Monday, December 29, 2008

Sampai di Titik Simpang

Engkau datang ketika kulminasi mencapai titik sentuh, dan matahari enggan untuk menceritakan kehangatan. Dan kabar yang kau perlihatkan pada puluhan alinea seakan ingin menceritakan tidak usahlah bergumul pada satu simpul sedangkan simpul yang lain adalah cerita tentang keluasan pandangan, bukan hanya pada satu sudut yang sering membuat merah hati, merah nadi.

Dan ketibaanmu kusambut dengan kipas hati, hening ucap untuk memberikan jalan pada nafas diri yang sedang menjelajah angan. Kuceritakan jua pada pendamping hati, pada sosok yang selalu menjadi pakaian diri, pada seorang yang senantiasa tabah dan sabar mengisi hari rutin sepanjang asa, sepanjang cerita tentang asa.

Itulah pilihan ketika engkau datang mengabarkan asa yang lain ketika satu asa menjadi hitam tanpa bacaan, tanpa huruf dan tanpa warna. Bukankah pilihan itu jua yang akan memberikan ruang untuk menghirup udara segar hijau manakala ada otorisasi yang memberi bukaan portal untuk berjalan tak kembali. Bukankah itu pilihan yang akan mencari tahu sejauh mana pencapaian diri dapat memaksimalkan potensi untuk dikembangkan tanpa harus melihat kebelakang lagi. Tidak lagi karena sudah ada ruang luas yang bercerita berbaris-baris.

Kusambut engkau wahai titik kulminasi
Kusambut engkau wahai titik simpang
Kusambut engkau wahai titik finish
Kusambut engkau wahai titik koma
Untuk menuju titik selesai di satu halte
Dan memberi ruang pada tanda koma
Untuk sebuah kesempatan lain
Aku telah sampai di titik simpang
***

Sunday, December 21, 2008

Ketika Engkau Masih Bertanya

Jawabanku sederhana engkau adalah kezaliman itu. Lucunya engkau tanya lagi dengan mengundang khalayak untuk mencari aura wangi, padahal engkau adalah bunga layu itu. Kalau di depan wajah berganti rupa, berjabat tangan sepertinya easy going, sepertinya pemangku ramah hati dan ramah wajah. Padahal engkau adalah The Bad Father yang tak mampu menggali, yang tak mampu memilah, yang tak mampu menampung, yang tak mampu menyelesaikan.

Engkau adalah urat nadi yang tak mampu memerahkan arteri. Yang biasa engkau lakukan adalah menghindari dinamika konflik, bukan menyelesaikan konflik apalagi memberikan solusi. Engkau adalah keberpihakan karena engkau hanya mengutamakan sektor teknis dan mengabaikan peran kebersamaan yang menjadi motor kinerja. Engkau adalah nyali yang tidak bisa menyampaikan lewat bunyi langsung tetapi hanya berani untuk beradu dialog untuk inner cyrcle saja. Engkau adalah nyali yang tak mampu menghijaukan mata pandang, apalagi mata hati karena engkau tak memiliki ruh untuk menghembuskan damai dan sentosa

Maka
Kukatakan saja
Engkau adalah kezaliman itu
Yang telah memporakporandakan logika menjadi sampah
Yang telah menenggelamkan asa menjadi putus asa
Yang telah menghitamkan matahari menjadi segumpal noktah
Tanpa sinar
Tanpa cahaya

Karena cahayanya telah engkau tepikan dengan kezalimanmu
Robbi nazzini minal qoumi zholimiin

Tuesday, December 02, 2008

Ikhlas Kecil

Sebagai karyawan cilik sejatinya aku sangat prihatin dengan kondisi perusahaan dimana aku bekerja. Sepanjang sejarah usahanya perusahaanku ini selalu tumbuh dengan baik dan menghasilkan profit margin yang cemerlang, sekaligus mampu memberikan nilai kesejahteraan bagi semua strata karyawannya. Namun untuk tahun ajaran marketing tahun ini, sinar cemerlang itu tidak lagi sejernih sinar mentari tahun-tahun sebelumnya. Ada mendung yang menggantung dan cuaca pun mulai tidak bersahabat. Grafik pertumbuhan pendapatan tidak lagi bernilai senyum. Memang masih ada senyum, tapi senyum yang bernuansa keterpaksaan sembari menahan suasana rasa yang tidak karuan. Begitupun sebagai karyawan kecil aku harus bisa memberikan kontribusi sekecil apapun. Dan yang kulakukan adalah memberikan komunikasi pada warga di sekitarku, apakah melalui komunikasi guyon, informal atau dalam pertemuan formal antarwarga.

Setidaknya sudah ada 32 tetangga dan saudara yang kuinformasikan untuk tetap mempertahankan pstnnya dan memberikan apresiasi pada kelebihan yang dimiliki flexi. Secara kuantitas masih sedikit memang dan bahasa yang kusampaikan juga tidaklah muluk-muluk amat. Sekedar memberikan argumen semangat agar tetap mempertahankan pstn karena produk jenis ini adalah produk yang mampu memberikan kekuatan akan kualitas suara, akses speedy, anti jamming dan kelak menjadi saluran IPTV yang dapat dimanfaatkan setiap rumah tangga. Flexi juga memberikan kekuatan pada nilai pengorbanan uang yang demikian kecil dengan kemampuan teknologi cdma yang jernih dan bening. Itu yang bisa kulakukan dan walaupun secara kuantitas tidak banyak berpengaruh pada marketing perusahaanku, tapi setidaknya aku ingin bermarketing dengan cara yang ikhlas, tanpa pamrih, tidak perlu dilaporkan pada manajemen dan bagian dari kecintaanku pada perusahaan yang telah membesarkanku.

Ya, perusahaan ini telah membesarkanku
Ya, perusahaan ini telah mengajarkanku
Ya, perusahaan ini telah mengantarkanku
Semoga ikhlas kecil ini bisa menjadi sebutir doa untuk dipanjatkan
Pada kekuasaanNya yang menggenggam masa depan
Semoga perusahaanku bisa kembali mengolah going concernnya dengan cerdas
Dan menjalani hari hari sulit dengan kebersamaan dan semangat tanding
Semoga Allah meridhoinya, amien