Saturday, April 14, 2007

Ness, Perjumpaan Itu

Lama tak kasih kabar, lama tak tahu berita, tiba-tiba saja kamu muncul seperti sosok yang menantang pandangku. Duhai, surprise, kaget tapi juga mengesankan dengan penampilan kamu yang jauh lebih matang, dengan kerudung Melayu yang khas itu, dengan logat khas tanah semenanjung yang makmur maju itu.
Kapan datang, sapaku menepikan kaget.
Sudah dua hari ni, jawabmu lugas.
Pulang sesaat or…, tanyaku runtun.
Oh ya, awak nak beri kabar bahawa awak ni mahu married.
Duh, beruntung banget ya pria yang mempersunting kamu yang cantik dan menawan itu. Siapa dia.
Orang Indon juga, bekerja di Petronas, jawabmu singkat.
Trus, kapan hari Hnya.
Ahad depan, katamu sembari menyerahkan Kartu Undangan hijau muda berlapis plastik.
Kuraih, kubuka dan kubaca sesaat sembari menyunggingkan senyum.
Iya deh, sebelumnya aku ucapkan selamat ya semoga mampu mendirikan bahtera dengan layar yang kukuh dan tahan banting, ujarku lembut.
Ness tersenyum hangat menyambut kalimatku.
******
Bayangan tentang kisah pertemanan itu menghangat kembali. Ness, sekondan Englishku, dulu aku suka berlatih English with her sembari berguyon ria. Kamu sangat menyenangkan, mampu mengajakku menelusuri kedekatan yang mengesankan, keterusterangan, apa adanya, dan selalu membuatku menafsirkan senyum kamu dengan beragam tanda baca, apakah koma, apakah tanda seru atau tanda tanya bahkan hanya sebuah titik.

Ketika kamu berangkat, pamitan, kuantar sampai bandara, kamu berikan kecupan hangat di pipiku, duh semuanya menjelaskan kembali cerita itu, kisah itu sampai aku bertanya dalam hati, apakah ini sebuah nilai pertemanan atau kedekatan yang tanpa jarak itu.

Kini kamu muncul surprise dengan sebuah kartu undangan, aku terkesima, begitu mempesonanya kamu dengan pakaian sopan khas melayu itu, lebih dari yang kuduga penampilan kamu Ness. Ternyata masih ada sambungan silaturrahmi yang dijelmakan dalam perjumpaan ini. Dan kita pun berjalan sesaat mengisi sore.
******




No comments: