Tuesday, September 19, 2006

Asa, Atensi

Terik matahari siang adalah bagian dari penjelajahan menikmati suasana, menikmati kering dan panasnya siang sembari menapaki keyakinan pada sebuah titik koma yang ternyata hanyalah sebuah titik. Ya hanya sebuah titik ketika asa mengharapkan persimpangan titik koma. Pada titik ini pula semuanya semakin menjelaskan pada seputar question dan why, yang duduk bersila mempersiapkan praying memanjatkan harap. Pada titik ini pula, bangunan yang kuupayakan menjadi tiang harapan untuk melangkah, berjalan dan berlari sepanjang trotoar keinginan harus dibungkus dengan secarik kertas bertuliskan : Dikira panas sampai petang ternyata hujan tengah hari.

Namun aku yakin Tuhan selalu mendengar sendu ku
Namun aku yakin Tuhan selalu mendengar keluh ku
Namun aku yakin Tuhan selalu mendengar asa ku
Dan aku juga yakin Tuhan pasti tersenyum
Dengan beragam doaku di sunyinya dingin dinihari setiap hari
Dan aku pun tidak boleh memaksakan doaku dikabulkan Tuhan
Karena Dia yang menggenggam diriku

(Thanks to My yang mau bantu diskusikan Take Home Exam, semoga kita jadi semakin pintar mengemukakan sudut pandang kita dalam solusi ilmiah).
(Thanks to Ay for atensi yang diberikan, semoga dapat bermanfaat untuk langkahku ke depan).

No comments: