Saturday, July 21, 2007

JELAJAH LINTAS

Kembali menjelajah kawasan regional dengan memastikan jejak arung dengan rute utara, tengah dan selatan, mirip huruf Z. Menyenangkan, so pasti, karena ini salah satu varian yang ksenangi, menjalani dan menjelajah. Tiga hari yang menderu, memacu dan sampai di kisaran puncak kecepatan. Yang pertama lurus langsung di lintas utara dengan varian mendaki di sisi hutan jati dan karet, di puncak ketinggian yang menyapa jarak pandang mencapai sedandang dan gondang.
Indah permai dan mampu menyapu variabel kesukaan yang dikorelasikan dengan identifikasi pada kesegaran menghirup lepas, dahaga yang terhempas.
Indah menawan, menyapa laut jawa dengan buih ombak bagai riak di senandung tengah hari yang terik dan ketingian yang menjulang.
Sungguh merupakan fenomena keindahan ketika memandang semua itu dengan matahati yang lurus langsung dan menengadah.
*****
Lintas vertikal menjumpai kawasan idola dan ideal yang sering kupeluk dan kunikmati. Jalan sepanjang kawasan dan mentransformasikan logika yang bermain pada ekspetasi nilai. Ya selalu begitu meskipun lengkung jalan yang menyentuh sudah kuhafal raut wajahnya. Ekspetasi itu adalah perjumpaan pada titik sentral untuk kembali menggamit asa yang sempat dilabuhkan pada titik nadir. Ekspetasi itu adalah mencoba memahami rute perjalanan pada sebuah tujuan yang kunikmati bersama bayu. Dan respondennya adalah persetujuan pada nilai harapan untuk kembali disandingkan pada pendakian naluri yang diolesi hasrat untuk berkibar. Dan pinggang Merapi terlihat angkuh manakala berhenti di sudut Pakem yang sejuk dan teduh.
*****
Pantai selatan yang indah, teluk Penyu, menyambut dengan deru dan memangilku ketika lunch bareng menjelmakan kepuasan pada rentang pandang yang luas lepas, menemukenali jalinan ombak yang berkejaran menuju titik buih yang berpendar. Sebuah siang yang letih namun mampu membersihkan kebosanan dan kejenuhan.
Duhai ombak kesetiaan
Sampaikanlah pesan yang kutumpahkan pada segelas minuman bening
Sampaikanlah asa yang kulayarkan pada sebuah perahu tanpa dayung
Sampaikanlah senyumku pada sejumlah hasrat yang bermain di angan
Sampaikanlah pada sejumlah pelabuhan yang menceritakan puisi hatiku
Dan perjalanan tiga hari kembali menuju ke titik simpul
Dan perjalanan tiga hari kembali menderu
Membelah Sindoro Sumbing tanpa matahari
Sembari memahami logika yang berkompromi dengan asumsi hening
*****

No comments: