Monday, March 19, 2007

Dua Traveling

Traveling Hati

Monday ini berkonsentrasi penuh dengan traveling hati sembari menyelesaikan tugas proposal yang agak ketinggalan. Maka kunikmati hari dengan suasana hati yang berkeliling, mengelilingi lintasan aura, bersenandung tentang irama jazz, menyuarakan hasrat tanpa harus bercakap, membisikkan hati dengan bait kehijauan hakekat.

Kunikmati hari
Kujalani waktu
Kudapati hati
Kupeluk nurani
Kuselesaikan nyanyian
Kusiapkan naskah

Tak terasa waktu menjadi berarti ketika hampir seluruh yang kutargetkan dapat kuselesaikan malam ini. Dan semboyan yang menjadi traveling hatiku hari ini adalah menyanyikan suasana dengan denting melodi sembari mengayunkan penyelesaian tugas.

(Met jalan ananda, hati-hati selalu, semoga traveling dan perjalananmu menyenangkan dan selalu dalam perlindungan Allah. Kemanjaanmu memberikan nilai kedekatan dan baru kurasakan ketika engkau jauh, pergi bersama menikmati rekreasi bersama sekolahmu yang ramai itu).
*****

Traveling Keliling

Sesuai jadwal maka kunikmatilah jalan-jalan memandang kesegaran, jalan-jalan keliling lintas timur, jalan-jalan penyambung silaturrahmi, merealisasikan janji, melepaskan amanah, menjalani family day. Seharian pada Ahad yang menyenangkan, menghangatkan kembali perjalanan napak tilas, memperhatikan suasana, menjelaskan rangkaian perjalanan dan memastikan untuk menghadirkan nilai kekeluargaan pada titik simpul yang pernah disulam.

Dan sambutan pun begitu membahagiakan, ada sajian yang khas, ada obrolan historis, ada tanya ada jawab, ada nasehat ada resapan, ada lunch bareng dengan menu penyemangat rasa dan lidah, ada perubahan, ada kebijakan yang pasti. Begitu mempesona, ada hamparan sawah hijau menjelang panen, ada cerita tentang kisah perjalanan, ada surprise dan semuanya diolah dalam tembang kalimat diiringi suling senyum yang merekah.

Di kota yang lain, sebuah suasana juga memastikan kedekatan persaudaraan yang begitu dekat. Ada cerita tentang next day, ada cerita tentang situasi terkini, ada sajian yang menyenangkan dan tentu saja diakhiri dengan dinner bersama. Sebelum pulang aku pesan seperangkat meubel untuk perabot rumah. Hampir seluruh perabot rumahku pesannya dari keluarga ragil yang memang jadi pengusaha meubel sukses di kota ukir ini, tentu saja harganya harga keluarga. Maka sekali lagi aku bersyukur, abis kalo beli perabot jati dari luar, duh harganya pasti selangit. Nikmatnya punya keluarga besar dari segala macam profesi, ada yang pengusaha, ada yang pengacara, ada yang militer, ada yang pengajar, ada yang profesi , ada yang biasa-biasa aja. Semua itu karunia Tuhan yang Maha Bijaksana.

****

No comments: