Friday, December 22, 2006

Membuka Jilid Lama

Persinggungan tak berpantai seniscayanya adalah tamparan halus yang mengenai dahan sanubari ketika sekujur hamparan mengidentifikasikan tentang dugaan berlapis semak belukar kalimat tujuan. Dan jalur yang dipilih adalah membuka jilid lama yang selalu menjadi lagu belenggu diri, menafsirkan semboyan tanpa pernah mendengar meaning tema hati di sisi dada. Sejatinya pilihan yang sama adalah selalu berupaya mengelola kebebasan peran, keinginan hakekat, keindahan naluri dan mengejahwantahkannya bersama lakon antagonis yang gampang ditebak.
Oleh karena itu, jaringan yang dicoba dicerna adalah mengambil alih nilai dan mengumumkannya pada papan baca bertuliskan : pusat gerhana hati yang terpilih. Begitupun tidak lagi harus beradu argumen, memilih alternatif dan menyiarkan sudut pandang. Lebih baik mengalirkannya pada siaran langsung jati diri yang selama ini menelikung sumbatan sesak nafas. Maka ketika sambutan yang disampaikan lewat bahasa tubuh diperlambangkan, aku tidak ingin lagi menafsirkannya selain mencoba memeluk diri, memeluk hati dan memberi senyum pada matahati.
Lebih baik begitu
Toh, lakon yang bermain diluar nilai estetika
Toh, peran yang dijunjung bukanlah cermin diri
Toh, aksen yang dikumandangkan berirama fals
Lebih baik begitu, toh..!
*****

No comments: