Sunday, March 11, 2007

This One

Memandikan Hasrat

Memandikan hasrat dengan meminjam tatapan matahari dan menjemurnya untuk mendapatkan kehangatan. Sepanjang Ahad aku ingin dapatkan kehangatan itu. Maka aku berupaya meyakinkan diri bahwa cahaya yang sesungguhnya adalah dari inner diri dan mengekspresikannya dengan liputan benderang hari, meyakinkan bahwa sesungguhnya kehangatan itu adalah anugerah yang harus disiram ketika hati menjaminnya dengan sinar kelembutan. Aku mandikan hasratku, aku mandikan matahatiku, aku mandikan aura rasaku, aku mandikan cerita hari ini dengan sabun mandi yang mewangi, melembutkan dan mengharumkan.

Album hari ini adalah menceritakan pada bilik hati bahwa aku mengadopsi ruang kebersamaan, keseksamaan dengan menggalinya dari sisi dialog, menghabiskan hari dengan melantunkan kedekatan pada buah hati, pada kemanjaan yang menyenangkan, mengajak memainkan bahasa dengan dentingan irama, dan mengakhirinya dengan membagi hati, membagi suasana, dan memeluk keselarasan pada dua buah hati yang berceloteh tentang dunianya. Aku rasakan itu sebagai pengisi hari, pengisi hati yang membeningkan.

Betapa kebersamaan itu mampu mengbirukan aneka warna
Betapa kebersamaan itu mampu mendekatkan aneka rasa
Betapa kebersamaan itu mampu menjelmakan kemanjaan
Selamat malam ananda
Pastikanlah kebersamaan ini menjadi titik lindung
Yang meneduhkan dan menidurkan
****

Gak Sreg

Menghadiri general college, mestinya materinya menarik dan berbobot tentang proaktif, entrepreneur dan membangun persepsi kewirausahaan. Namun karena disajikan bernuansa sekuler, seakan dunia ini menjadi yang utama dan mulai dari awal acara tidak menunjukkan suasana religi minimal ngucapin assalamualaikum, ada kesan seperti menyepelekan audiens yang sebagian besar muslim. Maka separuh waktu kutinggalkan dan bahkan aku gak mau teken daftar hadir untuk administrasi. Bukan apa-apa, gak sreg dengan suasana yang memamerkan keberhasilan tetapi ada misi lain yang coba dibahasakan dengan gaya bahasa halus. Untuk yang begini ini aku memang sensitive karena bagiku aqidah itu adalah harga mati sekaligus lakum dinukum waliyadin. Aku ingin dalam setiap forum formal akademis atau apa saja minimal mempunyai warna religi, menghormati yang mayoritas, sekaligus menjaga toleransi. Tapi memang kampus bunga ini didominasi oleh” driver” yang berwarna seperti itu.

(Banyak tugas yang harus dieksekusi, mikirin waktunya, bagaimana solusinya, bagaimana mendiskusikannya, mampukah kuselesaikan, masih ragu dan bimbang, masih perlu mengendapkan diri, setidaknya itulah warna pikiranku sepanjang hari Sabtu ini).

(Ada rindu pada bunda, pengen ketemu, cari waktu yang pas, secepatnya, untuk melebur rindu menjadi curahan, untuk melebur rindu menjadi pelukan, untuk melebur rindu menjadi ungkapan).
****

Feel New

See new
Hear new
Feel new
Begitu sapaan yang halus, lembut dan menghanyutkan. Aku terkesima dengan quality service sebuah centre of service megah di jl P ketika berkunjung for buy salah satu produknya yang laris manis N73 ME Jumat malam ini. Ya tidak hanya kalimat yang tertera besar di beberapa sudut ruang pamer yang luas dan elegan tapi juga pembuktiannya yang menjelaskan semua makna kata–kata itu. Deskripsi pelayanan, sambutan yang hangat, tidak sekedar basa-basi, memberikan makna yang dalam tentang nilai pelayanan.

Aku biarkan customer carenya berbicara dan berdiskusi dengan si sulung nan cantik sebagai kado pembuktian untuknya. Ku sapu pandanganku ke seluruh ruang pamer produk, kebersihannya, interiornya, arsitekturnya, semuanya terkesan wah dan menyenangkan. Pusat pelayanan ini sejatinya adalah pusat penyiraman mutu pelayanan dan dengan metode tutur tinular, akan dibuktikan kemudian kisah perjalanan pelayanan yang konsisten, terukur dan mampu membetahkan sekaligus memelihara customernya. Mottonya pas dengan kondisi terkini dan tomorrow : see new, hear new, feel new.
*****

No comments: