Tuesday, February 20, 2007

Titik Simpul Itu

Cerita yang kamu kirimkan itu semakin menjelaskan tentang semangat berbagi diantara kita. Bahwa ada titik-titik simpul yang bersemayam dan menjadi kumpulan cerita yang menyenangkan untuk dibagi, diaduk-aduk dan dijadikan ramuan penjelas aroma. Ya aroma yang menjadi air mandi untuk dimandikan pada kebugaran keindahan. Maka apapun itu sesungguhnya adalah suara nurani yang membangkitkan naluri untuk memberikan altar karpet merah menyambut kedatangan romantisme kembang setaman. Kusimak saja lantunanmu, kudengarkan saja titipan kata dan kalimat yang disuarakan itu, kujalani saja irama melodi yang menghias stasiun hati untuk kemudian ditiupkan kembali melalui bait jawaban. Kehendakmu adalah spirit, maka berlarilah sekencangnya, kataku. Kehendakmu adalah dukungan, maka berdirilah dengan semangat lincah, kataku. Kehendakmu adalah menjelaskan senyum, itulah kelebihan yang kamu miliki, maka berikanlah dengan ketulusan yang layak. Kehendakmu adalah menjelaskan karier yang cerah didepan, maka raihlah menjadi keindahan yang membungakan. Kehendakmu adalah berbagi rasa, maka gabunglah menjadi kebersamaan yang mengembangkan bunga.
“Makasih ya, aku akan selalu mengingatnya”, katamu mengakhiri.
“Thanks again and happy always today and tomorrow” , kataku menutup.
****
(Ikut prihatin atas musibah itu ya My, ada duka ada lara, tapi aku yakin kamu mampu menjalani semuanya dengan tegar walaupun suaramu saat ini bergetar menjelaskannya).
(Ngobrol santai ba'da Isya dengan sesama jamaah memberikan makna bahwa ada sesuatu yang harus diubah lagi agar tidak meletus di kemudian hari. Maka kujanjikan akan ada pertemuan this week, secepatnya, agar tidak berlarut dan menjadi jernih kembali. Semoga menjadi bening kembali, itulah harapanku).
****
****

No comments: