Wednesday, July 26, 2006

Sepanjang Hari

Sepanjang hari, sepanjang jalan, sepanjang garis adalah mempertanyakan irama dan aroma. Iramanya adalah memberikan persetujuan tentang definisi yang mirip dengan syair lagu :
Kini maafkan aku, bila ku menjadi bisu kepada dirimu.
Bukan santunku terbungkam, hanya hatiku terbatas tuk mengerti kamu
Maafkanlah aku
................
Aromanya adalah lebih senang berjalan sendiri, menapaki kesendirian sembari berupaya menahan "abrasi yang menggerus dan bergelombang". Di titik ini sebuah nuansa adalah pelangi yang memberikan sinar lembut setelah hujan turun dan melingkari bumi. Mestinya demikian, namun nyatanya sinar pelangi itu bukanlah sebuah nuansa melainkan hanya sebuah imajinasi.
Begitulah warna hari ini yang kucerna, kunikmati dan kutelan sebagai bagian dari rangkaian perjalanan yang kudapat sampai di batas ini. Begitu pun sebuah ikhtiar adalah spirit yang memberikan ruang bagi masuknya setitik sinar mentari untuk mencerahkan sinar hati. Ya, matahari memang adalah titik kesetiaan itu sendiri.
******
(Thanks to R, maaf agak lama menyelesaikan tahapan final test itu, maklum banyak kesibukan dan baru petang ini semuanya dapat kuselesaikan, dan hasilnya baik kok, alhamdulillah).
******

No comments: