Friday, November 03, 2006

Menyimak Hari, Menyimak Hati

Menyimak hari dengan sejumlah asa dan mengedepankan harap pada noktah keinginan yang selama ini menjadi deskripsi berbaris alinea. Berdialog pada cermin kepantasan peran dan mencoba mengukirnya dengan diagram diagonal dan frame persegi panjang bertemakan : mungkinkah ada tangga di depan ?
Sejumlah bentangan dicoba untuk digelar pada kenyataan persediaan naluri dan logika dan mencoba menjemurnya pada kehangatan sinar matahari pagi. Kemudian mengukur kepantasan peran dan mencoba lagi untuk menjahitnya melalui doa dinihari. Ya sejumlah cerita dan sejumlah kisah dicoba lagi diukir untuk bisa memastikan bahwa keinginan yang belum mendapat titik singgung akan mampu berceloteh pada embun pagi yang bening dan sekaligus menawarkannya pada fitri matahati.
Menyimak hati sembari mengharapkan adanya pergantian warna pada sejumlah alur rasa dan rasio dan menjemput asa bersama anugerah yang telah dilimpahkan. Jujur saja aku sangat mengharapkan itu dan sejauh ini belum menemukan celah sinar pembuktian. Begitu pun menciptakan harapan dan merangkulnya adalah satu-satunya hak yang tak bisa diganggu oleh matahari sekalipun, meski bisa saja seperti pepatah : jauh panggang dari api.
Duhai asa
Mengapa selalu memberikan nilai mimpi bagiku
Pada setiap langkah dan peran
Mengapa enggan menghampiri diri
Pada setiap halte persinggahan
Ketika semua bersiap hendak berangkat
Apakah itu termasuk asaku ?
(Catatan 0311)
*****

No comments: