Thursday, May 24, 2007

Angan dan Harapku

Mengapa gak muncul tulisannya lagi, kata seorang rekan Purel, maka jawabku adalah lagi nabung tulisan, sekalian berancang-ancang untuk go external, apalagi kalau berada di ruang yang sama, kataku. Maksudnya di medan yang sama adalah sesuatu yang maksimal untuk mengembangkan gelombang talenta ini.
Angan dan harapku seperti itu, setidaknya berada di lingkungan yang memiliki persepsi sama, diskusi sama, cara pandang sama, cara bahas sama dan memberikan nilai maksimal pada kemampuan untuk berbagi peran. Sepanjang ini, bagiku tidaklah mencapai titik optimal ketika harus berhadapan dengan setting beda, belum lagi sudut pandang yang menganggap tidak fokus.
Keinginan dan harap itu semogalah akan disampaikan oleh angin sepoi yang malam ini menghampiriku sembari membisikkan : "ciptakanlah terus tanpa harus mengedepankan area rutinitas. Aku akan sampaikan asamu itu ketika aku singgahi sejumlah pohon dan kebun bunga, percayalah".
Bukankah nilai yang dibangun adalah memaksimalkan peran yang diemban dan sekaligus membuktikan betapa semua itu adalah mengekspresikan kembang hati yang setulusnya ingin membuktikan bakti, di ruang rutinitas, di luar rutinitas, di ruang angan, di ruang harap, di ruang gelap sekalipun.
Dan Tuhan pun tahu tentang bukti bakti yang kukisahkan dengan sejumlah lagu bahasa, tembang paragraf dan nyanyian apresiasi tanpa harus mengumumkannya. Ujiannya itu adalah ketegaran pada sejumlah "catatan autis bathin" yang dibungkus dengan arogansi pada sinar mata elang dan dikumandangkan dengan wajah dengki. Autis bathin itu adalah iri dan khasad yang lebih berbahaya dari autis zahir. Kata-kata bunda yang masih terngiang adalah : "biarkan dia, toh akan menjadi kebangkrutan pada nilai dirinya sendiri". Kunci jawabannya adalah Innalloha maashobiriin.
*****

No comments: