menghijaukan sinar hati yang sempat gersang (dan kelabu lagi)dengan rutinitas dan keseharian. Setidaknya traveling tiga hari kemarin mampu menghijaukan matahatiku, nadi hatiku dan kamar sanubariku. Perjalanan sejatinya adalah menapaki ruang pandang yang selalu tukar pandang, keindahan alam, kelok jalan, hiruk pikuk jalur utama, highspeed toll, menikmati yang tidak didapati pada suasana rutinitas.
Spektrum traveling sebenarnya terletak pada kesediaan diri secara utuh untuk mendapatkan nilai pandang, nilai lukis dan nilai keindahan pada apa yang disebut sejauh mata memandang, terbentang keindahan pandangan mata yang mampu menggerus kelabu dan kegersangan hati.
Bahwa aku tidak berada pada sebuah titik, bahwa aku tidak selalu bernaung pada sebuah titik, bahwa aku ingin mendapatkan titik-titik keindahan lain, bahwa aku ingin memperoleh sinar pandang pada berbagai titik dan sudut. Dan itulah yang menjadi catatan setiap perjalanan, aku ingin menjelaskan pada kepemilikanNya bahwa ciptaanNya sungguh luar biasa indah, dan wonderfull. Terimakasih Tuhan,-

Tuesday, July 11, 2006

Traveling Journey

Menikmati traveling dengan suasana yang menyenangkan, tentu akan mampu menghilangkan kebosanan yang kadang menyergap suasana diri. Aku yang memang senang dengan traveling, kali ini sengaja melepaskan hajat untuk menikmati sepuasnya suasana perjalanan melintasi separuh Jawa.
Bersama keluarga, menikmati Pantura malam hari, seperti biasa suasana hiruk pikuk jalan raya utama negeri ini, tidak mulus seperti dahulu, namun setalah tol Cikampek barulah dapat menguji speed mobil sampai 140 km, maksimal yang membuat mobil bergetar. Ya sekedar uji speed untuk memastikan keunggulan Toyota di jalan bebas hambatan.
Menikmati rekreasi, menuju Ancol, Dufan dan Sea World Ahad pagi, dan surprisenya adalah begitu mbludaknya pengunjung yang menumpahkan tujuannya di pusat rekreasi ibukota ini. Dan lebih banyak capeknya daripada menikmati suasana rekreasi yang sebenarnya, namun dinikmati aja lagi, sekalian melepaskan pandangan pada sekujur pandangan yang beraneka warna itu.
Bogor, Cisarua menunggu Senin, menikmati suasana alam nan hijau, berkunjung ke Taman Safari menikmati suasana lain yang kali ini benar-benar menyegarkan. Fauna yang menjadi koleksi Taman Safari, hiburan yang menyertainya mampu membuat aku berdecak kagum walaupun sekujur diri diliputi keletihan. Setengah hari ada di seputar taman itu baru menjelang sore menuju kota kembang.
Menjelajah Bandung di waktu malam, seperti menjalankan dan memutar fragmen cerita-cerita tentang keindahan. Ya, sengaja dipilih malam untuk menghindari kemacetan, menuju Dag0, BIP dan inner city melalui jalan layang kebanggaan kota kembang. Suasana sangat terbantu dengan agak sepinya lalulintas dan mampir ke FO sekedar beli oleh-oleh. Puas deh dengan kunjungan incognito yang singkat dan sekedar untuk wisata.
Selasa siang, akhirnya kembali menuju habitat lama menuju home base melalui jalur Sumedang yang ternyata sangat mulus dilalui kendaraan, tidak seperti yang diceritakan rekan bahwa jalur ini sangat tidak nyaman. Benar-benar perjalanan yang menyenangkan dan mampu membawa sinar pencerahan bagi kamar hati, dan ruang rasa.
(Thanks to bu dokter Adelina and family yang telah memberikan suasana silaturrahmi menyenangkan with dinnernya yang khas Aceh, mohon maaf aku gak bisa nginap couze harus menuju B ).
(Thanks to my keponakan Nita yang ikut sibuk menyambut di Jkt dan ikut meramaikan suasana wisata di ibukota. Ada sebersit duka di matamu, aku tahu itu, namun aku meyakininya bahwa kamu mampu mengatasinya. Bukankah kamu seorang yang telah melalui jenjang S2 Psikologi, tentu mampu membaca suasana hati kamu sendiri, ya kan).
(Mohon maaf tuk yang tak sempat dikunjungi, karena waktunya singkat dan padat, jangan ngambek loh, biasa aja lagi ya ..... with persaudaraan yang terjalin selama ini).

Saturday, July 08, 2006

Peak Season, Kelabu Hati

Akhirnya aku memilih holiday traveling with my family untuk sebuah perjalanan lintas provinsi dan menikmati peak season. After kuliah and ba'da Isya mulai menjelajah pantura menuju ibukota. Rencana rute yang dirancang Dufan, Sea World dan kunjungi keluarga. Kemudian lanjut ke Bogor Kebun Raya, Cisarua Taman Safari dan Bandung. Dengan waktu 3hari moga-moga dapat memuaskan perjalanan kali ini. Semoga Allah memberi perlindungan senantiasa, amien.
(Thanks to Bougenville yang "betah" menemani aku ngobrol via phone berlama-lama. Kamu kok tahu ya kalau hatiku sedang gundah gulana. Gak papa, biar kubenahi hasrat dan rasa di hati ini dan kusembuhkan mendung kelabu hati dengan perban istighfar berlapis embun pagi. Akan tetap kuhayati hikmah kelabu hati di taman bunga, di kampus bunga dan di kebun bunga).
(Sorry to Edelweiss yang membuat heboh cerita segitiga bertajuk, tapi kurasa itu hanya percik pemahaman yang kurang terhayati dari sebuah ketidakjelasan yang (memang gak jelas juntrungannya). Bukankah cerita sinetron memerlukan dialog pemantik rasa-rasa itu. Anggap saja kita sedang melakoni cerita itu, Okey).
Never again............

Friday, July 07, 2006

Untuk Yang Ultah

Selamat hari jadi Fren
Selamat dengan tumpengnya yang menjadi simbol
Selamat dengan kalimat introspeksi yang pas di halte ultah ini
Semoga kita selalu dalam lindunganNya lahir dan bathin, amien

****

Thursday, July 06, 2006

Sketsa Naluri


Seperti biasa selalu begitu
Dan memang begitulah selalu
Padahal sebuah jembatan adalah benang merah tanpa bordir
Tuk memberikan sinyal
Dan menjadi two way ticket
Yang merupakan repeater penguat analogi

Sebisanya aku memproklamasikan
Sebisanya aku mendeklarasikan
Pada cermin diri yang mentertawakan diri
Pada sketsa naluri yang mendinginkan arteri
Sebisanya aku mendeklarasikan sketsa

Begitulah jalan-jalan yang kudapati
Begitulah godaan-godaan yang kutemui
Seperti menepuk air tepercik muka sendiri
Seperti berkaca pada air bening
Seperti membaca bayangan sendiri

(Puasa hari ini kunikmati dengan menjaring sillhoute of my heart, tuk memastikan bahwa perjalanan hati menjadi catatan yang bernilai bening. Aku ingin menikmati bening karena dia bukanlah warna tetapi keteduhan yang menyegarkan)

****

Wednesday, July 05, 2006

Sketsa Sepanjang Hari

Sengaja aku menyetel jadwal tidur untuk nonton piala dunia via Teve, dan memang mengasyikkan nonton dinihari after tahajjud, ada adrenalin mengalir, ada teriakan, ada umpatan, ada applaus, apalagi anak kos yang ikut ngeramein nonton, teriakannya kadang seperti orang menjerit di tengah malam, dan akhirnya dibela-belain tuh Jerman kalah jua, tragis lagi hanya dalam dua menit, tim panser itu luluhlantak dan menangis. Gak papa, itu bagian dari sebuah permainan (hiburku ketika rasionalitas kembali mengedepan melawan rasa kecewa).
Siang, menjelang lunch, ada ajakan via phone untuk traveling Ahad mendatang. Iya juga, udah lama gak gabung sama group milis yang hobby traveling. Tapi bukankah hampir semua tempat di provinsi ini sudah dijelajahi. Begitu pun gak salah juga kembali mendatangi obyek yang mau dikunjungi, sekedar berbagi cerita sepanjang jalan. Traveling bagiku adalah pencarian kehijauan manakala rutinitas menjadi menu membosankan, mencari kesegaran udara pegunungan dan menghirupnya dalam-dalam sembari mengucapkan : Alhamdulillah.
***

Tuesday, July 04, 2006

Aktivitas Today

Aktivitas working sebenarnya dalam kondisi deadline reporting, namun supply data dari "hulu sungai" belum juga tiba sehingga memperlambat jadwal yang semestinya hari ini sudah rampung. Begitu pun asesories aktivitas lain tetap menjadi catatan kegiatan seperti general check up dan persiapan pointer Mdq.
Yang menarik dari proses GCU itu adalah nilai pelayanan yang diberikan kepada user. Lumayan baik dan memberikan nilai tambah dalam service quality, sehingga menjadi semacam benchmark secara tidak langsung bagiku. Catatannya adalah, pelayanannya tidak pernah menyentuh situasi perbantahan, pelayannya selalu smile dan memberikan solusi proses.
(Menjelajah dialog-dialog yang dikedepankan menjadikan aku harus senantiasa memelihara konsistensi pada apa yang disebut membagi cerita pada everyone dengan memutar logika rasional dan menahan deru rasa yang ramai rasa. Duh begitu indah rasa itu manakala menjelajah sinar matanya).

Monday, July 03, 2006

Sebuah Tantangan

Berupaya mengakrabkan diri dengan rekanita sebenarnya bagian dari bahasa gaul yang menurutku pantas dikedepankan, tetapi kali ini aku mendapatkan pancingan yang menurutku jadi konyol juga. Sejatinya aku ingin punya banyak teman, banyak rekan (dan ini jadi bukti ketika ada pertemuan lintas kantor seperti di C kemarin, terus terang aku jadi banyak dikenal rekan dan rekanita). Konyol dong, karena menurutku kedekatan itu bukanlah untuk menyalahi etika gaul apalagi melintasi dengan bahasa pamrih, mencari sesuatu di balik itu.
Dan itu juga adalah tantangan, untuk menguji endurance psikologi tata gaul sekaligus untuk examination menghadapi type rekanita yang berbaju seperti ini. Kalau bicara suka, aku hanya suka pada sekuntum bunga, yang menjadi bagian dari cerita hati berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan setahun lebih. Jadi, terus terang aja aku jadi merasa mendapatkan sebuah nilai, bahwa kok begitu gampangnya mengajak aku dengan pamrih yang dikedepankan. Begitupun aku tetap tersenyum untuk sebuah nilai basa basi.
(Sepanjang malam sibuk menjadi tuan rumah yang baik dari sebuah hajatan keluarga besar, suasana seperti pasar, hiruk pikuk, simpang siur, tapi aku merasa berada pada sebuah kapal di mana semua penumpangnya adalah saudara keluarga besar. Aku rasakan kedekatan tali silaturrahmi itu).

Sunday, July 02, 2006

Today With Smile

Sunday With Smile

Menikmati dinihari, nonton bola piala dunia, tim-tim yang angkuh tumbang juga, Inggris and Brazil, kacian deh lu, terlalu pede kali ya, padahal bola gak bisa dibikin rumus matematika. Menyambut sun rise, lanjut walking to Sp Lima, menikmati lingkaran yang dipadati people of citizen, sekedar beli jajanan and then go home with happy heart.
Ya, Iam happy today because many of smile flower, smile sun rise and this one which urgently for me, I want to give smile to several flower that during the time until present give me smile with full attention, full appreciate. I hope will always like this for my heart, my eyes and my feeling. Aku ingin menikmati bunga, aku ingin menikmati mentari, aku ingin menikmati rembulan empat belas hari, aku ingin menikmati rasa hatiku dengan berbagai warna kesukaanku.
(Siang menuju Office, to finish my job as a report monthly. This month (June) , aku banyak beraktivitas di luar kantor, dan banyak tugas yang harus diselesaikan. Tetapi setidaknya aku ingin menggapai matahari yang menjadi matahati kehidupanku ).
*****




Saturday, July 01, 2006

Bersihkan Taman Hati

Saturday Cerah
Selesai Subuh, walking in the main street sambil berupaya memulihkan rasa letih, mencari kesegaran, mencari kebugaran. After that, aku berubah menjadi cleaning service, bersih-bersih teras rumah, bersih-bersih mobil, bersih-bersih taman bunga dan taman hati. Ya, taman hati juga perlu dibersihkan dan diperbaharui agar tidak menjadi sumpek rasa, sumpek raga sehingga setidaknya mampu memberikan suasana baru untuk langkah berikutnya.
Bagaimana sih cara membersihkan taman hati, jawabannya sederhana saja, hadirkan bunga yang mampu memberikan warna-warni aura, dan wewangian aroma. Sirami bunga-bunga dengan kebeningan air dan tempatkan dia pada terpaan sinar mentari pagi yang violet. Niscaya dia akan berikan aura warna dan aroma keindahan rasa parfum. Bukankah bunga-bunga itu adalah pandangan keindahan mata ?
(Sementara kesibukan mengikuti exam membuat seluruh hari tersita di kampus bunga, namun ruang hati mendendangkan rasa dan lagu untuk mengusir jenuh dan riak, dan aku mampu melalui hari dengan keceriaan berbagi kalimat canda dengan sesama rekan angkatan).
Bersih-bersih taman hati
Bersih-bersih arteri rasa
Bersih-bersih ruang nadi
Bukankah kita perlu membenahi sekat ruang dan kamar serambi untuk koridor rasa
Kemudian menempatkan kembali "perabot isi ruang" pada sebuah kesimpulan
Ya, kesimpulan tentang bersih-bersih taman hatiku, taman bungaku, taman rasaku