Tuesday, May 29, 2007

Adrenalinku

Perilaku tidak etis dan berkepanjangan mesti dijawab dengan ketenangan dan membiarkannya dengan peran ”bancinya”. Dari beberapa referensi yang kudapat sifat banci itu adalah lambang kepengecutan dan susah menebak kelamin yang sesunguhnya dan dampaknya jelas, tidak menghormati sunatullah seperti misalnya mencari pasangan untuk berbagi cerita dan berbagi masa depan.

Tetapi kesabaran itu bisa meluap menjadi titik didih ketka keliaran dan kezaliman berkedok bancinya itu menantang diri untuk beradu jantan. Ya tentu saja harus dijawab dengan hal yang sama, namun kenyataannya mirip seperti ayam sayur, pucat pasi, dan diam terpaku. Jadi kesimpulannya ya benar-benar banci.

Tetapi karena ini menyangkut harga diri dan kehormatan, tentu tidak sampai disitu ceritanya, Maka episode berikutnya adalah menjelaskannya pada handai tolan untuk mengambil langkah mempertaruhkannya untuk setiap tataran langkah sampai dia basah kuyup.

Ali Imran 120 menjelaskan : ”Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan”.

Dari titik simpul itu, selama ini aku berangkat dan berupaya untuk menetralisir semua tingkah laku non etis yang kemayu itu. Ternyata hanya sampai di sisi itu kadar adrenalinnya, sudah terlanjur basah, dan harus diberikan pelajaran sampai tuntas dan lunas.
****

No comments: