Sunday, August 12, 2007

Hakekat

Menyimpulkan rangkuman tentang hakekat itu sebenarnya adalah menuliskan tentang versi seremoni. Ada yang pandai banget memainkan seremoni tata gaul dengan selalu berdalih dan bersilat lidah sekaligus jago dalam diskusi tapi gak boleh dibantah. Ada yang hobbynya berjabat tangan seremoni padahal hanya bungkusan pada sebuah isi yang sudah basi. Ada yang pinter banget mengajak untuk bersekutu dengan opininya lewat meyakinkan dialog tanpa tema selain menggempur sesuatu dan menghempaskannya pada sebuah pantai tanpa pasir.
Semua laksana sebuah tayangan, dan memang pelajaran dari tayangan ini adalah untuk menggalinya pada nilai pencahayaan hati, pada ruang yang bernama filter untuk dilontar balik menjadi sebuah sudut pandang dan tak pula untuk diarusbalikkan. Ccukuplah sekedar memberi catatan bahwa si polan bukanlah teman sejati, atau si anu ternyata adalah sahabat terbaik. Itu adalah tema hati yang menjadi rangkuman hakekat. Tidak perlu banyak basa-basi seperti orang yang hobbynya jabat tangan setiap bertemu padahal tampilan dirinya tidak lebih seremoni, bukan hekekat apalagi kebeningan.
Nah itu dia yang menjelang tiba, sekali lagi seperti gaya seorang yang merasa penting (menurut dia), padahal mental sayurnya telah membuktikan hanya seorang yang sebatas mengolah tata kalimat ditambah sedikit bumbu penyedap omong, jadilah seperti lontar kalimatnya sudah menjadi merk jaminan kebenaran. Ketika sekali waktu dikonfirmasi ternyata tidak seluruhnya menjadi definisi, bahkan ada yang mengatakan, hanya lewat pinter omong saja padahal diluar itu gak ada apa-apanya. Aku tersenyum saja melihat tayangan ini.

No comments: