Tuesday, November 28, 2006

Satu Lagi

Lagi mood nulis, kali ini artikel yang mengupas kompetisi. Nah kalau lagi mood gitu sepanjang pagi dapat diselesaikan dengan lancar. Ada naluri kalimat khas yang senantiasa kuselipkan dalam setiap tulisanku. Kata beberapa rekan kekuatan tulisanku ada di irama pilihan kata dan "sering tak terduga" pilihan kata itu. Ya, menulis artikel untuk konsumsi internal memang harus memiliki kekuatan rangkaian kata, kalau tidak, gak ada yang mau baca, apalagi saat ini banyak ragam bacaan yang disuguhkan sehingga terkadang jenuh membacanya.
Menulis itu juga untuk mengurangi "beban hati". Kata beberapa pakar psikologi jika hati kita lagi gundah gulana, pergilah ke suasana hobby, geluti dan hampiri dia, tenggelamkan dirimu dengan hobby yang kamu miliki. Niscaya akan mampu menghilangkannya dan bahkan menjadi sesuatu yang berguna. Aku ikuti saja kata-kata pakar itu, mengalir saja lagi, gembirakan saja hati, toh kalau kita sedih gak ada juga yang merhatiin sembari mendekatkan diri padaNya.
Lantunan lagu Chrisye menyambangi hatiku:
Tak selamanya mendung itu kelabu
Nyatanya hari ini
Kudapat bernyanyi .....
****
(Thanks to Ds, makasih banget atensinya, kamu baik banget sama aku..)
(Mencoba membugarkan diri dengan tennis malam, lumayan buat jaga kondisi dan bergembira melepas keringat).
****

Monday, November 27, 2006

Aneka Rasa, Damaikanlah....

Lantunan syair lagu ini menemaniku sepanjang hari :
Serahkanlah hidup dan matimu
Serahkanlah pada Allah semata
Serahkanlah duka ceritamu
Agar damai senantiasa hatimu.....
Ya, kuaplikasikan pelatihan khusyuk yang kuterima kemarin itu dalam religi dinihari, kulepaskan semua beban yang menghimpit, kuceritakan padaNya semua yang kujalani, kudapati dan kuharapkan. Aku serahkan semuanya padaMU, karena hanya Engkau Tuhanku, yang Rahman, yang Rahim.
Kudapatkan rasa bening itu
Kudapatkan warna putih itu
Kudapatkan keteduhan itu
Betapa Engkau memberikan semua rasa itu, Ya Allah
Tidurku adalah keletihan melantunkan ayatMu
Selamat Malam Ya Rabb.
***
(Thanks to Dw, semoga dealnya kesampaian ya, selamat juga atas prestasinya).
(Thanks to Yn, ada yang menjadi catatan manakala sapamu mengingatkanku pada perjalanan sepanjang jalan).
(Bisik-bisik itu terjawab sudah, begitu pula dengan jawaban hati : Untuk tidak lagi).
***
Akhirnya kuselesaikan juga cerita itu "Sebuah Cinta Tanpa Penjelasan", tentu dengan finishing story yang menyenangkan, sebagaimana saran yang diberikan sobat-sobat yang kukirimi naskahnya beberapa waktu lalu. Ya karena ini akan menjadi cerita yang dibaca banyak orang tentu aku harus mampu mengatasi nilai subyektivitas, walau kisah sejatinya tidak seindah yang dituliskan. Setidaknya aku sudah tumpahkan segala ekspresi dan kekuatan imajinasi yang bersumber dari kamar hati dan seseorang yang menjadi sumber inspirasi jalan cerita yang romantis ini. Aku memang menyukai suasana ini karena ini adalah bagian dari jalan ceritaku, kisahku, hatiku, nadiku dan asaku.
(Thanks to sobat-sobat yang telah memberikan apresiasinya, tanggapannya dan sarannya untuk sebuah kisah, sebuah cerita yang akan menjadi "buku ceritaku" yang keempat).
****

Sunday, November 26, 2006

Qolbu, Khusyuk

Ahad Qolbu

Kembali menggali
Kembali mencari
Mengapresiasikan dan mempraktekkan qolbu khusyuk
Ada yang menangis
Ada yang tersungkur
Ada yang merenung
Ada yang meratap
Ada yang terdiam
Ada yang bergetar
Aku sendiri bergetar, mencoba menahan kesyahduan rasa itu, sebuah rasa yang mengembara melintas batas dan mengarungi samudra biru bening mencapai kulminasi, berjalan, berarak kemudian kembali sesaat menyentuh diri. Duhai Allah, betapa rahasiaMu adalah bagian dari KemahaanMu, aku ingin ada di jalanMU, maka sentuhlah aku dengan rahman dan rahimMu.
(Sujudku, adalah melepas beban,melepas pakaian dunia, menggapai dan menceritakannya kepadaMU).
(Trims pada yang telah mengirimku ke pentas ini, semoga menjadi amal jariah yang bermanfaat)
(Ketika bertemu tak terduga dengan dia, kucoba untuk menahan rasaku, mencari qolbuku dan meniupkannya pada seruling nyanyian dan meleburkannya pada kebeningan hati. Gembirakan hati, luangkan kedamaian, sampaikan pada sekujur nadi, bahwa masih banyak kembang dan bunga yang memberikan aura harum mewangi, tidak seperti dia yang hanya bisa memberi warna, bukan aura bukan wewangian).
*****

Sabtu Khusyuk

Mencoba memahami danmengimpelementasikan apa sih yang dimaksud khusyuk, dan segala yang terkait dengannya. Bersama kontingen lain di sebuah auditorium ( banyak juga yang ikut, ada 150 orang gitu) aku berupaya menggalinya, menghayatinya dan melakukannya. Hanya saja dengan perserta yang begitu banyak apa memang bisa melakukannya.

Khusyuk itu adalah melepas ruh
Khusyuk itu adalah mengembara melepas beban
Khusyuk itu adalah memastikan tidak adanya batas
Antara hamba dan Paduka
Antara aku dan Engkau
Antara dialog vertikal itu

Ya kudapat juga wawasan itu, dan semakin memperdalam galian istiqomah dan mengumandangkan hasrat untuk selalu dekat denganMu. Ya, Robb aku ingin selalu dekat denganMu, maka bimbinglah aku, peluklah aku dan damaikanlah hatiku, amien.
(Dinamika yang menguat pada pertemuan RW malam ini menandakan ada sesuatu yang harus diluruskan, tapi bagiku dinamika itu adalah sesuatu yang wajar, Cuma yang gak wajar kok ya sampai menjelang tengah malam baru usai. Ya begitu konsekuensinya, harus banyak berkorban waktu untuk yang begini ini. Gak papa, rela kok hati ini, itung-itung nambah pola gaul ala birokrat...).
*****

Saturday, November 25, 2006

Friday Notes

Friday Notes

Menyelesaikan deal seharian penuh dengan mitra, menyibukkan diri dengan target harus selesai hari ini. Letih memang, namun ada kepuasan manakala ada kesesuaian data dan konklusi. Hanya saja kok ya dibiarin sendirian tanpa ada pengarahan, tanpa ada diskusi bersama, tanpa ada pengawalan proses, tanpa ada greget sama sekali. Padahal nilai transaksi yang diuji validitasnya adalah yang terbesar dalam kemitraan ini. Biarin aja, yang penting tugas selesai, laporan selesai, barisan dapat dibubarkan, siapppppp grakkk...!!!!
****
Emang gua gak bisa cuek gitu
Emang gua gak bisa acuh gitu
Emang gua gak bisa diam gitu
Emang gua gak bisa boring gitu
Emang gua gak bisa bete gitu
Emang gua gak bisa bosen gitu
Hari ini semua rasa itu aku campur jadi satu, kuaduk, dan kusiram dengan air dingin lalu kusebar ke seluruh tubuhku untuk memastikan bahwa aku lagi gak suka sama sikap, lagi gak suka sama gaya, lagi gak suka sama sosok, lagi gak suka sama kondisi, lagi gak suka sama situasi, lagu gak mood sama hati, lagi gak mood sama rasa, biarinnnn ajaaa....
****

Thursday, November 23, 2006

Hampir Rampung

Menikmati hari dengan berbagai kesibukan tapi juga tak melupakan kesenangan hati, ya menulis dan hampir merampungkan sebuah kisah cerita rasa, apalah namanya, bisa disebut novel, bisa juga disebut cerpen yang panjang. Kisahnya berjudul "Sebuah Cinta Tanpa Penjelasan", sudah mendekati cerita akhir dan tentu saja masih harus diedit dan "dirasakan benar jalan ceritanya". "Aku" adalah tokoh protagonisnya dan "dia" adalah bintang ceritanya. Hanya saja aku masih kesulitan mengakhiri jalan cerita itu, apakah harus happy ending atau sedih ending. Ya diendapkan dulu aja, sembari merenungkan, membeningkan rasa, memutihkan nada. Katanya sih, menceritakan kisah rasa hati itu adalah menumpahkan semua yang ada didalamnya menjadi sebuah bacaan yang romantis, melankonis dan mestinya berakhir dengan maniss.
****
(Agak keki juga dengan dia, kirim pesan singkat gak dibalas, kayaknya dia buta aksara kalee ya. Tapi ketika keki itu datang, ada aja yang menghibur, setidaknya ada Dw yang katanya pengen ketemu, ada Yn yang lembut tutur sapanya yang katanya juga pengen banyak cerita. Lumayanlah setidaknya ada obat keki yang mampu menghibur dan mengganti suasana hati dari "mendung kelabu" menjadi "cerah berawan")
*****

Wednesday, November 22, 2006

Nilai Hari

Sebenarnya banyak tugas yang harus dirampungkan, namun hanya sedikit yang dapat diselesaikan, lebih menyukai suasana ringan dan santai sembari menikmati alam hijau nan segar, menikmati lunch bersama rekan kerja dengan kesegaran menu, menikmati kebersamaan tanpa harus menyuarakan kebosanan. Alam memang banyak mengajarkan tentang keselarasan, tentang keseimbangan, tentang tata krama. Dan sepanjang jalan yang dilalui potret itu ada dalam permenungan diri sembari memacu kendaraan menuju tujuan. Dan nikmatnya siang ini adalah menyuarakan apa saja yang bisa dijadikan menu tertawa, dengan joke-joke hangat yang semakin mendekatkan nilai pertemanan.
*****
Nilai hari selalu ditentukan kesetiaan matahari
Ketika menjelang malam hujan dan petir mengetuk bumi kering
Maka
Bersinarlah embrio tumbuh-tumbuhan
Bersahutanlah suara kodok menyambut pesta
Bersyukurlah kehijauan dedaunan menampung basah
Walaupun sejumlah janji dipotong oleh sang hujan
*****

Tuesday, November 21, 2006

Met Ultah Mami

Buat Wln, Sof, Way, Mam :
Lunch siang ini sungguh menyenangkan, sembari meniup lilin ultah di sebuah rumah makan ber AC. Lunch siang ini sungguh membahagiakan sembari menebalkan nilai silaturrahmi terlama yang pernah kita jalani sepanjang usia kerja kita. Walau dua rekan kita tak hadir karena jarak, namun serasa suasana kebersamaan itu tetap menemani, dan ini yang menyenangkan : kita selalu terbiasa dengan suasana yang kita bangun, seakan waktu tidak berjalan di hadapan.
Ultah juga adalah persimpangan
Ultah juga adalah pernyataan
Ultah juga adalah penegasan
Ultah juga adalah pertanyaan
Bahwa dimanakah posisi kita di perjalanan
Bahwa dimanakah nilai kita di perjalanan
Sembari menebalkan kembali nilai pertemanan
Yang dibungkus dengan pita merah keakraban
Met Ultah Mami...
Semoga Allah memberkahi jalan kehidupan kita
Amien
*****

Monday, November 20, 2006

Kampung Laut, Sebuah Siang


Panas terik menjemput diri
Menghampiri sejumput petak-petak lesehan
Sembari menyatakan pada matahari
Janganlah menambah terik hati ini
Jadikanlah terik yang mampu meneduhkan hati ini

Sejumlah omongan digelar, didengarkan
Sekedar memenuhi ajakan untuk lunch bisnis
Sekedar menggugurkan kewajiban
(Aku sudah kenyang saat diajak tapi tak mampu menolak)
Begitu pun segepok bahasa didengungkan sebagai deal
Berikut asesories obrolan informal sekedar mengisi detik

Sesungguhnya
Matahatiku ingin menyatakan
Bahwa sinar matamu yang menawan itu
Telah menghabiskan jalan-jalan sepanjang ini
Bahwa keanggunanmu yang menggelora itu
Mampu menundukkan segala rasa yang pink ini
*****
(Thanks to Yn yang telah memberikan segenggam bait percakapan)
(Thanks to Wln yang masih inget sama kebiasaan ngajak rame-rame, liat-liat situasinya ya. Salam hangat tuk Mm, Sf, Wn).

Sunday, November 19, 2006

Layout Harian

Layout Minggu
Menikmati suasana jalan-jalan to Spl sehabis Subuh, gak begitu ramai, kemudian beli yang perlu dibeli, terus menikmati suasana kota di pagi hari sembari memacu pelan kendaraan, kemudian "berintegrasi dengan lingkungan" , ya itu kerja bakti bersama warga, bersih-bersih, sembari ngobrol santai, bercanda, ya nikmat juga menghabiskan pagi bersama lingkungan. Aku merasa senang dengan lingkunganku yang eksis, kuberusaha memberikan nilai pada lingkunganku, minimal menjadikannya asri dan enak dipandang. Seterusnya belanja bulanan di Ada, lunch bareng di McD sembari menikmati suasana terik di luar yang cukup memberikan aroma keringat, seterusnya membaca bacaan yang belon terselesaikan, seterusnya istirahat, seterusnya damai, seterusnya bening, seterusnya dingin, tertidur di kamar AC.
****
Layout Sabtu
Layout today by process, seperti biasa bangun jam 03.00, seterusnya religi dinihari sampai subuh, kemudian mandi, seterusnya menggerakkan anggota badan, ya bersih-bersih, ya jalan pagi, ya menghirup oksigen pagi yang segar, seterusnya baca koran pagi, kupilih SM dan JP sambil sarapan di teras rumah, nikmat, seterusnya menyapa taman bunga dan merawatnya dengan sentuhan kasih, seterusnya ke kampus bunga, ketemu temen, ketemu modul, ketemu dosen, lunch bareng, tertawa bersama, sedikit cuci pandang (abis ada yang seger-seger), kemudian berbagai tugas menanti, kemudian melepas 4 orang temen yang mau berangkat ke tanah suci, kemudian pulang, capek, terus pulas aja ketika jam menunjukkan angka 08.00.
****

Friday, November 17, 2006

Matahati, Sinar Mata

Matahati itu adalah keindahan mempersepsikan sinarmata
Matahati itu adalah naluri berwajah bening
Matahati itu adalah kejujuran berlapis adonan rasa
Matahati itu adalah episentrum menggetar gelora rasa

Sinar matamu adalah ruang pandang keanggunan
Sinar matamu adalah perjalanan rasa yang everytime
Sinar matamu adalah keindahan gelora rasa
Sinar matamu adalah source of inspiration

Matahatiku
Sinar mata indahmu
Adalah episentrum yang mampu bercerita
Tentang ekologi kembang setaman
Tentang episode perjalanan rasa
Tentang rangkaian kalimat tanpa penjelasan
Tentang lagu untuk sebuah nama

Sinar mata indahmu
Adalah sinar matahatiku
Sinar mata indahmu
Adalah gelora rasa yang menggetarkan
Sinar mata indahmu
Adalah lukisan terindah yang terukir di hati
Sinar mata indahmu
Adalah pesona yang tak bertepi di laut biru

(kampus bunga, tonight)

Thursday, November 16, 2006

Tentang Dia


Ada yang menyumbat personifikasi tentang dia
Manakala sejumlah highlight memperlihatkan cerita tentang dia
Ada yang mengusik suara nada tentang dia
Manakala sejumlah cerita mempersandingkan berita tentang dia
Ada yang menampar tepian hati tentang dia
Manakala sejumlah kisah mempertontonkan lakon tentang dia

Sebegitu jauhnya pesona personifikasi itu
Sampai akhirnya tiba pada sebuah tepian pantai
Sampai akhirnya menyatu pada debur ombak pantai landai
Sampai akhirnya memberikan buih putih yang menggelar pasir

Dia adalah wangi bunga kembang setaman
Dia adalah catatan keindahan taman hati
Dia adalah pesona yang menggetarkan kamar nadi
Dia adalah sekuntum bunga dengan sejuta catatan

Cerita itu
Highlight itu
Berita itu
Menggelar sejumlah bait senandung
Seperti berbalas pantun tanpa jawaban
Yang mengusik keindahan pandang matahati
(Setidaknya kali ini aku ingin menampar hatiku sendiri)
******

Wednesday, November 15, 2006

Deadline

Namanya tugas mestinya ya dilakoni dengan apa adanya, namun jika itu tugas yang tiba-tiba saja menjadi deadline, jadilah sebagai sesuatu yang tergesa-gesa. Itu yang terjadi this afternoon ketika ada pesan singkat dari rekan angkatan untuk segera menyelesaikan case yang pake bahasa asing itu. Kalau hanya satu dua lembar gak masalah, tapi jika yang mau ditranslate dan diresume satu buku, ya jadi bikin mumet dong. Nah, akhirnya fokusnya ke deadline itu saja, gabung sama teman, diskusi, enaknya gimana gitu, dan solusinya kita harus selesaikan this week, oke.
Maka permisi lah aku
Maka ketemulah aku
Maka ngomonglah aku
(Sekalian menyelesaikan yang belon selesai)
Maka jalanlah aku
Maka deadline itu menjadi sesuatu yang ringan, gitu loh
Itulah gunanya diskusi
Itulah gunanya teman
Itulah gunanya sahabat
Ketika semua merasa punya tanggung jawab
Jadilah dia :
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
*****
(Ada rasa yang mengalir bening manakala percakapan denganmu sore ini menjadi sesuatu yang mengalir, mengalun, menerawang dan menjelajah. Trims to Yan, sebuah percakapan yang menjelaskan.)

Tuesday, November 14, 2006

Sebenarnya

Sebenarnya aku gak niat tuk melantunkan syair lagu, namun ketika ada rekan yang "menyetelnya", ya singgah dulu, dan karena lantunan lagu yang diperdengarkan menyentuh titik hati, ya dinyanyiin aja, ya dilantunkan aja, ya dikumandangkan aja. Maka jadilah terhabiskan waktu beberapa jenak sampai kemudian terasa waktu sudah beranjak sore.
Sebenarnya aku gak niat tuk "temu wicara", namun ketika ada sahutan dari sisi sana pada sore ceria, jadilah kita bersambung kalimat, jadilah kita bersambung kata, jadilah kita merangkai ungkapan, jadilah kita menata phrasa, jadilah kita membungkus janji, jadilah kita menyibak petang dengan warna jingga. Ya dinikmati aja suasana harmoni ini, ya dilakoni aja situasi senyum simpul ini, karena sesungguhnya ada episode perjalanan diri yang kita tak mampu mereduksi alur ceritanya.
Sebenarnya ada titik tumpu dalam setiap alunan langkah yang kita tidak tahu mengapa kita harus jalani, walaupun kita tidak memiliki nawaitu di titik itu. Maka aku jalani aja, maka aku nikmati aja, maka aku pandangi aja, maka aku lakukan aja. Maka, begitulah adanya.
(Thanks to Ay yang mampu memberi warna pada langkah "tak berniat ini").
(Selamat to Ns yang mampu memberi trophy pada langkah UNES hari ini).
(Thanks to Yn yang mampu memberi warna biru malam pada langkah hati).
*****

Monday, November 13, 2006

Satu Hari Dua Curhat


Morning earlier sudah menunggu curhat dari sepupu yang jauh di mata dekat di hati. Ya ditampung aja lagi segala macam uneg-uneg, keluh-kesah, pedas rasa, dan diadon jadi gudeg solusi. Tetapi yang terpenting Selv, kamu punya banyak saudara, punya banyak famili yang selalu menjadi pengawal dan pelindung problematika kamu. Keluarga besar kita adalah bagian dari barikade untuk melindungi dan mengayomi setiap persoalan anggota keluarga. Jangan dipendam sendiri, jangan dirasa sendiri, bagilah semua kalimat keluh kesah itu kepada orang yang kamu percaya. Dan luncuran kalimat demi kalimat yang terlontar pagi ini menandakan kamu percayai aku sebagai tempat curhat kamu. Kamu seorang yang mandiri, mapan, cantik, berwawasan mestinya mampu mengatasi semuanya dengan attitude yang kamu miliki. Ya aku meyakini itu, setidaknya dalam percakapan jj bdg-smg pagi ini kamu merasa ringan dengan beban itu. Semoga kamu mampu melewatinya ya. Makasih Bang, itu akhir kata yang kamu usaikan dalam curhat pagi ini.
*****
Ketika ada pesan singkat dari seorang rekan, sahabat yang sekaligus juga seorang yang "berpengaruh", sore ini aku datangi ruang kerjanya. Dan seperti biasanya, kita pun terlibat diskusi hangat, penuh senyum dan canda serta tanpa jarak. Dan ketika beliau menanggapi curhatku, tentang pekerjaanku, tentang harapanku, sungguh dia adalah rekan sekaligus sahabat yang baik. Dia mengerti dan berupaya memberikan jalan harapanku itu dengan sungguh-sungguh. Makasih Pak YM, ada rasa bening yang mengalir manakala jabat tangan dan ungkapan-ungkapan khas Mdn terlontar sekaligus mengakhiri suasana curhat sore yang menyejukkan ini. Semoga Allah mengabulkan doa dan harapanku, sehingga aku dapat lebih lagi memacu spirit workingku. Amin Ya Allah.
*****

Sunday, November 12, 2006

Berbagai Cerita

Cerita Ahad
Didaulat jadi ketua RT, yah nambah lagi kerjaan, udah ngurusin Masjid, ditambah ngurusin hablumminannass. Awalnya aku menolak namun dalam temu warga malam ini semuanya mendaulat aku untuk amanah ini, akhirnya aku "tampung juga". Moga-moga aku bisa jalankan amanah ini dengan baik.
(Sepanjang Ahad beraktivitas yang setara dengan keringat olahraga, ya bersih-bersih, ya ngurusin bunga, ya ngurusin mobil, ya ngurusin perabot, ya ngurusin halaman agar resik dan tertata gitu. Menjelang siang menjelajah Ctrlnd, lunch bareng keluarga, mampir di Gn Ag melihat koleksi bacaan dan sekedar cuci pandang).
********
Cerita Sabtu
Seharian di kampus bunga, dan lebih berkonsentrasi pada mata kuliah yang sudah berubah dan berganti warna. kayaknya materi triwulan ini aku cenderung menyukai mata kuliah yang memang menjadi favoritku. Dan alhamdulillah hasil exam kemarin mendapat IPK yang memuaskan : 3,81. Namun bukan achiev itu yang ingin kugapai, lebih dari sekedar itu, mampu memberikan nilai tambah dalam pengembangan wawasan analisis dan deskriptif.
Itu sebabnya aku ingin lebih serius
Itu sebabnya aku ingin lebih menggapai
Itu sebabnya aku ingin lebih mencapai
Itu sebabnya aku ingin lebih mendapat
(Walau canda dan gurau dengan temen gak berubah, karena itu juga bagian dari simpul pertemanan yang menambah rasa silaturrahmi dan kedekatan harmoni. Maka wajar saja ketika tiba-tiba ada tawa yang meledak ketika asyik menceritakan tentang sesuatu, gak peduli lingkungan pada menoleh. Lagian memang tuk bahan canda, adalah sesuatu yang menyenangkan tuk dibahas).
(Thanks to Sr yang mau berbagi cerita tentang nilai persaudaraan, semoga kamu tabah ya menghadapi cobaan hidup ini).
********
Cerita Jumat
Nilainya datar-datar saja
Lebih banyak menghabiskan waktu diluar
NIlainya biasa-biasa saja
Lebih banyak menghabiskan waktu berapresiasi
Nilainya gak ada yang menyentak
Lebih banyak menghabiskan waktu mencari warna
(Hari ini aku lebih suka warna cokelat untuk memastikan nilai sebuah apresiasi adalah ukuran normatif dan subyektivitas, dan berupaya untuk menerima tumpahan sinar yang menyilaukan mata, mata hatiku.)
*******

Thursday, November 09, 2006

Harina, Sebuah Malam

Catatan Harina
(To: Yana Murdiana)
Maaf beribu maaf Yan, sms yang kamu kirim bersamaan dengan keberangkatanku, so aku gak bisa nemenin kamu selama ada di kota ini, di kantor ini. Padahal pengen banget jalan bareng ama kamu sekalian ngingetin masa-masa itu yang begitu indah. Begitupun sepanjang perjalanan, bersahutan pesan dengan nilai kata yang hijau jingga adalah nilai kedekatan itu sendiri, bahwa kita pernah bersatu hati di sebuah masa, di sebuah catatan, di sebuah tempat, ketika itu.

Bagaimanapun kamu pernah singgah di hati
Walaupun tidak harus jadi
Dan mengenang keindahan itu
Adalah silhoutte yang menyenangkan
Dan sekaligus membungakan hati
(Kamu katakan : aku juga merasakannya Mas...)
Tapi tidak untuk dibangun kembali
Sekedar untuk membungkus silaturrahmi
Bukankah begitu Yan...
(Harina meluncur membelah malam)
(Menuju bumi parahyangan)
(Aku pun pulas dengan sesungging senyum)
*****
Hari ini mulai beraktivitas dengan refress bernilai tujuh
Malam ini menghadiri halal bihalal di RT Tetangga
Malam ini mendapat siraman rohani yang begitu mengena
*****

Wednesday, November 08, 2006

Cuti, Reffress, EGP

Wednesday This Week
Seharian menjelajah kota yang cantik dan berbunga
Seharian menelusuri jejak jalan raya kota yang hingar bingar
Seharian menjamah keindahan dan warna warni
Seharian menikmati irama kota kembang
Seharian menjalani keramaian dan keriuhan

Ada keindahan
Ada kecantikan
Ada keselarasan
Ada kesesuaian
Manakala semua diformulakan dengan rumus :
Memandang dengan sinar hati
Menatap dengan sinar bening
Melihat dengan sudut pandang jernih

Dan ketika wajah Bunda sumringah
Hati pun menjadi berbunga
Dan ketika nasehat Bunda mengumandang
Hati pun mengiyakan
Dan ketika senyum Bunda mengembang
Aku tak kuasa untuk tidak memeluknya
Doakan aku selalu ya Bunda
(Maka kuabaikan saja semua yang berbau pekerjaan)
(Termasuk yang diinginkan itu, yang ditelepon itu)
(Aku ingin kembali refress)
(Maka bebaskan aku dari semua yang menjenuhkan itu)
*****

Tuesday This Week
Kembali mengganti suasana dan warna, mencoba menjauhkan diri dari kesibukan warna hitam putih, gak pernah ganti warna, jadi kucoba ganti warna, warna refress, warna kesegaran sekalian menemui bunda tercinta yang lagi jalan-jalan and stay in Bdg. Ya perlu memberikan curahan hati pada bunda, karena di wajahnya yang lembut dan penuh kasih itu tersimpan rasa sayang yang begitu dalam pada anak bungsunya yang manja ini.

Maka tidak ada rasa letih untuk menuju
Maka tidak ada rasa lelah untuk mengarah
Maka tidak ada rasa lesu untuk mencapai

Duhai kota kembang
Duhai Bunda
Sambutlah aku dengan wewangian semerbak harum bungamu.
*****

Monday This Week
Lagi ngambek sama kerjaan, lagi gak mood sama gawean, lagi abu-abu sama tugas rutin, jadi ya lebih baik menikmati external air, menikmati external view, menikmati external activity. Biarin aja dengan job itu, biarin aja dengan tugas itu, biarin aja dengan internal situation yang tak berwarna itu, biarin aja. Sekalian menyelesaikan beberapa kegiatan yang memang belum selesai.

Ada yang menjelajah wilayah keengganan
Ada yang menelusuri region ketidakinginan
Ada yang memasuki daerah kejenuhan
Ada yang menyesaki jalur ketidakmauan
Ada yang menjejali jalan kebosanan

Ketika itu mencapai titik didih
Ketika itu mencapai titik kulminasi
Ketika itu mencapai titik puncak

Tinggalkan saja
Dan
Pergilah mencari hijaunya dedaunan
Pergilah menjumpai yang bisa dijumpai
Pergilah menemui yang bisa ditemui

****

Sunday, November 05, 2006

Weekend Notes

Sunset Ahad

Keindahan sebuah Masjid Raya kebanggaan kota, kucoba memandangnya dari sudut menara yang tinggi megah itu. Maka terlihatlah semua sudut kota dengan segala perniknya, dan areal Masjid yang luas itu menjadi pemantik rasa bangga dan takjub yang luar biasa untuk hatiku.

Betapa tidak, semua serba wah, semua serba baru, semua serba indah, kaligrafinya, bedugnya, ruang sholatnya, payung elektriknya, serambinya, semuanya yang ada di areal itu menjadi catatan kepuasan bagi bathinku, seakan berada di kawasan Masjid Nabawi Madinah, megah, raya, luas dan mengesankan. Subhanallah.

(Menghabiskan senja dan mengintip sun set di pantai Marina. Sekedar mencuci pandang mata, sekedar melepas pandang pada angin laut, sekaligus untuk mengadukan riak hati pada riak gelombang yang menampar pantai. Aku biarkan hatiku bercerita tentang kepastian, aku biarkan hatiku bercerita tentang kebosanan, aku biarkan hatiku bercerita tentang keengganan, aku biarkan hatiku bercerita tentang harapan, aku biarkan hatiku bercerita tentang kasih sayang, aku biarkan saja sampai matahari menjadi merah menyala dan kemudian meredup).


Aku Akan...

Menyapa kampus, menyapa rekan, bersilaturrahmi sembari bermaafan. Tetapi bukan itu yang menjadi catatan karena tekadnya adalah ingin lebih mengapresiasikan perolehan science revenue bagi diri. Ya aku ingin lebih menyelami lagi suasana inner, ingin lebih lagi menggali, ingin lebih lagi membuka, ingin lebih lagi mendapatkan karena ada rasa kurang pas melihat perolehan yang kudapat. Dus itu artinya aku akan berjalan tanpa banyak melirik, aku akan berjalan tanpa banyak berhenti, aku akan berenang tanpa banyak memandang. Aku ingin berada di koridor pencapaian yang memuaskan, semoga.

Malam, menghadiri acara halal bihalal se RT sekaligus menjadi pembuka acara dan menyimak ceramah agama dengan serius, tapi ya itu terlalu lama, jadi ada kebosanan dan kepenatan. Maka kita pun saling bersalaman, maka kitapun saling bermaafan, maka kita pun saling tersenyum dan menyambut suasana dengan semangat kebersamaan.

Friday, November 03, 2006

Menyimak Hari, Menyimak Hati

Menyimak hari dengan sejumlah asa dan mengedepankan harap pada noktah keinginan yang selama ini menjadi deskripsi berbaris alinea. Berdialog pada cermin kepantasan peran dan mencoba mengukirnya dengan diagram diagonal dan frame persegi panjang bertemakan : mungkinkah ada tangga di depan ?
Sejumlah bentangan dicoba untuk digelar pada kenyataan persediaan naluri dan logika dan mencoba menjemurnya pada kehangatan sinar matahari pagi. Kemudian mengukur kepantasan peran dan mencoba lagi untuk menjahitnya melalui doa dinihari. Ya sejumlah cerita dan sejumlah kisah dicoba lagi diukir untuk bisa memastikan bahwa keinginan yang belum mendapat titik singgung akan mampu berceloteh pada embun pagi yang bening dan sekaligus menawarkannya pada fitri matahati.
Menyimak hati sembari mengharapkan adanya pergantian warna pada sejumlah alur rasa dan rasio dan menjemput asa bersama anugerah yang telah dilimpahkan. Jujur saja aku sangat mengharapkan itu dan sejauh ini belum menemukan celah sinar pembuktian. Begitu pun menciptakan harapan dan merangkulnya adalah satu-satunya hak yang tak bisa diganggu oleh matahari sekalipun, meski bisa saja seperti pepatah : jauh panggang dari api.
Duhai asa
Mengapa selalu memberikan nilai mimpi bagiku
Pada setiap langkah dan peran
Mengapa enggan menghampiri diri
Pada setiap halte persinggahan
Ketika semua bersiap hendak berangkat
Apakah itu termasuk asaku ?
(Catatan 0311)
*****

Thursday, November 02, 2006

Seperti Air

Seperti air, mengalir apa adanya, mengikuti kehendak, membawa kesamaan, memperbincangkan apa saja agar bisa nyambung, kemudian sampai pada sebuah halte dan menghampirinya sembari berucap : barangkali ada yang bisa kita cerna bersama.

Dan kamu pun mengiyakan
Dan kita mencerna kalimat-kalimat yang bersambung itu
Sembari mengunyah hidangan lunch
Sembari menikmati suasana keteduhan

Dan kita memang sedang membeli suasana
Dan kita memang sedang membeli kehendak
Dan kita memang sedang membeli alunan
Dan kita memang sedang menikmati air mancur pada kolam koi

Apakah kesamaan ini mempunyai makna
Apakah kehendak ini mempunyai nilai
Apakah kesesuaian ini mempunyai arti
Biarkan saja mengalir
Seperti air mengalir
Mengaliri kehendak dan kesamaan
Mengaliri jalan-jalan sepanjang jalan
(Thanks to Ay)
*****

Wednesday, November 01, 2006

Dua Hari Ini


Kan boleh-boleh saja, Nen

Kan boleh-boleh saja mengungkapkan rasa itu Nen,
Setidaknya dapat memberikan keleluasaan pada gerak rasa yang menggumpal
Dan mengamini setiap langkah dan ucap yang dikiaskan pada setiap pandang mata
Kalaupun itu menjadi sebuah pertanyaan
Aku jawab dengan sebuah senyum tanpa pamrih
Aku ucap dengan barisan kalimat yang santun

Begitupun
Kepedulianmu tentang baris-baris kalimat itu adalah logika yang berjalan di koridor
Dan kita tidak pernah memasuki region yang menjadi privacy masing-masing
Dan ungkapan itu
Adalah sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan
Bahwa kamu memahami tutur ucap dan laku sikapku
Bahwa keleluasaan rasa yang digariskan dalam setiap kalimat
Adalah cerita kamar hati untuk dibingkiskan pada sebuah nama
Ya hanya sebuah nama
tetapi tidak untuk diceritakan lagi
(Catatan 0111)

(Makasih untuk fren yang kirim ucapan itu, berarti masih ada waktu untukku)
(Tuk Mh, amanah sudah beta jalankan, dan sudah pula diantar ke Lt6, Thanks)
*******

Untuk AL

Bukannya aku gak legowo Al dengan berubahnya gerbong di stasiun kita
Tapi kenapa gak semua dari kursi yang tersedia diperuntukkan bagi yang ada
Terutama kamu Al
Belum lagi kalau ngeliat attitude dan tutur ucap
Aku akui standar nilai itu banyak terdapat pada diri kamu
Tapi yang tertawa justru mereka
Dan sudah merasa menjadi pemilik kepastian

Sabar aja Fren
Ujian itu terletak pada kemampuan menahan rasa dan titik didih
Setidaknya bagi aku
Itu adalah penutup hidangan tanpa kuah
Kering, gersang dan membosankan
Dan baru kusadari
Bahwa kepolosan sikap tidak menjamin terciptanya harapan
Bahwa kemudian menjadikan acuh tak acuh
Itu bagian dari pembelajaran yang diperoleh
Dari sebuah sirkulasi tanpa ventilasi.
(Catatan 3110)
****