Sunday, January 28, 2007

Apa Kabar

"Pa kabar", katamu dari Timur
"Baik, n surprise", kataku. Langit pagi cerah
"Sesekali boleh dong buat surprise" katamu menyela, terdengar suara gemerisik di hape.
"Gimana kabar kerjaan, kayaknya lagi gak sibuk ya, atau.." kataku
"Iya, pada lagi pergi tuh semua. Dan lagi ada persiapan untuk sertijab".
"Kamu gak ikut pindah kalau ada pergantian seperti itu"
"Gak ah, cukup disini aja, lagian sudah capek pindah sana-pindah sini"
"Aku senang dengan sapaanmu di pagi ini"
"Aku juga, soalnya ngomong sama kamu selalu ada yang menyenangkan"
"Misalnya"
"Ya, tentu saja terutama tentang cara pandang kamu, kepedulian kamu dan catatan-catatan kamu itu".
"Oh ya"
"Dan, aku pengen ngucapin terimakasih atas kiriman novel kamu itu. Duh, ceritanya sangat mengesankan, menyentuh dan romantis banget. Sepertinya kamu totalitas banget dalam menuliskannya. Aku jadi terharu diakhir ceritanya"
"Ya sekedar menuangkannya pada sebuah jalinan cerita dengan mengedepankan suara hati, biasa aja lagi"
"Sejak dulu kamu itu seorang yang ..."
"Udah jangan terlalu, kalo udah tau ya gak perlu disebut, ya kan. Aku senang pagi ini kamu menyapa aku. Kamu kan temen yang pernah seiring sejalan waktu itu"
"Iya deh" selamu manja
"Met bekerja aja ya"
"Sama-sama".
(Catatan Friday)
****

Yang Dihadapan

Mana dulu neh yang harus diutamakan, itulah dilema yang kujalani sepanjang hari ini. Berbagai job ada dihadapan semuanya bergaris sama dengan dan harus selesai dan diselesaikan pada waktu bersamaan. Ada Take Home Exam MSDM, MSTRG, ada TK SDLC, TI SIM, ada Exam yang lain, ada Training, ada social religi environment. Sama-sama penting, bersamaan dan agak njlimet mikirinnya.
Maka kucoba pakai skala, satu-satu kutelateni, kusimak, kupilah dan bagi waktu. One by one mencari solusi, mencari data, menelusuri file dan membaginya dalam strata time limit. Termasuk go to Bdg Monday next, teliti ulang yang harus diselesaikan, persiapan exam, reading, writing, presentasi dan moga-moga aja bisa selesai secara paralel.
Begitu pun memanajemeni waktu dan situasi adalah kunci dari setiap penyelesaian. Oleh karenanya, kujadwalkan secara ketat, dapat selesai, hubungi fren, bagi tugas juga dong, and then selalu tenang menghadapi all of problem. Ya, ya harus tenang, harus teduh, harus bening, harus rileks, harus damai, harus optimis, dan harus tetap pede....
****

Tidak Harus

Tidak harus disikapi atau ditanggapi ketika awan kelabu berarak rendah. Tidak juga harus disikapi atau ditanggapi ketika sebuah lagu menyenandungkan epilog. Bukankah setiap cerita adalah bagian dari titik simpul yang diikatkan pada seruling hati dan menyiarkannya berdasarkan versi eksistensi. Tidak peduli orang mau bilang apa, tidak peduli kamu mau berkata apa. Toh, argumennya adalah mengurai ornamen benang rasa dan membacakannya pada setiap catatan yang tercetus.
Catatan hati adalah insitusi yang disemburatkan pada sejumlah jemari lentik yang disapa lewat sinar pandang lembayung. Catatan hati adalah prolog yang menimba sumber inspirasi menjadi tanaman di kebun bunga. Catatan hati adalah dialog yang bergema di ruang nada dan berupaya menyanyikannya bersama keteduhan sinar mata.
Biarkan saja dia bernyanyi, untuk membuktikan masih adanya warna pelangi.
*****

Thursday, January 25, 2007

Campur Aduk Rasa

Hari ini hati bercampur aduk rasa, ada rasa ingin untuk apa yang disebut menaiki anak tangga, ada rasa ingin untuk menyambut kehangatan, ada rasa ingin mendinginkan hasrat, ada rasa ingin mendambakan aura, ada rasa ingin mendekap harapan. Semuanya memberikan aroma campur rasa pada sekeping hati yang merah hati. Begitupun tetaplah aku menampilkan performansi diri seperti apa adanya, menggeluti aktivitas dengan selalu bergaris keseriusan, salah satu ciri khas aku. Dan memang begitu, dalam menyelesaikan reporting atau apalah namanya yang berbau aktivitas aku selalu menjalaninya dengan keseriusan dalam diam, tanpa harus banyak bicara. Ketika berada diambang canda, aku juga mampu meresponsnya dengan balasan canda juga, namun tidak ingin terjebak dalam konteks “terlalu banget”.

Ketika ada pertanyaan dan pernyataan dari ujung sana, aku merasa senang karena ternyata sebenarnya aku ada dalam urutan naik tangga namun dibatasi oleh batas kota yang tak ingin kutinggalkan. Aku berterima kasih atas atensi beliau, aku merasa surprise banget atas nuansa sambung rasa yang dikedepankan ketika sore menjelang. Ya, kadang aku selalu dihadapkan pada dua pilihan difficult, sama-sama memberikan jalan pilihan berwarna cerah. Aku jalani saja semua jalan yang kudapati sekarang dengan doa yang selalu kupanjatkan : berilah kesempatan ya Allah, untuk memberikan nilai berkah yang lebih pada jalan yang kujalani. Amien.
*****

Duhai

“Mengapa jalan yang kutapaki ini tidak seperti pemilik sepatu yang lain”, katamu membuka dialog.
“Aku memahami keinginan aktualisasimu itu, yang selalu mencoba mencari harapan dibalik awan”, kataku.
“Ya, bukankah sepenggal kisah perjalanan adalah mencoba menapaki anak tangga menuju bukit hijau kesegaran”, katamu.
“Itulah asamu, itulah titianmu yang selalu ada dalam genggaman, antara hasrat, damba dan ingin. Tetapi bukankah perjalanan ini bukan milik kita seutuhnya. Bukankah perjalanan ini bukan hak kita selengkapnya. Bukankah yang seharusnya dan yang senyatanya adalah deviasi yang memberikan makna bahwa keinginan bukanlah menjemput tamu di bandara atau mengantar kekasih di batas kota”, kataku.
“Kadang aku merasa seperti mengejar burung merpati, dan mendapat tepuk tangan atas ketidakberhasilan menggapainya, menggapai pelangi warna dan memeluk fatamorgana. Aku merasa seperti tak punya apa-apa. Aku merasa seperti tak bermakna apa-apa. Aku merasa seperti bukan siapa-siapa. Aku adalah tiik singgung yang tak pernah dijawab. Aku adalah titik nadir yang tak pernah dilirik. Aku adalah sudut pandang yang tak terpandang. Aku adalah bulan dibalut awan. Aku adalah sketsa tanpa lukisan..”, katamu
“Duhai, bukankah jalan itu adalah catatan kisah terkasih yang kita maknai bersama, kita jalani bersama, kita arungi bersama. Duhai, bukankah perolehan nilai didapat dari pemaknaan jalan pikir, bukan pada semata jalan ingin. Bukankah nilai terbesar yang disebar pada setiap sudut pandang adalah mencoba memberi arti pada tema takdir yang telah dipesonakan pada setiap kamar hati. Duhai, betapa indahnya naluri kepemilikan yang dipinjamkanNya kepada kita, yang kita lakoni, yang kita jalani, yang kita wayangi dengan semangat menikmati jalan takdir. Bukankah pemilik sepatu yang lain adalah gulungan tema tentang perbandingan, tentang komparasi, tentang niat ikhlas, tentang rasa syukur, tentang beda jalan. Bukankah cipta itu adalah diferensiasi pada apa yang disebut sinar pandang”, kataku.
“Ya, ya, setidaknya hari ini aku dapat memahami sebuah makna bahwa ritme jalan yang kudapati adalah menafsirkan takdir menjadi catatan pelangi untuk sebuah anak tangga dan pemilik sepatu yang lain,” katamu sembari memelukku hangat. Aku berkaca-kaca.
****

Wednesday, January 24, 2007

Catatan Novotel


Menjelajah selatan adalah cerita tentang lengkung pinggang pegunungan. Menjelajah selatan adalah cerita tentang dataran tinggi yang hijau berpetak sawah. Menjelajah selatan adalah cerita tentang keindahan yang menyegarkan. Aku menikmatinya dengan seluas senyum, bahwa rangkaian safari ini adalah bagian dari pencetakan ruang hati untuk selalu tetap mencintai naturalisme dan meyakinkan diri bahwa kemahaluasan ciptaanMu semakin menebalkan kadar istiqomahku untuk menjadikannya sebagai bagian dari firmanMu.

Duhai, bercerita tentang jalan sepanjang jarak, adalah manifestasi dari perjumpaan pada titik singgung yang bernama kekaguman. Ya kekaguman pada sejumlah nilai yang menjadikanku semakin menikmatinya dan membawanya pada sunggingan senyum betapa aku ingin lebih lagi menjelajahinya.

Betapa aku ingin menjalaninya sepuas hati
Betapa aku ingin larut dalam kehijauan itu
Betapa aku ingin mengarungi jarak sepanjang jalan
Betapa aku ingin mendapatkan kenikmatan kepuasan itu
Duhai
Betapa
Sampai aku lupa hari telah larut
******

Catatan Dinasty

Ketika penugasan bertemu kesukaan, maka bertemulah botol dan tutupnya, klop gitu. Maka traveling sepanjang jarak adalah bagian dari kesukaan yang membuatku mampu menjelmakannya dengan berbagai inspirasi. Tentang kehijauan, tentang pandang luas, tentang kesegaran, tentang jarak pandang. Semuanya mampu memberikan margin pada nilai perjalanan yang penuh canda dan sapa, semuanya mampu memberikan value untuk diberikan pada hati yang cerah.
Maka kunikmati banget suasana ini
maka kunikmati banget perjalanan ini
maka kunikmati banget jarak pandang ini
Maka kunikmati banget kehijauan dan kesegaran ini
maka kunikmati banget sketsa yang menghijaukan ini
(Menikmati Dinasty adalah menghitung koridor luas yang asri dan betah, begitupun sebuah hari adalah bagian dari perjumpaan pada catatan malam yang penuh kehijauan).
****

Sunday, January 21, 2007

Sebuah Hari Tanpa Jeda

Ya, after subuh dengan segala asesories religinya memulai pagi dengan semangat kerja bakti lingkungan sesuai kesepakatan, dan karena aku yang pimpin RT mau tak mau aku harus memulai duluan, maka kemudian berdatangan komunitas tetangga untuk kerja bareng benahi lingkungan.
After that, ke kampus kuliah substitusi, maksudnya karena yesterday libur diganti dengan today, maka ganti lagi kesibukan dengan berdiskusi, adu argumen, lunch bersama, read di perpustakaan, bahas modul sampai akhirnya maghrib menjelang.
After that again, meeting RW tonight, sebuah forum kumpul para RT untuk membahas apa saja yang terkait dengan lingkungan. Lagi, diskusi, adu pendapat dan musyawarah. Tak terasa sudah menjelang pukul 24.00. Capek terasa, letih mengguyur dan langsung lelap. benar-benar sebuah hari tanpa jeda namun berdurasi menyenangkan hati karena semua dapat kunikmati dengan kebeningan hati, kedamaian rasa.
****

Saturday, January 20, 2007

Sudut Pandang

Menyikapi sudut pandang adalah menelaah pada tingkat arus yang manakah titik sapuan yang mampu menggerus tekanan sikap yang dikedepankan. Sebuah pernyataan adalah bagian dari sikap pandang, dan ketika ada yang terdengar pada sebuah catatan sudut pandang, olahan yang diaduk dan dicampur adalah menyeduhnya dengan air panas dan menyeruputnya dengan semangat "yakinkan diri" bahwa apa pun itu, tidaklah mampu menggoyahkan ketegaran yang sudah dibangun sejak bait awal cerita.
Oleh karenanya, sekuat apa bunyi yang mau disuarakan, silakan saja, apakah mau pakai alunan rock atau jazz, atau duet atau trio, silakan saja. Aku akan tetap menyeruputnya sembari mengatakan: based on apapun tetaplah tak mampu menggoyahkan kadar rasa yang kumiliki. Aku adalah sebuah rasa, aku adalah sebuah nada, aku adalah sebuah melodi, aku adalah sebuah catatan, aku adalah sebuah bait, aku adalah sebuah alinea. Aku akan terus menorehkan cerita pelangi karena itu adalah bagian dari kisah sketsa yang menjadi garis rasa dan rasio.
*****

Traveling Indah

Traveling yang menyenangkan, menikmati suasana traveling bersama, menikmati bersama, menjalani bersama, berhenti bersama, rileks bersama, lunch bersama. Aku menikmatinya dengan totalitas yang memberikan situasi kebersamaan, dengan membuka seluruh ruang isian dan mengisinya dengan keceriaan, kesenangan dan tentu saja mampu menjegal titik jenuh.
Tidakkah harus itu yang jadi pilihan ketika bangunan keinginan yang dipatri menginginkan adanya suasana kebersamaan, bernyanyi bersama, bercanda bersama, untuk memberikan cerita yang menyenangkan tidak saja di situasinya namun juga di alur bagannya.
Maka rute yang diambil adalah menjelajah perjalanan "ringroad" selatan utara selama hampir 12 jam dengan menyinggahi sudut singgah yang diperlukan. Sungguh membahagiakan hati, membungakan hati, menggembirakan hati sehingga tidak ada keletihan yang berarti ketika menjelajah dengan suasana hati yang hijau permai segar ini.

Friday, January 19, 2007

Ada Rindu, Bunda

Kabar-kabar dari jauh selalu saja ada yang menyenangkan. Kabar bunda baik-baik aja, kabar yang lain biasa-biasa aja namun jujur saja ada rasa rindu untuk mengunjungi bunda, mengunjungi primordial, mengunjungi suasana handaitolan nun yang jauh diseberang sana. Rasanya aku menginginkan perjumpaan itu, rasanya aku menginginkan pertemuan itu sampai-sampai terbawa mimpi. Kerinduan adalah batas ambang yang menyeruak dan mengetuk pintu hati ketika suasana, kondisi dan situasi menginginkan taste heart yang ingin menyapa, memeluk dan mengakomodasikan semuanya.

Ketika hati memerlukan rindu
Itu tandanya masih ada serat yang menyatakan hasrat
Ketika hati membutuhkan perjumpaan
Itu tandanya masih ada nadi yang menginginkan cita
Ketika hati menceritakan kisah
Itu tandanya masih ada naluri yang menginginkan damba
Ketika hati menceritakan kasih
Itu tandanya masih ada melodi yang menggetarkan aura

(Lagi, respon masih mengalir dari sejumlah sejawat tentang Novelku : Sebuah Cinta Tanpa Penjelasan. Ada yang bilang duh romantis banget, ada juga yang bilang seperti menikmati jalan cerita sesungguhnya, ada juga yang nimpali seperti sebuah cerita yang tak pernah selesai. Banyak pertanyaan seputar siapakah “DIA” yang menjadi alur cerita menjemput dan menyenandungkan rasa itu. Jawabnya tetaplah dalam batas ruang hati. Dan biarlah menjadi sebuah catatan dengan sejumlah bait).

Thursday, January 18, 2007

Untukmu

Tidak ada yang harus dikemukakan ketika semua warna menjadi hitam putih. Tidak pula dengan sejumlah catatan yang tergoreskan ketika matahati memberikan sekuntum bunga mawar (yang tak pernah terkirimkan). Apakah kemudian semua menjadi catatan tanpa makna, jawabnya tidak, karena catatan hati adalah bingkisan yang terindah dan terukir dari sebuah episentrum yang bergetar.

Tetapi sikap juga adalah pilihan ketika semua sudut pandang yang sudah digariskan, diuraikan dan dijabarkan tetap saja menjadi titik tanpa lanjutan karena di pintu sebuah hati tidak pernah ada melodi yang menyanyikan lagu pilihan hati.

Itulah sebabnya, memilih diam adalah sikap yang paling harmoni
Itulah sebabnya, memilih diam adalah sudut pandang yang paling bening
Untuk menjaga hati dari semburan fitnah
Untuk menjaga hati dari semburan prasangka
Untuk menjaga hati dari semburan sumbang nada

Biarkan semua sudut pandang ada disisimu
Biarkan semua jalan cerita bercerita apa adanya
Biarkan semua fragmen menggaris hatimu
Biarkan saja
(Semuanya ada dalam cerita hatiku)
(Semuanya sudah kuceritakan dalam “buku ceritaku”)
*****

(Penat mengisi seharian meeting, dihapus oleh undangan mitra untuk dinner bersama dan bernyanyi bersama. Maka bernyanyilah aku, maka bersenandunglah aku, maka gembiralah hatiku sampai dinihari).

Wednesday, January 17, 2007

Selamat Malam Bayu

Pada gemintang yang kerlap kerlip menyatakan
Pada bulan sabit yang hampir selesai
Pada temaram yang menggelayuti sekujur kota
Pada keinginan yang belum tersampaikan

Angin malam memberikan sentuhan
Untuk tetap berlari menuju harapan
Angin malam memberikan sapaan
Untuk tetap istiqomah dalam ketegaran

Sedingin apakah cerita yang kau sampaikan
Sebeku apakah kisah yang kau bungkuskan
Sejauh yang kudapatkan
Adalah mendayu menyemilirkan angan
Adalah mendayung menyampaikan riak
Adalah mengayuh mengirimkan resah

Duhai, betapa malam adalah selimut kedamaian
Dengan iringan sepoi angin menghela waktu
Ketika terjaga dalam naungan embun jelang dinihari
Ketika melantunkan cerita pada episode monolog
Selamat malam Bayu
Sampaikanlah pesan ceritaku pada setiap perjumpaan
*****
(Berbagai deal dapat diselesaikan, sesuai promise sehingga paling tidak mengurangi kesibukan yang tidak rutin itu. Tapi begitulah, ketika pertemanan tidak dibatasi oleh pagar sejawat, aku merasa tidak pernah sendirian).
(Menjelajah ADA di suasana malam, ada yang menjelajah, ada yang menerawang, ada yang berjalan, ada yang berpandangan. Ada yang menyenangkan sembari menikmati McD).
*****

Tuesday, January 16, 2007

Warna Hari, Warna Hati

Mewarnai hari dengan catatan silaturrahmi pada sejumlah sahabat yang banyak tahu tentang aku. Dengannya aku bisa menghilangkan performansi nada yang rada sumbang dan sember bunyinya. Begitulah, ternyata ngobrol santai, saling sapa, saling mengingatkan dan menjadwalkan deal yang menjadi dasar syukuran diperdengarkan lagi. Ternyata ada ruang kosong yang menjadi kehampaan sumbang nada yang mampu diisi dengan melodi keceriaan, kecerahan dengan mengkomunikasikannya pada sejumlah sahabat yang mau memahami koridor kebersamaan dan kesepahaman.

Thanks for smile sentences yang diperdengarkan dengan kedekatan informal, kedekatan apresiasi dan kesamaan pandang. Jelas banget suasana yang dibangun mampu memberikan spirit nada rasa yang kurang berwarna ketika memulai langkah. Tidak harus selalu mempertajam ritme manakala sajian yang dipersandingkan mampu menggerus ruang tanpa warna dan sekaligus bernafas sesak. Kulepaskan, dan kugantikan dengan cerita bingkisan pada sejumlah person yang menjadi titik temu bincang hangat yang diperdengarkan. Aku senang dengan suasana ini dan biarkan lagu sumbang itu didengar secara monolog oleh dia yang tak punya nada.

(Special thanks tertuju pada Ng, Nt, Ay, Hy, My yang keniscayaannya menceritakan ruang kebersamaan, keceriaan dan mampu mengisi aneka warna pada perjumpaan tanpa harus mengedepankan judul. Thanks banget, kamu semua mampu menghidupkan aura keselarasan dan harmoni pada ruang rasa dan rasio).

Monday, January 15, 2007

Menunya Nikmat Banget

Karena ada undangan aqeqah dari rekan yang "kedatangan"bayi mungilnya, maka sengaja aku berlapar-lapar dulu sembari nunggu lunchnya tiba. Dan benar saja ketika sampai, berbagai menu disajikan dan semuanya cocok dengan seleraku yang "nano-nano" ini. Ada pecel dengan jenis sayuran yang seger-seger, ada tempe, ada bandeng, ada sate, ada segalanya, dan jujur saja kunikmati lunch together ini dengan mengunyahnya sedemikian rupa and meresapinya diantara celah rongga mulut bersamaan dengan porsi yang agak lebih dari biasanya. Alhamdulillah, semoga berkah semuanya.
Kalau boleh dibandingkan, ini adalah lunch yang menyenangkan dan mengenyangkan. Kalau dalam rutinitas lunch, dengan sebungkus nasi yang dipesan selalu aku tidak pernah mampu menghabiskannya karena sering patah selera ditengah jalan. Namun kali ini karena sudah "dipersepsikan" sejak awal dan ditambah dengan kemampuan sajian yang bagus, jadilah sebuah santapan yang membangkitkan selera.
(Malam maksudnya ingin menyelesaikan TK, namun belum lama ditekuni dan disisir dengan sisiran baris bacaan tiba-tiba jenuh menghadang, jadi ya gak selesai karena lagi gak konsentrasi. Tunda dulu aja).
****

Sunday, January 14, 2007

Modul, Enjoy

Ahad Enjoy
Pagi menikmati matahari kota, menikmati jalan-jalan seputar kota dan mengapresiasikan hobby dengan mengunjungi pusat bunga di sebuah jalan untuk menambah koleksi dan ya menikmati taman bunga itu sendiri. Selanjutnya menjalankan hobby itu di depan rumah, mempercantik yang belum bagus sekalian berolah raga ringan. Kemudian berkeringat, kemudian mandi lagi walau after subuh tadi sudah mandi, selanjutnya menikmati bacaan santai dengan secangkir teh dan penganan favorit.
Nikmat deh menjalani libur sehari ini. Dengannya aku bisa menjalankan aktivitas hobby, bersantai, reading dan tentu saja istirahat. Libur sehari ini bermakna pemulihan dari kepenatan rutin yang kadang membuat kejenuhan fisik dan kejenuhan hati.
*****
(Malam, pertemuan bulanan warga, seperti biasa aku memberikan sosialisasi tentang konteks lingkungan, keasrian dan kebersamaan. Yang menyenangkan, ide-ideku banyak yang disambut hangat. Aku juga menikmati tugas ke erte an ini dengan enjoy).
*****
Sabtu Modul
Awalnya rada kurang pas mau mikirin modul, tapi gak lama ketika rasa kurang pas itu hilang, aku kembali bersemangat mempelajarinya sembari menikmati omongan pengajar di depan kelas. Ada satu modul yang kusenangi karena terkait dengan hal yang sering kubaca dan kupahami sehingga aku jadi mood dengan materi ini, disamping pengajarnya juga energik dan pas dalam mengkomunikasikannya. Dan secara keseluruhan aku menikmati tiga modul yang tampil hari ini. Dan seperti biasa pula akhirnya selalu diiringi dengan tugas kelompok dan diskusi for next.
****
(Aktivitas awal mengunjungi sekolah yang bagi raport. Biasalah, gurunya bilang gini bilang gitu, dan ujung-ujungnya ada susu tante; sumbangan sukarela tanpa tekanan. Duh sekolah, pusat study memintarkan generasi, kok jadi komersil gitu..)

Friday, January 12, 2007

Makasih For All

Makasih tuk semua fren, sobat dan group yang telah memberikan persepsinya via imel dan esemes tentang "buku cerita" yang kukirimkan itu. Cerita dalam buku itu adalah ungkapan, betapa bingkai rasa itu memberikan jalan cerita yang menjelaskan kebeningan rasa, keinginan rasa, keteguhan rasa, kegundahan rasa dan keindahan rasa ketika pada sebuah "halte perjalanan" bertemu dengan pesona keindahan yang menggetarkan rasa.
Persepsi beberapa fren adalah bagian dari reaksi yang tentu saja berdasarkan sudut pandang subyektivitas. Cerita itu juga sebuah subyektivitas, apalagi tentang gejolak rasa. So, jadi tidak perlu berhalusinasi tentang "apakah cerita itu fiksi atau kisah nyata". Gak perlu kujelaskan untuk yang satu ini. Yang penting nikmati aja rangkaian cerita rasa yang terselesaikan dengan baris elegi.
Sekali lagi, thanks a lot for semuanya. Aku sudah berikan evidence cerita rasa itu. Aku akan terus berjalan sembari menjelaskan jalan ceritaku semampu yang bisa kutuliskan dalam rangkaian alinea.
****

AY Fn

Bertukar ucap denganmu adalah memainkan seruling tentang kesetaraan argumen. Berganti kata denganmu adalah menyelaraskan sambung nada tentang kesamaan pandang. Bertutur phrase denganmu adalah mengantisipasi andaikata yang mungkin saja bisa terjadi. Nah, ketika sambutan itu terasa hangat maka mengalirlah limpahan kalimat yang dibariskan dalam percakapan yang menyenangkan tanpa harus meyenandungkan irama jazz yang tak perlu. Bolehlah aku katakan setiap ada perjumpaan tutur kata dan atau tukar pandang, aku senantiasa mampu merapikan logika yang bermain dihadapan. Sekaligus juga menghela tarikan nafas yang tersendat. Ada yang menarik di setiap persimpangan kata kita, selalu ada argumen dan cerita yang mampu membangun kedekatan jarak pandang, jarak dengar dan jarak sisi yang terselesaikan.
Lebih dari itu, pesona wawasan yang kamu miliki adalah sisi yang mengedepankan cara sikap dan bangun persepsi tanpa harus membuka opini. Dialog-dialog yang dikedepankan adalah pemantik suasana dengan kedekatan yang menghangatkan suasana berlapis sutra. Ya, setidaknya kesamaan cara ukur dan metode lihat yang kita suasanakan itu adalah memberdayakan source informal dan membaginya dalam sharing yang mampu menghangatkan rasa dan nada,-
****

Thursday, January 11, 2007

Aku Syukuri Itu

Satu selesai, yang lain meminta penyelesaian juga. Tapi memang harus one by one dong agar konsentrasi penyelesaian menjadi smart gitu. Hari ini aku selesaikan lagi satu tulisan dan langsung mengirim ke redaksi dan diterima dengan utuh. Tinggal nunggu tanggal edisinya. Ada rasa kepuasan manakala greget ide dan peduli menggelayuti diri untuk segera dituangkan dalam bentuk tulisan. Kadang ide itu justru muncul ketika ada dalam posisi yang gak pas. Maksudnya lagi gak ada didepan PC atau secarik kertas. Tapi, itulah gunanya Communicator, ketika dia datang menjadi sebuah greget, maka framenya kutulis dulu di memory itu agar nantinya bisa dikembangkan menjadi sebuah paragraf bertema.

Penyelesaian yang lain, jadi editor sebuah naskah riset punya seorang sahabat dekat. Oke aku sanggupi dengan mengambil porsi sekedar memoles wajah bukan merubah konten. Dan corat-coret itu pun selesai juga. So, ada kepuasan manakala ada beberapa “soal” yang dapat kuselesaikan dengan semangat hitam putih.

Aku syukuri itu
Setiap ide yang hadir menjadi sebuah catatan
Dan catatan itu adalah sebuah sketsa
Dan catatan itu adalah sebuah irama

Aku syukuri itu
Ruang rasa yang kumiliki menjadi lebih indah
Ketika memandang keindahan
Ketika memandang kehangatan
Ketika memandang kecantikan
Ketika memandang kehijauan
Kutuang dalam sebingkai baris catatan
Kurangkai dalam seikat bait catatan
Kurangkum dalam sekeranjang paragraf catatan

Catatan itu ada dalam genggaman
Catatan itu ada dalam memory
Catatan itu ada dalam buku harian
Catatan itu ada dalam bilik hati
Kusimpan erat sembari memeluknya
Kudekap erat sembari menciumnya
Bersama aura keindahan yang mengalir
Bersama nyanyian hati yang bersenandung
****

Wednesday, January 10, 2007

Celah Dedaunan

Memandang kehijauan yang terang adalah nuansa traveling today, yang menyenangkan, sekaligus membebaskan diri dari aktivitas yang bersifat rutin. Aku memang sangat menyukai perjalanan, sehingga sedekat apapun tujuan itu selalu "kusimak baik-baik" untuk menenemukan "celah dedaunan" yang mungkin menjadi titik awal sebuah "pernyataan sikap". Alam itu adalah source yang memberikan tumpahan aneka "percakapan hati" dan dengannya aku bisa menemukan intisari hakekat yang tak berujung itu.
Hakekat hati ini juga adalah ingin memberikan ruang kasih sayang pada sesuatu yang menyentuh hati. Hakekat rasa ini juga adalah ingin memberikan aura kasih pada sesuatu yang mampu menyelimuti hati dengan kehangatan. Hakekat adalah sumber awal yang bermata air bening, hekekat adalah jangkauan yang memerlukan atensi, hakekat adalah kesanggupan untuk memberikan nilai universal pada sesuatu yang bermakna.
Mengisi malam dengan "kunjungan" ke Mall Ctrlnd, menikmati ruang pandang, menjalani jalan-jalan belanja dan sekalian mampir di Gn Ag, biasalah beli buku bacaan. Membaca adalah salah satu hobbyku yang sejak dulu adalah bagian dari kisah-kisah yang menjadi catatan harian.
(Sorry ya Ky, janjiku akan kuteruskan ke office yang lain and moga-moga aja ada kesanggupan untuk memenuhinya).
(Sorry juga to Ar, aku lagi on the spot, fren, ntar kalau semuanya dah clear, kita bisa realisasikan deal itu, oke).
****

Tuesday, January 09, 2007

Ketika Rasa Berganti Nada

Ketika rasa berganti nada
Ketika nada berganti warna
Ketika warna berganti pernik
Ketika pernik berganti pelangi
Ketika pelangi memberikan warna kesejukan

Ketika itulah aku mendapatkan nada baru
Ketika itulah aku mendapatkan warna baru
Ketika itulah aku mendapatkan cahaya baru
Ketika itulah aku mendapatkan pelangi kesejukan

Pada sejumlah keniscayaan yang ingin digenggam
Anugerah yang dihasratkan adalah tidak ingin
Mengirimkan senyum
Dan menyatakan lewat lukisan riak gelombang
Dan menyatakan lewat barisan pandang mata di tepi ngarai

Ketika rasa berganti nada
Tak perlu lagi memberikan isyarat
Ketika rasa berganti nada
Tak ada lagi ungkapan berbaris bait
Ketika rasa berganti nada
Tak ada lagi persinggahan di halte
Ketika rasa berganti nada
Perjalanan pun dilanjutkan lagi
Menuju arah nada dan warna pelangi
****
(Traveling yang menyenangkan, dan lebih menyenangkan lagi ketemu temen-temen lama yang hampir terhapus dari memori daya ingat).
****



Monday, January 08, 2007

Sekelumit Jalan Cerita

Hangat
Terik
Menyengat
(Tetapi harus dilewati)
Panas
Berkeringat
Bersemangat
(Dan memang harus dijalani)
Berputar
Berjalan
Berbalik
(Itulah pernik warna today)
Menikmati
Menjalani
Melewati
Melintasi
(Sebodo amat dengan lingkungan)
(Sebodo amat dengan suasana)
(Sebodo amat dengan kondisi "cuaca hati")
Sekelumit jalan cerita yang dipergelarkan sesungguhnya lakon yang "terpaksa dijalani" karena tuntutan "skenario" yang aku tidak tahu sebelumnya. Artinya ada hal yang menjadi invisible hand yang mengatur lakon itu yang diluar ability aku. Seperti yang kujalani hari ini, sibuk diluar, sebuah kewajiban, sebuah keharusan, yang mau tidak mau dijalani. Dan alhamdulillah selesai dengan baik.
****
(Untuk sobat2 yang sudah dapat buku ceritaku, selamat menikmati, selamat mengapresiasi, selamat memahami, selamat menghayati dan semoga memberikan sudut pandang yang jernih tentang jalan ceritanya).
(Thanks to Dt yang selalu mau membantu meringankan, semoga bernilai manfaat ya..).
(Tuk Ast, kuusahakan membaca skripsi itu, setidaknya memolesnya untuk kesempurnaan. Thanks atas atensinya).
****

Sunday, January 07, 2007

Cerah, Menerawang

Ahad Cerah

Dan mengisinya dengan seikat aktivitas, sekalian gerak badan, sekalian olah tubuh, sekalian bermanfaat, sekalian berkeringat, sekalian menambah bersih, sekalian menambah rapi. Dan aku memang suka dengan yang bernama rapi dan resik. Dan aku memang suka berpenampilam rapi dan resik. Dan aku memang suka dengan keindahan yang bernuansa rapi dan resik.

Itu sebabnya aku senang dengan segala sesuatu yang berirama rapi, karena hatiku juga suka dengan suasana yang demikian. Maka apapun yang kulakukan selalu dalam koridor mempertahankan kebersihan dan kerapihan. Meja kerjaku baik yang ada di office atau at home selalu memperhatikan estetika ini. Demikian juga dengan penampilan, aku suka dengan estetika rapi dan bersih sehingga akan memberikan suasana hati yang juga rapi dan bersih.

Itulah aku
Dan Ahad cerah ini memberikan semangat untuk menjaga kerapihan dan kebersihan. Maka semuanya kulakukan dengan semangat ceria nan cerah walaupun harus berkeringat.
****

Musibah itu

Menyikapi musibah yang datang seperti mengantri, mulai dari utara Sumatera, banjir, gempa bumi, kapal tenggelam, pesawat jatuh, adalah menengadahkan wajah ke langit luas sembari menegaskan kembali syair lagu Ebiet : Mengapa di tanahku terjadi bencana. Silih berganti, beruntun seakan ingin menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan apa-apa dibanding keperkasaan alam dan kehendakNya. Itulah yang mestinya disikapi, ada yang harus dibenahi, ada yang harus ditelanjangi, ada yang harus dimandikan, kisah perjalanan kita yang penuh gores daan garis kesalahan.

Aku menerawang kembali ke sebuah saat, ketika itu pesawat yang aku tumpangi dalam perjalanan dari Tr ke Bp tiba-tiba disambar petir. Maka paniklah segenap penumpang, maka doapun makin mengeras suaranya, maka betapa tipisnya batas antara hidup dan mati, maka pucat pasi melanda wajahku, maka sejumlah baris andaikata menjadi sesuatu yang menyentak-nyentak. Pesawat tidak normal selama tigaperempat jam, dan selama itu pula berbait doa, bersambutan satu sama lain, mengisi ruang keheningan yang mencekam. Sebuah pengalaman terbang yang mencekam dan tak terlupakan.
(Catatan Sabtu)
****

Friday, January 05, 2007

Next, No More

Dikira aku gak bisa ambil sikap
Dikira aku gak bisa bawa sikap
Dikira aku gak bisa melempar sikap
Dikira aku gak bisa menendang sikap

Engkau adalah keangkuhan
Yang tak mampu membaca kata hati
Engkau adalah kepongahan
Yang tak mampu membalas kalimat rasa
Engkau adalah keegoan
Yang tak mampu merasakan nada
Engkau adalah kesombongan
Yang yak mampu mengungkap warna

Maka
Tidak akan ada lagi jejak langkah
Tidak akan ada lagi pemberhentian
Tidak akan ada lagi pelabuhan
Untuk menghampirimu, menyapamu dan menyatakannya
(Percuma saja lukisan surealisme dikumandangkan)
(Percuma saja cerita naturalisme dituliskan)
(Percuma saja sketsa romantisme dituangkan)
******

Thursday, January 04, 2007

Thanks Banget..

Ketemu lagi dengan rekan satu group lewat lunch bareng yang sudah didealkan sekaligus ngucapin met ultah,dan met met yang lain. Yang berpernik tentu saja suasananya, omongannya, candanya dan kebersamaannya. Maka jadilah lunch together siang ini membuatku kenyang canda, kenyang tawa, dan tentu saja kenyang perut, apalagi Rm yang dipilih memiliki citra rasa yang menyenangkan dan memuaskan. Thanks banget atas kebersamaan yang terjalin selama ini. Once again thanks berat spesial buat As dan Wy yang telah menyuguhkan nilai silaturrahmi berwajah lurus.

Tentang tawaran itu, masih kupikirkan, kurembugkan, kucatatkan dan kurenungkan. Aku ingin mengolahnya dengan semua ramuan yang memberikan nilai decision yang pas di segala hal, dan ini tentu saja memerlukan waktu pikir dan waktu renung. Aku inginkan aktualisasi itu, tapi haruskah berangkat dan meninggalkan sebuah tempat yang sudah lama kuinginkan dan kudambakan menjadi terminal terakhir. Haruskah seperti itu metodenya. Haruskah ...........

Mengisi malam dengan walking to Mall JM, ada yang ditaksir dan diinginkan sembari menelusuri setiap koridor yang sudah hapal banget kondisinya. And then tidak langsung go home melainkan menelusuri jalan-jalan seputar City yang memiliki pesona malam nan indah dalam sudut pandangku.
******
(Thanks to My atas kolaborasinya yang menyenangkan, bagi-bagi tugas gitu loh, dan kamu mampu mengimbangi performansi pada setiap TK dan juga TI. Trus terang aku senang banget, kamu pintar, hangat dan menyenangkan).
(Ada yang gengsi banget untuk menjawab, apalagi membalas, seperti menatap matahari jam duabelas, gak ketemu sinar pandangnya selain silau. Biarin aja, ntar juga silau sendiri, ntar juga jutek sendiri, ntar juga boring sendiri. Duh, echa banget, maksudnya eh capek banget..)

Wednesday, January 03, 2007

Sepanjang Hari

Sepanjang hari menikmati suasana hari, suasana nada, suasana rasa dengan garpu tala yang ringan lentingannya. Ya, ringan-ringan saja sembari menyapa sahabat-sahabat dekat yang jauh di jarak tapi terasa dekat di hati. Mereka itu adalah teman yang senantiasa memberikan corak warna pada nilai kebersamaan, satu korps, dan banyak tahu tentang aku. Sekedar membuka wacana kabar-kabari, bagaimana ceritanya, apa ada yang baru untuk diceritakan, etc, etc.
Sementara aku sedang menyiapkan naskah lagi, tuk mengisi sebuah rubrik, sesuai permintaan, karena yang edisi Desember sudah diterbitkan. Ya, lumayanlah, memberikan nilai tambah pada sebuah bentuk kepedulian, pada sebuah ide yang menjadi lantunan paragraf demi paragraf. Moga-moga aja selesai pada waktunya nanti.
***
(Thanks to Yn, kabarnya selalu menyejukkan dan nada irama yang dikumandangkan itu selalu menyimpan kehangatan pada sebuah dialog berirama kebersamaan).
(Jangan keki dulu dong Ay, dealnya akan diterbitkan pekan ini juga).
(Thanks juga atas deal lunchnya tomorrow, aku ikutan aja deh, sekalian rame-rame gitu loh).
***

Tuesday, January 02, 2007

Happy New Year

Starting in 020107

Menyambut hari kerja pertama dengan sejumput asa yang masih terus menebalkan keyakinan, semoga bisa menjadi bangunan realita yang kasat mata. Aku ingin menjalani keyakinan bersama bingkai rasa kasih yang senantiasa menjadi primadona ruang rasa. Aku ingin membangun persepsi dengan keyakinan hati bahwa nilai aktualisasi adalah menciptakan koridor bawaan diri, performansi diri dan kemampuan memaksimalkan peran. Aku ingin meluangkan waktu menimang kombinasi apresiasi dengan impelementasi. Aku ingin melebarkan rentang talenta dengan menggali sebanyak mungkin sumber inspirasi yang menjadi pusat imajinasi berbasis aksioma. Aku ingin menyetarakan ruang rasa dan rasio untuk lebih mengedepankan eksistensi realita daripada hanya sekedar membasuh kamar hati.

Aku ingin mengatakannya
Aku ingin menyampaikannya
Aku ingin membuktikannya
Aku ingin mengutarakannya

Pada sejumlah mata angin
Pada sejumlah arah busur derajat
(Tuhan, bimbinglah aku)
******

Happy New Year 010107

Sembari menguji kesetiaan matahari yang selalu memberikan sinarnya tanpa perbedaan. Lalu apakah makna sebuah perputaran revolusi bumi terhadap pusat tatasurya ? Bukankah perputaran 365 hari itu adalah sebuah riwayat rutinitas yang selalu ada, tak peduli apakah penumpang bumi terseok-seok, tersengal-sengal atau bahkan tertatih mengikuti iramanya. Ya, kita selalu salah memaknai sebuah pengulangan perputaran dan selalu menyambutnya dengan pesta keriangan yang melampaui batas. Padahal perputaran itu mempertegas makna sebuah eksistensi, bahwa ada yang berkurang, ada yang sudah terlampaui dan tak mungkin di putar ulang.

Makna pengulangan tahun mestinya disikapi dengan menyungkurkan diri, bersujud dan bersyukur bahwa kita masih diberi waktu (kata Ebiet), kita masih diberi kesempatan, kita masih diberi cahaya matahari, kita masih diberi kesempatan menghirup. Ruang kesempatan itu adalah semakin menipisnya penjumlahan jatah persediaan di tengah arus perputaran yang terus menerus menjejakkan langkahnya.

Maka episode tentang nilai kasih sayang, cerita tentang rasa kasih, paragraf tentang ruang hati adalah penceritaan yang memberikan nilai ketebalan catatan harian. Aku ingin menjelaskan ruang itu pada sebuah titik perjumpaan, pada selimut kehangatan, pada bungkusan souvenir keindahan makna, keindahan warna.
Dan matahari adalah pengawal jalan ceritaku, dan matahari adalah penghangat jiwa rasaku, dan matahari adalah pengharum ruang auraku. Selamat datang matahariku. Kesetiaanmu adalah pencetus inspirasi yang mengalirkan nadi kebeningan dan kedamaian pada suasana optimis menikmati karier perjalanan diri.
Matahariku, hangatkanlah matahatiku.
*****

Monday, January 01, 2007

Akhir Tahun

Catatan 3112

Seharian melaksanakan tugas ibadah dan amanah, after sholat langsung mengkoordinir pelaksanaan qurban in front of rumah bersama anggota dan warga. Menikmati suasana itu dengan spirit yang mengedepankan kebersamaan, dan menyelesaikan ketika siang menerpa pukul 13.00. Capek, senang, sukses dengan berbagai dinamikanya. Alhamdulillah.

Malam menikmati suasana tahun baru dengan menyimak tontonan yang menarik hati. Setidaknya dua film lepas kunikmati dengan sepenuh hati, ada rasa yang mampu meletakkan nilai puas di ruang dada. Apresiasi pada sebuah tontonan setidaknya adalah ikut mengambil peran menguliti jalan cerita dengan pemahaman pada akting dan skenario. Dua-duanya kunikmati.

Selamat tinggal 2006, kujelang 2007 dengan semangat memberikan nilai pada aktualisasi diri. Semoga Allah selalu tersenyum padaku.

Berbagai Warna

Catatan 3012

Konsentrasi ke pelaksanaan ibadah tomorrow, maka bersama kolektivitas kepanitiaan bermusyawarah lagi, berembug lagi untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan skenario dan simulasi, karena ini amanah, karena ini ibadah, karena ini tanggung jawab, jadi difokuskan lagi untuk kesuksesannya.

Begitupun masih kusempatkan reading dan apresiasi pada materi modul sekedar untuk mempertajam analisis, sintesis dan argumentasi. Mengisi waktu dengan variasi kegiatan itu menjadikan hari menjadi jelas, terarah dan berguna.

Reading itu nikmat
Reading itu bermanfaat
Reading itu menambah
Reading itu menjelaskan
Reading itu mengaktifkan
Reading itu menebalkan
*****
Catatan 2912

Menutup hari kerja pada akhir tahun dengan menyelesaikan seluruh report tanpa ada sisa. Ini sesuatu yang menyenangkan, puas dan membawa kebebasan diri untuk setidaknya dalam libur akhir tahun ini gak usah mikirin kerjaan. Sebenarnya ini dapat kulakukan dengan membawa sebagian kerjaan untu dirampungkan di rumah selama seminggu terakhir ini. Maka selesailah semuanya bersama hatu yang ceria, cerah dan bersinar.

Kepuasan itu ada di titik dimana kita mampu membawakannya dengan keyakinan bahwa kita lah yang menjadi subyek sekaligus obyeknya. Dan kita pula yang mengelolanya dengan perencanaan dan actuating disertai controlling. Aku sudah tekadkan untuk percepatan job dan report agar selesai pada akhir pekan ini. Alhamdulillah selesai sudah.

(Puasa terasa nikmat, dan lebih nikmat lagi ketika menyentuh segelas teh manis hangat ketika bedug di masjid depan rumah mengantar waktu maghrib. Subhanallah).
****

Mestinya

Catatan 2812

Mestinya pada saat menjelang akhir tahun, tidak harus selalu dijejali dengan job target yang menyesakkan, namun karena namanya job ya harus diselesaikan sesuai target. Maka kuupayakan mencicil tugas-tugas job target itu, setidaknya sampai hari ini dua dari tiga tugas itu dapat kuselesaikan dengan apik. Dan yang satu lagi memerlukan time dan effort yang agak lumayan namun aku yakin dapat diselesaikan dengan waktu yang pas.

Itu cerita tentang ruang rasio yang menjadi aktivitas pengisi hari, pembawa hari, perjalanan hari dan pencerah hari. Cerita yang lain tentu saja (inginnya) dibungkus dengan berbagai paket berlapis legit karena aku ingin yang beraroma manis, manis dirasa, manis dikunyah dan manis di suasana. Dan tentu saja ceritanya adalah yang mampu membangun spirit hati, membangun semangat rasa, memberikan lapisan tampilan yang easy going, gak usah mikir yang berat-berat, gak usah cerita yang bikin susah hati. Yang happy-happy aja gitu, bukankah cerita pandang dengar dengan teman lebih baik yang begitu. Kalau pun diceritain yang susah, apalagi cerita duka hati belum tentu juga mereka simpati dan ngerespons. Jadi ya digembirakan saja hati, dicerahkan saja kalimat edar, diterangkan saja paragraf penjelasan dengan bahasa ringan. Bukankah itu (setidaknya) akan memberikan ruang kebeningan pada kamar hati.

(Kondisi agak penat dan lelah, maklum bangun terlalu dini, 02.30, sehingga harus cari ruang rehat untuk meluruskan tubuh, lumayan dapat sedikit menyegarkan diri menjelang ashar).

(Thanks to Ay yang banyak memberikan suntikan kesegaran dengan guyon-guyon yang vivere pericoloso itu. Bisa aja kamu.)
****