Monday, June 12, 2006

Menyisir Kesendirian

Lagi pengen sendiri, begitu kira-kira jawaban ruang hati, maka menjelang siang pamit dari ruang kerja, hanya sekedar menikmati kesendirian menyisir jalan-jalan utama kota sambil menikmati suasana puasa.
Aku memang lagi butuh kesendirian, dan hanya ditemani lagu Agnes dan Samsons, menelusuri jalan-jalan siang-tergantung moodnya- terus ya terus, belok ya belok sampai akhirnya tiba di perempatan tol Krapyak, masuk tol dan kembali menikmati kesendirian itu sembari menikmati keindahan panorama kota yang berbukit hijau itu.
Terus dan terus tapi tidak kuupayakan memacu kendaraan, dan dalam suasana seperti ini bathinku lebih banyak mengedepankan "kacamata diri", mencoba memahami suasana bathin dengan penceritaan dialog rasa dan rasio. Ya , dengan begitu aku semakin memahami hakekat dan makna, mampu menemukenali suasana diri, bagaimana mengelola rasa hati, bagaimana menyimpan rasa sayang pada sekuntum bunga sedap malam, bagaimana mengadoni aneka rasa dan rasio yang bertemu pada setiap persimpangan asa.
Menyisir kesendirian, menikmati suasana hijau kota nan berbukit ini, tak terasa perjalanan telah menelusuri arteri pelabuhan, masih terus dan terus sampai menjelang lingkaran Bandara untuk kemudian membasuh wajah dengan air wudhu dan melaksanakan kewajiban Zuhur. Ada ketenangan, ada kedamaian dan kebeningan menyirami cahaya mata dan cahaya hati. Aku tertidur, ya benar-benar tertidur sesaat, siang ini, pada sebuah pelabuhan keteduhan.

No comments: