Memacu rangkaian hari, melihat catatan dan bacaan yang harus dituntaskan hari ini, menyelesaikan satu juz lebih untuk memberikan nilai pada sebuah hari dan berupaya mengejar penyelesaiannya agar bisa dipetik menjelang akhir ramadhan. Tambahannya adalah kajian mingguan bersama pada Senin pagi yang telah direncanakan. Sebuah kebiasaan, dan menjadi hal yang biasa dan tambahannya adalah mencoba memaknainya, mengartikannya dan mejalaninya dengan bimbingan, sehingga semakin meyakinkan tatabahasa yang harus ditaati.
Nilainya adalah sesuai yang menjadi target hari, sehingga menjadi langkah penting yang akan menyelesaikan cerita indahnya ramadhan. Dan nilai hari ini adalah memandang ketidakadilan yang difragmenkan ketika atas nama tanggung jawab bisa membalikkan kalimat, begitu saja dengan berbaju argumen. Biasalah karena nilainya adalah mengais dan mengais, kalau tidak akan mengurangi kadar niatnya. Dan itulah sekelumit pesta yang selalu dipentaskan bersama nilai rautnya. Sebuah argumen berlapis pembenaran, padahal yang ada adalah rekayasa.
****
Ahad ini terasa benar nilainya shaum itu dengan keletihan fisik, semalaman tidak tidur karena harus menghadirkan diri bergabung dengan warga lain untuk bertaziah sampai menjelang sahur, dilanjut dengan tahajud di Masjid kebanggaan. Dan pagi ini kembali harus menyelesaikan fardu kifayah itu, memberikan sepatah dua kata untuk disampaikan sebagai kewajiban ngomong, melakukan sholat janazah dan lantas mengantar ke peristirahatan terakhir. After itu, kembali harus menyelesaikan revisi dan mengantarkannya. Dan ini adalah langkah berkah karena semuanya ahirnya dapat kutuntaskan, seperti diberi kemudahan, dan memang aku menikmatinya dengan kemudahan dan lapang jalan. Nah paling tidak siang ini pengennya ingin menuntaskan istirahat siang sebagai bayaran gak tidur semalaman, namun baru menginjakkan langkah di depan ada lagi kabar duka yang harus dijalani lagi, mengunjungi on the spot insiden lalapan si jago merah di rumah saudara, bergegas kesana dan menyaksikan ganasnya api yang membakar. Dan semua dapat dituntaskan dengan 3 mobil pemadam kebakaran. Ya, musibah datang tak terduga ketika sedang menikmati ramadhan yang terik ini. Dan ini adalah rangkaian perjalanan yangtidak pernah disekenariokan, dan harus dinikmati dan dijalani.
Sesuai janji, maka buka puasa kali ini adalah menikmatinya di Pizza bersama keluarga, menikmati keletihan yang terasa itu dan menghirup segelas air manis sebagai pembuka. Alhamdulillah, terasa benar nikmatnya, terasa benar suasananya dan memberikan cahaya pandang yang berwarna ketika rasa nyaman mengaliri sekujur tubuh bersama jalannya energi dan kalori menuju dan merata. Ketika jalan-jalan hari memberikan keletihan seharian, maka nilai buka itu memberikan nilai lebih yang mampu membebaskan dahaga yang sedang memuncak. Dan ketika jam menunjuk angka sembilan, bergegas aku menuju pembaringan untuk melunaskan semua yang menjadi pusat letih serba ada untuk hari ini.
****
Plong rasa, plong rupa, plong langkah, plong angan, plong suasana
Ketika semua menjadi penutup hidangan yang dipandang berlama-lama
Ketika semua menjadi penyibuk waktu yang bersafari
Ketika semua menjadi pengganti cerita sepanjang hari
Dan selesailah sudah
Dan berakhirlah sudah
Sebuah rangkaian, setumpuk modul dan sebuku tulisan
Dapat diakhiri dengan kalimat yang menyenangkan, selesai dengan nilai
Selesai dengan jabat tangan
Selesai dengan senyum dikulum
Dan langkah Sabtu adalah menyelesaikan yang diminta
Sembari memastikan bahwa dapat menjadi catatan selesai
Dan setidaknya sudah menjelang
(Ada yang berduka, maka sepanjang malam berkumpullah, menyumbang dan membesarkan hati untuk tabah. Sebuah kecelakaan yang mengenaskan, dan itu adalah bagian takdir yang membawa catatan pada setiap cerita hari. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun)
Nilainya adalah sesuai yang menjadi target hari, sehingga menjadi langkah penting yang akan menyelesaikan cerita indahnya ramadhan. Dan nilai hari ini adalah memandang ketidakadilan yang difragmenkan ketika atas nama tanggung jawab bisa membalikkan kalimat, begitu saja dengan berbaju argumen. Biasalah karena nilainya adalah mengais dan mengais, kalau tidak akan mengurangi kadar niatnya. Dan itulah sekelumit pesta yang selalu dipentaskan bersama nilai rautnya. Sebuah argumen berlapis pembenaran, padahal yang ada adalah rekayasa.
****
Ahad ini terasa benar nilainya shaum itu dengan keletihan fisik, semalaman tidak tidur karena harus menghadirkan diri bergabung dengan warga lain untuk bertaziah sampai menjelang sahur, dilanjut dengan tahajud di Masjid kebanggaan. Dan pagi ini kembali harus menyelesaikan fardu kifayah itu, memberikan sepatah dua kata untuk disampaikan sebagai kewajiban ngomong, melakukan sholat janazah dan lantas mengantar ke peristirahatan terakhir. After itu, kembali harus menyelesaikan revisi dan mengantarkannya. Dan ini adalah langkah berkah karena semuanya ahirnya dapat kutuntaskan, seperti diberi kemudahan, dan memang aku menikmatinya dengan kemudahan dan lapang jalan. Nah paling tidak siang ini pengennya ingin menuntaskan istirahat siang sebagai bayaran gak tidur semalaman, namun baru menginjakkan langkah di depan ada lagi kabar duka yang harus dijalani lagi, mengunjungi on the spot insiden lalapan si jago merah di rumah saudara, bergegas kesana dan menyaksikan ganasnya api yang membakar. Dan semua dapat dituntaskan dengan 3 mobil pemadam kebakaran. Ya, musibah datang tak terduga ketika sedang menikmati ramadhan yang terik ini. Dan ini adalah rangkaian perjalanan yangtidak pernah disekenariokan, dan harus dinikmati dan dijalani.
Sesuai janji, maka buka puasa kali ini adalah menikmatinya di Pizza bersama keluarga, menikmati keletihan yang terasa itu dan menghirup segelas air manis sebagai pembuka. Alhamdulillah, terasa benar nikmatnya, terasa benar suasananya dan memberikan cahaya pandang yang berwarna ketika rasa nyaman mengaliri sekujur tubuh bersama jalannya energi dan kalori menuju dan merata. Ketika jalan-jalan hari memberikan keletihan seharian, maka nilai buka itu memberikan nilai lebih yang mampu membebaskan dahaga yang sedang memuncak. Dan ketika jam menunjuk angka sembilan, bergegas aku menuju pembaringan untuk melunaskan semua yang menjadi pusat letih serba ada untuk hari ini.
****
Plong rasa, plong rupa, plong langkah, plong angan, plong suasana
Ketika semua menjadi penutup hidangan yang dipandang berlama-lama
Ketika semua menjadi penyibuk waktu yang bersafari
Ketika semua menjadi pengganti cerita sepanjang hari
Dan selesailah sudah
Dan berakhirlah sudah
Sebuah rangkaian, setumpuk modul dan sebuku tulisan
Dapat diakhiri dengan kalimat yang menyenangkan, selesai dengan nilai
Selesai dengan jabat tangan
Selesai dengan senyum dikulum
Dan langkah Sabtu adalah menyelesaikan yang diminta
Sembari memastikan bahwa dapat menjadi catatan selesai
Dan setidaknya sudah menjelang
(Ada yang berduka, maka sepanjang malam berkumpullah, menyumbang dan membesarkan hati untuk tabah. Sebuah kecelakaan yang mengenaskan, dan itu adalah bagian takdir yang membawa catatan pada setiap cerita hari. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun)
****
No comments:
Post a Comment