Tuesday, January 08, 2008

Untuk Bang Syahrul

Teruslah berjuang Bang Syahrul, apapun warna langitmu karena engkau adalah pelangiku, pelangi kami, pelangi republik Telkom. Tulisan Bang Ferdi yang disiarluaskan via milis itu sudah kubaca dan kuhayati dengan kebeningan hati bahwa sejatinya engkau adalah pahlawan di pelangi merah kuning hijau. Engkau adalah ikon istiqomah dari sebuah kisah perjalan mengawal republik Telkom dari gerusan abrasi dan erosi berlabel kapitalis. Engkau adalah potret sesungguhnya dari perjuangan tak kenal lelah demi menjaga eksistensi dan kebanggaan pada jiwa patriot nasionalisme.

Jangan susutkan sinar matamu yang flamboyan itu manakala ongkos perjuangan yang kau dapatkan hanyalah angin kering di tengah gurun, karena jiwa seorang pejuang sesungguhnya adalah episentrum jihad tanpa harus memproklamasikannya. Aku salut dengan ketegaran yang engkau miliki, sikap dan langkahmu yang maju tak gentar membela yang benar, bukan maju tak gentar membela yang bayar. Engkau mampu memberikan deteksi dini dan cara pandang seluas horizon manakala perspektif dan persepsi dihidangkan di meja serikat untuk dibawa pada argumentasi bernilai berlian.

Kita tak pernah berbicara panjang, kita tak pernah sapu pandang, kita tak pernah jalan bersama dan engkau juga tak dekat denganku, tapi aku selalu mengikuti gerak langkahmu yang tanpa gentar itu untuk merubah cara pandang, untuk ikut mengukir nilai sejarah bisnis perusahaan kita, untuk melawan segala bentuk kezaliman bisnis yang ingin memporakporandakan NKRT (Negara Kesatuan Republik Telkom).

Teruslah berjuang Bang. Seorang pahlawan tidak perlu harus selalu berkorelasi dengan benefit dan kompensasi karena pahala jariyah yang abang lakukan adalah khoirunnasi anfa’uhum linnass. Abang dimataku adalah orang terbaik di korps kita yang mampu memberikan nilai manfaat untuk banyak employee. Perjuangan yang abang lakukan adalah menuliskan prasasti untuk perjuangan cerita bisnis agar republik Telkom tidak menjadi batu nisan.

Aku selalu mendoakan abang, dan Allah Azza wa Jalla selalu memberikan siraman rahman dan rahimNya untuk diselimutkan pada sekeping hati yang selalu diterpa angin kering. Bahwa nilai cum laude di mata Allah adalah kado hati yang paling berlian untuk disematkan pada ketegaran jiwa yang berjuang untuk kepentingan khalayak yang berkebun di ladang ini. Pahalanya, Bang, adalah senyum dan pelukan hangat dari Allah yang penyayang tatkala kita bersujud tahajjud.

Wassalam,-

No comments: