Friday, April 13, 2007

Telomoyo


Bermain dengan kelok
Beradu dengan tanjakan pinus
Memacu adrenalin ketinggian pass
Mengantarkan selimut kabut
Di puncak view yang menawan itu

Betapa
Inilah yang aku suka
Bermandi kabut serasa di awang
Memandang seluas mata memandang

Aku bisa jelajah sudut pandang sinar mataku
Aku bisa antarkan teriakan bersama bayu
Aku bisa kirimkan setangkai kembang untukmu
Aku bisa titipkan salamku pada anggrek bulanku
Aku bisa goreskan alinea tanpa judul
Aku bisa renungkan kewibawaanMu
Aku bisa kerdilkan eksistensiku
Aku bisa yakinkan kemahaanMu
Aku bisa kalahkan egoku
Aku bisa rajut asaku yang tercecer di jalan

Betapa
Inilah yang aku peluk sejak lama
Menarikan hati bersama kehijauan puncak
Menjanjikan hati bersama langkah lapang dada

(Tuhan, ketika bacaanku tentang kekalahan memasuki bab epilog, ada yang menggariskan kembali bahwa perjalanan adalah cerita tentang perhelatan yang menguji nafas keyakinan untuk tetap menatap biru langitMu yang transedental itu. Tuhan, maafkan aku karena kurikulum itu tidak mampu kucerna dengan sempurna. Tuhan, yakinkanlah aku bahwa sekolahMu sesungguhnya adalah kenaikan tanggung jawab yang sekaligus menjadi rahasiaMu, bahwa boleh jadi rahasia itu belum Engkau ceritakan di hari ini).

(Makasih banget to Ym atas upaya lobbynya itu, setidaknya ada upaya untuk mengganti meja menjadi pembangkit semangat, semoga Allah mengabulkannya).
*****

No comments: