Thursday, March 15, 2007

Intervening Abstrak

Cerita yang hendak dijelaskan adalah mempersandingkan variable intervening dengan fenomena abstrak yang dianalogikan sebagai pencarian titik temu dalam menafsirkan aura. Kuingin jelaskan bahwa kesejatian peran adalah menjalani langkah dengan susunan sudut absolute bersama cermin tigaratus enampuluh derajat. Jadi tidak usah menyetel sikap dan memutarnya dengan gelombang FM karena dari jauh pun sudah tergolek spanduk bertuliskan : not for intervening. Segepok kisah sudah dituliskan, semangkok kuah penyedap rasa sudah pula dituangkan. Dan jawabannya adalah sekedar dicicipi sebagai penyedap pandang di kebun bunga.

Aku segera berangkat menuju halte berikutnya, menjalani kehijauan tanpa harus berlalu lalang, menjalani keseharian tanpa harus membuka ruang. Perjalanan tidak harus selalu memfasilitasi ruang, bisa jadi full time menikmati keindahan, kesegaran dan daya pandang panorama yang mampu menuliskan sejuta kata penuh karunia. Yang terakhir ini adalah bagian yang menjadi titik sentral, dan menuangkannya menjadi pesona baris berbaris, bait berbait dan garis bergaris.

Aku segera berlari menuju konsistensi point of view, dan perlahan meninggalkan barisan pesona yang mampu meluluhlantakkan sinar pandang, siar pandang dan cara pandang selama ini. Perlahan, seperti sebuah close up shooting sinetron, perlahan dan menjauh lalu menghilang dan digantikan dengan cahaya pandang berikutnya yang (mampu) memukau dan memaku, terpana, terpukau. Aku ingin gantikan itu, aku ingin tukarkan itu, aku ingin pindahkan itu dan membungkusnya kembali bersama perjalanan langkah yang kujalani sampai dibatas ini.

(Surprise juga dengan kedatangan seorang sahabat yang dituakan, penyambung silaturrahmi, pemeliharaan persahabatan, dan menjadi titik jumpa yang menyenangkan bersama keluarga. Insya Allah nanti akan ganti kunjungan).

(Menjalani hari dengan konsentrasi untuk menyelesaikan beberapa planning yang sudah digenggam sejak mentari mengantar sinarnya, dan alhamdulillah semuanya berjalan baik, sukses dan yang penting menyenangkan ruang fikir dan ruang sanubari).

No comments: