Tuesday, December 29, 2009

Doa Berlian Itu

Ya Allah,
Dihari yang indah kutebarkan s'buah doa untuk saudaraku, sahabat sejatiku yang baik hati dan sangat kukagumi..

Ya Allah,
Jadikanlah hari ini awal dari lembaran barunya wujud hari yang penuh berkah baginya,
Mudahkanlah segala urusannya, jadikan ikhlas dalam tiap tarikan nafasnya agar setiap aktivitasnya bernilai ibadah padaMu. Luruskan niatnya, lindungi dia dari hal-hal yang buruk, berikan kebahagiaan dan ridhoMu pada kehidupannya. Jadikanlah dia orang yang sukses, amien.
***
Bast

Doa-Doa Itu

Selamat Pak
Semoga keputusan yang diambil
Membuahkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan harapan Om Jag berserta Keluarga
Saya yakin keputusan ini sudah terencana matang "selamat dan sukses selalu"
Salam kami sekeluarga untuk keluarga di rumah, semoga tali silaturahmi kita masih tetap terjalin

Wasalam Wr Wb
Fris & Kel
***

Bang Jack, kita baru masuk tahun baru hijriyah dan saya juga mengucapkan selamat berhijrah buat bang Jack sekeluarga meniti hari-hari baru tidak lagi sebagai seorang pegawai tapi beralih menjadi seorang enterpreneur yang mandiri.

Insya ALLAH langkah bapak ini menjadi langkah kanan, penuh barokah dari ALLAH SWT. Mohon maaf atas khilaf dan salah saya selama ini. dan salam untuk keluarga.

wassalam
Rzy
***

Assalamualaikum wr wb

Bang jack, rencana kami akan mengundang rekan2 . Mohon kehadiran rekan semua dan sesuai tradisi, kami akan memberikan cincin alumni kepada rekan2, untuk itu mohon info diameter ring cincin as soon as possible. Info kepastian pelaksanaan acara akan kami sampaikan setelah ada kepastian apel awal tahun dari corporate. Tks dan sekali lagi selamat, semoga sukses dunia dan akhirat kelak.

Wassalamualaikum wr wb
WS
****

Selamat Hijrah Bpk
Selamat berjuang kawan di lahan yang baru. semoga selalu diberikan kesehatan, rizki, keselamatan, kebahagian, petunjuk dan lindungan dari Allah SWT. amin.

Sebaliknya kami jg mohon maaf atas salah dan khilaf, dan semoga persahabatan kita tetap berlanjut.
Salam buat Keluarga.

Wassalam,
jc9
***

Ass. Wr. Wb.

Lima tahun telah berlalu,

Lima tahun kenangan itu terukir kembali, begitu indah

Lima tahun aku merasakan kebersamaan ini

Waktu berlalu begitu cepat,

Kesedihanpun semakin dalam kurasakan

tak terasa air mata menemani jua

Aku sadar aku bukan siapa-siapa,

Namun rasa ini tak pernah bisa dibohongi.


Kini sebentar lagi kau akan meninggalkan pos,

Tempat dimana kita semua selalu berkumpul,

Dikala salah satu diantara kita punya acara

Tak banyak ku berharap tuk bisa bertemu,

berkumpul seperti dulu lagi

karena lembaran baru telah terbentang didepanmu,

namun....kau selalu dalam kenanganku dan

Ijinkan aku tuk tetap mengagumimu

Ijinkan aku tuk mengantarmu

dengan untaian do'a

Selamat jalan sahabat sejatiku,

selamat mengarungi kehidupan barumu

Semoga kau selalu dalam naungan kasih sayang dan

ridho ILLAHI ROBBI amien.

Jangan lupa do'akan aku agar tidak bersedih dan

bisa melupakan semuanya

Maafkan aku.

Wassalam

AWL

Wednesday, December 02, 2009

Replay

Itulah yang gak nyambung di proses bisnis kita dan selalu lagu lama yang diperdengarkan, judulnya "Koordinasi". Bayangkan saja berapa M yang harus dikeluarkan membuat jalan tol yang bernama Met_e tapi ketika sudah jadi tau-tau pintu tolnya belum atau lupa dibuat, jadilah lalulintas itu gratisan dengan alasan amal jariyah.

Niat sebagian kita memang belum sampai pada hakekat bisnis, melainkan melewatkan hari dengan rutinitas clerikal, penginput, pencatat dan tandatangan. Kalau sudah lintas unit / bagian / sektor, woww huebbat banget, kayaknya bagian dia yang paling top, paling pintar tapi after that yang ada kemudian tak sampai mencetak goal karena memang tak mampu cetak goal.

Maka jangan salahkan kalau diperusahaan ini banyak benalu
Maka jangan salahkan kalau di perusahaan ini banyak bunga tak berkembang
Maka jangan salahkan kalau di perusahaan ini banyak orang amankan posisi
Maka jangan salahkan kalau di perusahaan ini banyak kedengkian

Maka jangan salahkan juga kalau sebagian orang ingin hijrah
Maka jangan salahkan juga kalau sebagia orang ingin menyeberang
Maka jangan salahkan juga kalau sebagai orang ingin merdeka

Sunday, November 22, 2009

Tidak Ingin

Apakah surya akan memberikan ruang hangat bagi satu pernyataan yang dihasratkan untuk dirangsang dengan kepastian, itulah space yang menggantung manakala batas yang diharapkan seakan sudah ada di sebuah surat keputusan. Surat keputusan bukanlah suratan keputusasaan yang dijahit dengan ketidakinginan untuk melanjutkan, tetapi tidak lain untuk memerdekakan harkat dan mengunjungi panorama lain untuk melukis yang bisa dicatatkan.

Menyisir hari adalah meyakinkan sebuah catatan manakala perjalanan sepanjang malam mengakhirkan jua untuk sebuah tujuan, tidak lagi menghampiri ruang keberangkatan yang sudah diseberangkan dengan doa dan keyakinan. Tidak lagi me rewind putaran itu karena ingin menggapai selat yang di ujungnya ada penciptaan harapan. Begitu pun tetaplah dijalankan dengan ruang pandang jernih sembari membersihkan jendela hati yang berembun sejak pagi yang mengisyaratkan ada perbedaan suhu untuk menyikapi sebuah sinar surya yang akan memberikan ruang hangat bagi sebuah diri.

Wednesday, November 11, 2009

Apakah Kita Tidak Menyadari

Apakah kita tidak menyadari rangkaian testimoni dan pengakuan dua minggu ini adalah sebuah pertanda, sebuah alamat yang ingin mengajak kita untuk berbuka, membuka dan dibuka bersama. Apakah kita tidak menyadari isak tangis yang dipertontonkan itu adalah bagian dari skenario Tuhan untuk membuka kebusukan, kehinaan dan yang sederajat dengannya manakala kita sudah tertutup awan kemunafikan berselimut rupiah haram. Apakah kita tidak menyadari rangkaian sumpah dengan menyebut nama Tuhan dan disiarkan langsung itu akan memberikan gaung yang mengaum melintas generasi penyampai sumpah jika hanya gelas tanpa isi.

Lalu mengapa Tuhan tidak menampakkan diriNya atau jangan-jangan malah ikut menonton siaran langsung itu. Atau -meminjam istilah Massardi yang baca puisi di bundaran HI- jangan cepat-cepat mengadu pada Tuhan karena ini negeri para bedebah. Ada dua ruang jawab berbisik di kamar hati nurani ketika menyapa dinihari, adalah karena ini bukan tanah suci, bisa jadi tidak langsung dibayar tunai olehNya. Adalah ini ujian nasional yang seluruh soalnya tidak ada di BAP, tidak ada di testimoni, tapi di suara hati yang ingin mengajak ummat berlaku kembali pada khittah fitrah, bukan merayakan fitrah seperti pada idul fitri.

Lalu mengapa kita tidak menyadari juga manakala negeri ini selalu digoyang gempa seperti makan obat, tiga kali sehari, sampai ada yang menyatakan negeri ini adalah supermarket disaster. MasyaAllah, mengapa kita tidak menyadari jua atau kita menganggap itu bagian dari sinetron breaking news yang mampir di stasiun televisi seluruh dunia. Lantas dengan cara apalagi sekolah keimanan ini disusupkan pada sebongkah hati yang merah darah jika kemudian sertifikat yang dihasilkan berkali-kali hanya dilipat di laci tanpa perlu mendiskusikannya dengan nurani.

Ketika para teroris dihabisi dengan menyebut nama Tuhan, lalu mengapa korupsi, kolusi tidak dihabisi dengan menyebut nama Tuhan, tetapi malah diperdebatkan juga dengan nama Tuhan, membawa nama Tuhan, ada yang pakai Lillahitaala, ada yang pakai Demi Allah. Sebegitu hebatkan kita sampai menjual nama Tuhan padahal baju yang kita pakai adalah kemunafikan dan kefasikan. Sebegitu maha kah kita berani-beraninya menjual nama Tuhan untuk sebuah jabatan yang mati-matian dipelihara.

Wahai Allah, maafkanlah kami yang banyak dusta
Wahai Allah, ampunilah kami yang munafik ini
Wahai Allah, goreskanlah nur hidayahMu di pembuluh nadi kami
(Kami meyakini karena Rahman dan RahimMU mengalahkan AmarahMU, sehingga kami masih bisa terhindar dari azab dan malapetakaMU)
****

Sunday, November 08, 2009

Bukankah?

Titip salam dengan seikat kembang sembari memandangi punggung gunung Ungaran sebelah barat laut, dan melemparnya pada air yang mengalir deras berbuih lalu menyampaikannya pada laut Jawa sembari bertanya: Dimanakah muara itu wahai pantaiMu yang indah?

Lalu Engkau bisikkan pada hati yang pulas dinihari : Bukankah muara itu adalah batas dimana dirimu harus memastikan dan membedakan rasa air laut dan danau bening, karena kegelisahan itu adalah asa yang harus dicelup dengan air putih untuk bisa menjelaskan pada langit biru bahwa di muara itu sudah ada kepastian.

Monday, March 23, 2009

Tetap Berlian

Good Morning sedoyo, mohon maaf baru open imel this morning, soale minggu wingi cuti bertapa. Dalam bertapa itu aku menerawang, dan melihat konco lan sahabat podo seneng ati ne. So makna ne tidak semua yang kita inginkan bisa terlaksana. Maka aku menyadari bahwa jalan yang ada di depan adalah galian potensi untuk dilakoni saja tanpa harus meringis, tanpa harus meronta karena kasih sayang Allah itu adalah menguji ketabahan dan kesabaran lewat kezaliman lakon yang ditontonkan, lewat keangkuhan other person, lewat diskriminasi peran, lewat arogansi kepemimpinan, lewat interaksi yang primordial, lewat apa saja yang menjadi rambu untuk tetap istiqomah.

Aku mengharapkan doa para sahabatku yang cantik hati, dan manis lakon untuk mendoakan aku dapat menjalani hari-hari rutinku dengan indah dan santun. Bahwa keinginan untuk mengakhiri tidak selalu dengan pilihan putus di tengah jalan. Boleh jadi ada cara Tuhan yang Maha Baik untuk memberikan langkah lanjutan buatku, sampai kemudian cara Tuhan pula yang menarik diri untuk meninggalkan arena ketika ujian dan testimoni sempurna kujalani, dalam kacamata Dia.

Semoga persahabatan kita tetap berlian dan menjadi bagian dari keindahan sebuah silaturrahim yang telah terjalin sepanjang masa kerja. Tidak banyak orang bisa melakoni yang bisa kita jalani sepanjang ini, karena di lakon ini kita bisa mencerna semua makna, semua kejernihan menjadi result yang mengenggam jabat nurani untuk kita semua.