Sunday, September 17, 2006

Catatan Lepas Rasa

Dia bukan siapa-siapa
Hanya rasamu yang selama ini dipermainkan oleh aura sekuntum bunganya
Hanya rasamu yang selama ini dipermainkan oleh keindahan sinar matanya
Hanya rasamu yang selama ini dipermainkan oleh kemanjaan sikapnya
(Ya, sebegitu hebatnya magnet yang di putar pada episode rasa kasih itu)
(Ya, sebegitu luar biasanya hasrat untuk menggapai hatinya)
(Ya, sejujurnya aku harus katakan, aku sayang dia)
(Ya, sejujurnya rasaku mengatakan, aku suka dia)

Tetapi haruskah kamu terperangkap oleh rasa-rasa itu
Tetapi haruskah kamu terpesona oleh aura rasa itu
Padahal dia selalu acuh tak acuh
Padahal dia selalu mencemoohmu manakala kamu mengatakannya
Padahal dia hanyalah fatamorgana di gurun tandus
Padahal dia hanyalah akuarium yang hanya bisa dilihat
Padahal dia adalah sekuntum bunga indah yang ada diseberang danau

Ya, dia bukan siapa-siapa
Dan aku harus mampu mengusir bayangan tentang dia
Dan aku harus bisa mendelete tulisan tentang dia
Dan aku harus bisa menghapus ukiran tentang nama dia
Dan aku harus mampu membuang aroma rasa aura dia

Aku harus bisa
Karena dia bukan siapa-siapa
Karena dia bukan apa-apa, antara ada dan tiada
Selain hanya sekuntum bunga yang harum mewangi
Lebih baik menikmati seikat kembang berwarna warni
(Ada anggrek, ada mawar, ada edelweis, ada bougenville)
Lebih baik menikmati hijau pegunungan
Lebih baik menikmati samudra biru
Lebih baik menikmati keindahan marina
Lebih baik menikmati traveling
Lebih baik memelihara taman bunga-bunga dan menyiraminya
Lebih baik daripada hanya jadi permainan rasa

Selamat malam duhai sekuntum bunga
Selamat tidur duhai beautiful eyes
Ijinkan aku mengucapkan itu untuk yang terakhir kali
Sudah terlalu letih aku menggapaimu
Maka, izinkan aku pindah ke lain hati
(200105.JBL.RIS.HEART)

No comments: