Wednesday, August 22, 2007

Catatan Malam

Semangat yang menyeruput itu adalah sintesa yang merajut ruang luas yang bernama inspirasi. Dengannya bisa kuceritakan tentang keindahan bola mata. Dengannya bisa kulukiskan langkah gemulai yang menawan. Dengannya bisa kunikmati sebuah senyum yang menghias bibir tipis berbalut Revlon. Dengannya bisa kutuliskan tentang kisah cinta berbalut rasa rindu.

Rindu itulah yang menafsirkan pada sejumlah sinar pandang, keindahan sinar mata dan sinopsis tentang cerita yang tak berkisah, tentang kalimat tanpa kata, tentang bait tanpa baris, tentang episode yang tak terselesaikan.

Rasa itu adalah persepsi yang membangunkan analogi pada seraut keindahan, pada sejumlah bingkisan yang menawarkan korelasi keinginan dijemput embun malam. Ya, seperti yang kutulis malam ini, adalah ranting-ranting yang belum mampu untuk diukur dengan hipotesa berlabel: seandainya rindu itu ada di titipan kelembutan jemari.

Maka tertulislah sejumlah bilangan kata hati dan dicerna bersama angin malam yang menyentuh titik singgung asa. Dan kulepas dengan helaan yang mendayu, menghembus dan menghirup kembali kelembutan dan kehangatan angan. Maka terlukislah aura yang menjulang, meninggi dan menembus batas sinar mata dan berjalan diatas angan yang tak terpegang, menyapa sesaat lalu seperti sebuah fatamorgana yang membangkitkan niat tanpa langkah.

Rindu itu adalah persemaian yang tak pernah mencapai tepi
Rindu itu adalah perjumpaan maya yang tak pernah selesai
Rindu itu adalah pertemuan khayal yang tak pernah terjamah
Rindu itu adalah peraduan yang tak pernah disinggahi mimpi
Selamat malam rinduku.
*****

Kabar yang menyenangkan ketika Selasa ini ada yang menyampaikan tentang kampiun itu, dan kusikapi saja dengan warna datar, biar bisa dinikmati, kataku datar juga. Lagian bagi-bagi sesuatu yang berilai mood sangatlah indah untuk disiarkan. Setidaknya bagian dari sebuah episode.

Tidak jua harus berlari kencang, untuk mencapai serial yang kusiapkan, bertingkat aja, sampai temanya tiba di mata hati. Jadi dijalani saja dengan langkah biasa dan biasa juga ketika ada yang menyampaikan terimakasih via imel. Biasa aja lah, toh itu adalah kisah yang diceritakan untuk disamakan, untuk disetarakan agar semua bisa menikmati tanpa harus membayangkan.

(Thanks to Lg atas supportingnya, ntar yang lain menyusul kok).
(Thanks to Wl, yang selalu memperhatikan dan selalu yang lebih awal memberitahukan, makasih ya).
*****

No comments: