Friday, June 22, 2007

Ikatan, Resonansi

Ada kabar untuk berjalan, untuk bertemu, untuk bertutur, dan kuyakinkan jua bahwa bisa saja namun perlu juga dilayangkan jarak yang akan ditempuh. Adik kembar menyatakan hasrat itu dan moga-moga bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Bukankah itu bagian dari perekat, bukankah itu bagian dari kehangatan, bukankah itu bagian dari persamaan.

Membayangkan rindu tidak lain adalah membayangi ruang yang terikat pada nilai persaudaraan, membayangkan rindu tidak lain adalah membayar ruang yang tidak pernah diisi untuk sekian lama pada dialog dan tatap hati. Dan ketika semua menjadi ruang nyata, garis yang hendak dijamah adalah memperkuat ikatan, menceritakan progress dan mencoba membangun saran dengan bungkusan yang menciptakan nilai berkah.

(Thanks to Yn, dialog yang menyenangkan, memberi kabar terbaru dan menyapa dengan voice yang khas, cerita tentang headline terakhir, menambah nilai kedekatan yang bernilai.)

(Thanks to Mi, An, rampunglah tugas yang bebebankan selama sebulan ini, bagi informasi, bagi kesamaan untuk dipersamakan pada nilai yang disamadengankan itu. Plong rasanya).
******

Menceritakan resonansi adalah gema yang disuarakan tanpa harus diperdengarkan pada sejumlah bilangan anggota karena suara itu tidak mampu didengarkan pada kapasitas normal yang diedarkan. Makanya aku lebih suka melantunkan lagu tanpa harus didengarkan apalagi ditestimonikan pada sejumlah taman bunga. Lebih baik menyanyikannya dalam arung jeram sehingga teriakannya dikalahkan oleh derasnya arus yang mengalir dan membentur.

Resonansi yang menjadi judul gema hati ini adalah berupaya membayar desakan yang menyesakkan dengan mencoba memberi nilai senyum pada sejumlah halte, sejumlah pemberhentian ketika aku harus menapakinya. Bayaran itu tidaklah menjadikan diri sebagai kondektur tanpa kendaraan, hanya berupaya mengedepankan suara bahwa nilai yang diperdengarkan adalah untuk memotret patron yang selalu menjadi baju berlabel sistem.

Aku tidak lagi mengedepankan itu apalagi membahasnya. Aku hanya mencoba menghitung berapa jumlah pesimpangan yang bakal dilalui, berapa waktu yang diperlukan untuk sampai di pertigaan decision. Dan itu adalah bagian dari analisis resonansi yang mengemuka sampai mejelang titik temu untuk dilipat, digunting dan ditaburkan pada pasir pantai.

Sampai kemudian ada kapal yang merapat
Sampai kemudian ada jemputan yang menjabat
Sampai kemudian ada tangga untuk menjelang
Sampai kemudian ada selat untuk dilayarkan

(Menyelesaikan episode kamis dengan memfinalkan segala yang menjadi target hari ini, dan semuanya berjalan dengan ramah aini, ramah hati dan ramah bathin).
*****


No comments: