Saturday, March 03, 2007

Catatan Jumat

Menyanyi, Menyapa

Lagu Iwan Fals itu adalah evergreen, setidaknya bagiku, mungkin juga banyak orang sependapat denganku. Dengan syairnya kita bisa mempersamakan kondisi yang ada pada lingkungan kita, dengan syairnya kita bisa mempertemukannya dengan situasi yang bermain disekitar kita. Khusus albumnya yang “kuhabiskan” siang ini dengan bernyanyi sendirian adalah evergreen yang mampu membawa suasana hati ke depan ayunan keindahan, rasa yang mendayu dan melantunkannya bersama irama hati.

Bernyanyi adalah membentangkan cakrawala hati, membuka pintu brain sisi kiri dan menyuarakannya pada keindahan rasa itu sendiri. Maka ketika ada rasa letih pada rutinitas, lagian udah lama gak uji suara, aku buka saja karaoke sendirian di ruang, dan mempersamakan irama hati dengan lantunan suara Iwan. Iwan adalah salah satu icon kesukaanku disamping Ebiet, tapi bukan berarti aku gak suka yang lain. Masih ada Ungu, masih ada Nidji, juga suara Letto yang mewakili kontemporer.

Secara persamaan nada ketika ruang hati mempadankannya, maka syair yang dicetuskan itu adalah penceritaan tentang ruang hati, kata hati dan perlambang untuk disuarakan pada sejumlah testimoni. Dengan begitu lepaslah ikatan rasa dan terbanglah menuju keluasan dan kelapangan. Aku rasakan itu tanpa harus menjelaskan pada seseorang atau setiap orang. Aku rasakan itu tanpa harus berbagi rasa pada sepotong hati. Aku rasakan itu sebagai proklamasi nada hati tanpa harus mengatakannya pada sebuah nama.

(Ada yang disapa, menyambut permintaan imel, ntar aku kirimkan, kabar lain, baik aja, makin bersinar ya, ah bisa aja, emang iya, jadi perhatian loh, oh ya, pinter sih, buktinya persentasinya memukau, sudah terbiasa, biasa aja lagi, udah dulu ya, gak bisa lama-lama, thanks ya, jangan lupa, senyum yang khas, menyenangkan, aku tunggu ya).

(Ada yang menyapa dari ujung Timur, maka kutepikan dan kuhentikan laju my car, kembali menyapa, mengabarkan cerita, menceritakan kabar, lama gak kasih kabar, apa kabar, kapan datang kesini, sekalian kunjungan keluarga, ada yang terasa, ada yang tak usah dikata, ada tawa ringan, ada kedekatan, ada kesamaan, ada ucapan, ada yang tak terucap. Oke deh, salam aja ya, salam apa, salam apa aja, salaman juga boleh. Selalu ada yang mengesankan dari “perjumpaan suara” denganmu di sore yang baru disiram hujan, sore yang bening).
*****

No comments: