Sunday, January 07, 2007

Cerah, Menerawang

Ahad Cerah

Dan mengisinya dengan seikat aktivitas, sekalian gerak badan, sekalian olah tubuh, sekalian bermanfaat, sekalian berkeringat, sekalian menambah bersih, sekalian menambah rapi. Dan aku memang suka dengan yang bernama rapi dan resik. Dan aku memang suka berpenampilam rapi dan resik. Dan aku memang suka dengan keindahan yang bernuansa rapi dan resik.

Itu sebabnya aku senang dengan segala sesuatu yang berirama rapi, karena hatiku juga suka dengan suasana yang demikian. Maka apapun yang kulakukan selalu dalam koridor mempertahankan kebersihan dan kerapihan. Meja kerjaku baik yang ada di office atau at home selalu memperhatikan estetika ini. Demikian juga dengan penampilan, aku suka dengan estetika rapi dan bersih sehingga akan memberikan suasana hati yang juga rapi dan bersih.

Itulah aku
Dan Ahad cerah ini memberikan semangat untuk menjaga kerapihan dan kebersihan. Maka semuanya kulakukan dengan semangat ceria nan cerah walaupun harus berkeringat.
****

Musibah itu

Menyikapi musibah yang datang seperti mengantri, mulai dari utara Sumatera, banjir, gempa bumi, kapal tenggelam, pesawat jatuh, adalah menengadahkan wajah ke langit luas sembari menegaskan kembali syair lagu Ebiet : Mengapa di tanahku terjadi bencana. Silih berganti, beruntun seakan ingin menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan apa-apa dibanding keperkasaan alam dan kehendakNya. Itulah yang mestinya disikapi, ada yang harus dibenahi, ada yang harus ditelanjangi, ada yang harus dimandikan, kisah perjalanan kita yang penuh gores daan garis kesalahan.

Aku menerawang kembali ke sebuah saat, ketika itu pesawat yang aku tumpangi dalam perjalanan dari Tr ke Bp tiba-tiba disambar petir. Maka paniklah segenap penumpang, maka doapun makin mengeras suaranya, maka betapa tipisnya batas antara hidup dan mati, maka pucat pasi melanda wajahku, maka sejumlah baris andaikata menjadi sesuatu yang menyentak-nyentak. Pesawat tidak normal selama tigaperempat jam, dan selama itu pula berbait doa, bersambutan satu sama lain, mengisi ruang keheningan yang mencekam. Sebuah pengalaman terbang yang mencekam dan tak terlupakan.
(Catatan Sabtu)
****

No comments: